Liputan dan Dokumentasi Upacara Api Homa Pemberkahan Jambala Kuning

Temen – temen,
berikut ini adalah dokumentasi Upacara Api Homa Pemberkahan Jambala Kuning

Berikut Liputannya

Pada hari Minggu, tanggal 19 September 2010, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan Upacara Api Homa Pemberkahan Jambala Kuning Bodhisattva. Upacara ini dipimpin oleh Vajra Acarya Lian Yuan, didampingi oleh para Bhikkhu Lhama, dan Pandita Lokapalasraya.

Upacara api homa pemberkahan Jambala Kuning ini diselenggarakan sekaligus meresmikan dan memberi pemberkahan kepada semua umat yang telah mendaftarkan namanya di altar 5 jambala.

Upacara berlangsung pada pukul 16.00 sore. Dihadiri oleh kurang lebih ada 200 umat. Semua umat Tantrayana pasti mengenal Jambala Kuning (Huang Cai Shen). Jambala Kuning sangat berhubungan erat dengan rezeki, karena Beliau terkenal paling kaya dan makmur di langit. Karena itu jika ingin memohon rezeki, jangan sampai terlewatkan untuk mengikuti Upacara Api homa Jambala Kuning atau Sadhana Jambala Kuning.

Menurut Maha Guru Lian Sheng, rahasia sadhana Jambala Kuning adalah “Berbuat amal”. Pertama-tama kita harus terlebih dahulu memahami makna dari perkataan “Amal”. “Beramal” berarti melimpahkan dana paramita demi semua makhluk hidup lain, untuk itu terdapat tiga cara beramal :

  • Berniat memuliakan ajaran Buddha
  • Melimpahkan Dharma kepada orang banyak
  • Mempersembahkan dana paramita demi Buddha Dharma
  • Untuk mengamalkan ajaran-ajaran dan Sadhana Jambala Kuning, utamanya adalah memiliki keyakinan yang tinggi, semangat kualitas dalam melaksanakan dan berbuat amal. Terlebih-lebih bagi mereka yang kemampuan ekonominya sangat kurang, melaksanakan tiga macam amal itu adalah sangat penting.

    Cara Bervisualisasi Jambala Kuning adalah “di tengah kepulan asap dari tiga batang dupa yang disembahkan, muncul cakra Chandra, dan ditengahnya tampak bijaksara CEN berwarna kuning, dan memancarkan cahaya kuning. Bijaksara berputar dan muncul Jambala Kuning dengan mengenakan berbagai ratna permata, dengan sikap duduk setengah bersila, tampak berwibawa. