KeBuddhaan Dalam Tubuh Sekarang Ditinjau Dari Kacamata Esoteris

Majalah dharma talk edisi Mei 2008 telah terbit dalam versi electronic dan dapat di baca dan download selengkapnya di : https://www.shenlun.org/dharma-talk/2008/mei/

Berikut ini salah satu artikel yang berjudul KeBuddhaan Dalam Tubuh Sekarang Ditinjau Dari Kacamata Esoteris dari Majalah dharma talk edisi Mei 2008

Di dalam ajaran agama Buddha Tantrayana, istilah tentang pencapaian keBuddhaan dalam tubuh sekarang menunjuk pada pencapaian keBuddhaan secara mendadak dalam tubuh yang saat ini sedang melewati kehidupannya di alam manusia, tanpa harus melewati alam bardo, juga tanpa bersandarkan pada bimbingan roh di dalam alam bardo.

KeBuddhaan lewat alam bardo akan terjadi bila seseorang tidak dapat mencapai keBuddhaannya selama masih hidup. Setelah seseorang tersebut meninggal dunia dan rohnya meninggalkan tubuhnya lalu memasuki alam bardo, dan berjumpa dengan Amitabha Buddha yang membimbingnya ke alam Sukhavati. Lalu di alam Sukhavati dia meneruskan latihannya dan menjadi berpengetahuan, sampai dia memenuhi persyaratan-persyaratan untuk menjadi seorang Buddha, maka ini disebut sebagai pencapaian keBuddhaan lewat alam bardo.

Untuk mencapai keBuddhaan dalam Tubuh sekarang, seseorang harus belajar dan berlatih dalam dunia ini apa yang harus dia pelajari di alam Sukhavati. Cara yang diajarkan di alam Sukhavati untuk mencapai keBuddhaan harus dilatih di kehidupannya saat ini. Setelah mengambil bimbingan kelas di alam manusia ini, dia bisa langsung naik ke alam Amitabha Buddha di Sukhavati. Meskipun Amitabha Buddha, Avalokitesvara Bodhisattva dan Mahasthamaprapta Bodhisattva tidak datang menjemput saat seseorang tersebut meninggal, dia sudah tahu arah jalannya mencapai Sukhavati. Inilah yang dimaksud dengan pencapaian keBuddhaan dalam Tubuh sekarang.

Bila Amitabha Buddha, Avalokitesvara Bodhisattva dan Mahasthamaprapta Bodhisattva datang untuk menjemput seseorang ke alam Sukhavati, maka itu adalah kasus dari pencapaian keBuddhaan lewat alam bardo. Apabila Amitabha Buddha, Avalokitesvara Bodhisattva dan Mahasthamaprapta Bodhisattva tidak datang menjemput seseorang tersebut ke alam Sukhavati, tetapi orang tersebut mampu sampai di alam Sukhavati dengan kekuatannya sendiri, maka itu adalah kasus dari pencapaian keBuddhaan dalam Tubuh sekarang. Karena sewaktu kita sudah mampu berdiam di dalam sifat Buddha, maka kita sendiri juga bisa segera sampai di alam Buddha atau Sukhavati atau alam Tertinggi lainnya, Negeri Sinar Abadi dan sebagainya dengan kekuatan sendiri. Ini adalah keBuddhaan dalam Tubuh sekarang.

Di dalam Tantrayana, yang paling diutamakan adalah pikiran yang terkonsentrasi, dimana pikiran yang paling penting adalah “Saya dan Yidam Buddha adalah satu dan sama” (tentunya selain penjapaan mantera dan pembentukan mudra).

Diakui, memang banyak sadhaka yang meragukan bahwa mereka adalah Buddha. Bagi mereka, jarak antara Buddha dan manusia sangat besar dan berbeda jauh. Karena pertama, Buddha adalah seorang insan yang telah mencapai pencerahan dan maha mengetahui dan mampu berdiam stabil dimanapun Beliau berada, sedangkan manusia adalah seorang insan yang tidak memiliki kebijaksanaan yang sempurna, tidak stabil dan belum tercerahkan.

Namun harap diingat, bahwa dalam setiap latihan bersadhana mulai dari Sadhana Catur Prayoga sampai Sadhana Vajra Dharma Yoga, aliran esoteris Tantrayana selalu menganjurkan bahwa setiap sadhaka harus selalu memvisualisasikan Yidam Buddha mereka, karena pada dasarnya, setiap insan di dunia ini memiliki sifat dan benih keBuddhaannya masing-masing (biasa disebut sebagai Calon Buddha). Ajaran agama Buddha Tantrayana memiliki banyak kandungan rahasia kegaibannya terkait dengan masalah olah batin yang bisa dicapai oleh seorang insan manusia
secara maksimal, salah satunya adalah “Aku adalah Buddha”. Ini memang memerlukan latihan visualisasi dan pemahaman yang mendalam.

Kedua, tidaklah mudah untuk memvisualisasikan Buddha sewaktu kita tidak sedang berlatih secara formal. Kita tidak memiliki kewibawaan sebagai seorang Buddha saat kita makan atau buang air besar ataupun hal-hal umum lainnya. Tidak banyak sadhaka yang mampu memvisualisasikan seorang Buddha sedang duduk di atas toilet. Dianggapnya, visualisasi seperti itu adalah sangat tidak sopan, dan saat tersebut bukanlah saat yang tepat untuk melakukan visualisasi. Tetapi sebenarnya, kita dapat memvisualisasikan bahwa kita sedang duduk diatas bunga teratai dan sedang melakukan postur samadhi teratai penuh saat kita sedang duduk atau jongkok diatas toilet. Dan kita harus memvisualisasikan bumi terbelah saat apa yang sedang kita “buang” berjatuhan, lalu roh-roh dari seluruh alam samsara (binatang, hantu, penghuni neraka ataupun setan kelaparan) berdatangan untuk memakan kotoran tersebut.

Wangi dan bau adalah satu dan sama. Ubahlah apa yang kita “buang” menjadi banyak dan memenuhi alam semesta. Ini adalah salah satu cara memberikan persembahan kepada mahkluk-mahkluk yang berada di alam yang lebih rendah. Apa yang kita “buang” sebenarnya sangat dibutuhkan oleh mahkluk-mahkluk tingkat rendah di alam lain. Jadi kita harus bervisualisasi bahwa kita adalah seorang Buddha dan apa yang kita “buang” sebenarnya memiliki manfaat bagi para insan lainnya.

Jadi, karena hal-hal diataslah keBuddhaan dalam Tubuh sekarang dapat dicapai lewat banyak latihan, khususnya dalam tingkat Anuttara Tantra dan Maha Dzogchen yang memungkinkan seseorang untuk berdiam secara langsung di dalam sifat pikiran yang murni dan cemerlang.

*M.V.A = Maha Vajra Acharya

Dalam majalah dharma talk ini berisi penjelasan mengenai:

  • * Maupun Sukhavatiloka Barat merupakan sebuah terminal pertengahan, tapi untuk terlahir ke Sukhavatiloka Barat juga tidak mudah. Seseorang harus memiliki berkah dan pahala.
  • * Curahan hati seorang siswa ketika di penjara. Rasa takjub dan beruntung ketika di tangkap.
  • * Kebuddhaan di tinjau dari kacamata Esoteris, dimana aliran Tantra mengutamakan pikiran yang terkonsentrasi dan pada dasarnya setiap insan di dunia ini memiliki sifat dan benih keBuddhaannya masing- masing.
  • * Dalam Buddhisme dikenal dengan metode Lima Jalan Dharma yang terdiri dari : Jalan sekular Manusia (dengan mematuhi Pancasila Buddhis yang merupakan yang paling dasar); Jalan Dewata (melakukan Dasa Kusala Karma dan menjahui Dasa Akusala, jalan manusia dan dewata ini masih mengalami kelahiran kembali di enam alam kehidupan); Jalan Sravaka (melatih Emapt Kesunyataan Mulia serta memahami 12 hukum sebab akibat); Jalan Bodhisattva (melaksanakan Sad Paramita, yang dilanjutkan dengan mengembangkan Bodhicitta); Jalan keBuddhaan ( penekanannya pada intisari yang paling mendasar sehingga mencapai penerangan sempurna)
  • * Sebelum kita beralih ke empat hal penting dalam berlatih Esoteris kita harus megingat tentnag sejarah Tantra yang panjang dan menekankan pada praktek atau latihan. Hal penting itu antara lain memiliki keyakinan penuh yang tidak tergoyahkan, kumpulan pengalaman dalam berlatih, mengetahui tingkat pencapaian bhavana diri sendiri, dan yang terakhir selalu mengingat ketiga hal di atas.
  • * Penyebab kegagalan utama dalam berlatih esoteris adalah tidak memiliki keyakinan penuh, bersikap dan berpikir ragu – ragu, tidak mengikuti urutan latihan, dan tidak membuat Sumpah Bodhi.
  • * Apa sebenarnya “Mara” itu? Sebenarnya mara adalah insan yang tidak mempunyai sifat diri, penuh ilusi dan merupakan Bodhisattva tingakt tinggi yang datang untuk menguji sesama insan sebelum mencapai pencerahan sebagai seorang Buddha. Mara dalam pemahaman esoteris ada empat jenis.
  • * Apa sebabnya seseorang dapat kehilangan keyakinan? Point pertama ada pada keserakahan, kedua adalah cinta dan benci, ketiga adalah tidak memiliki kebijaksanaan yang jelas, dan yang terakhir adalah emosional. Seperti apa pengertian dari yang Mahaguru jelaskan, apa itu yang di sebut cinta dan benci serta emosional seperti apa yang membuat kita menjadi kehilangan keyakinan?

Bagi temen temen sedharma yang ingin mendapatkan hard copy majalah dharma talk dapat mengisi formulir berlangganan majalah dharma talk yang dapat di https://www.shenlun.org/dharma-talk

Bagi temen temen sedharma yang berminat menjadi donatur dharma talk , dapat  mengisi formulir donatur dharma talk yang dapat di peroleh di sini dan mengirimkan kembali ke redaksi Dharma Talk melalui email, post atau fax vihara.

Majalah Dharma talk juga menerima :

  • Pemasangan kolum sutra atau mantra -Untuk informasi lebih lanjut mengenai setting, ukuran, tipe kolom mantra dan sutra dapat menghubungi redaksi melalui email di [email protected] atau [email protected] untuk keterangan lebih lanjut
  • Pemasangan iklan. Iklan yang terpasang di dalam Majalah Talk akan di baca dan di lihat hampir semua umat zhen fo zong dan orang yang berjodoh di seluruh Indonesia, karena majalah ini di bagi bagikan ke berbagai wilayah indonesia dan beberapa kota di negara Malaysia.

Selain dari beberapa cara yang telah di jelaskan di atas, Majalah dharma talk juga membuka cara lain bagi temen temen yang berminat untuk membantu upaya redaksi melakukan penyampaian dharma dengan:

  • Berpartisipasi dalam tim Dharma Talk
  • Mengirimkan cerita pengalaman kontak batin yang di alami
  • Mengirimkan cerita yang mengandung Dharma yang berkesan
  • Mengirimkan Foto/Gambar unik yang berhubungan dengan Budha Dharma

Redaksi Majalah Dharma Talk
Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya (聖輪雷藏寺)
Jalan sayangan Lrg. Rumah Kuning Lama No. 619 Palembang
Telp. (0711) 350 798 Fax. (0711) 320 124
Email: [email protected]
Website: https://www.shenlun.org
Blog : http://blog.shenlun.org
Facebook: www.facebook.com/VVBS.Palembang
Youtube: http://www.youtube.com/j1ngen

Leave a comment

Your comment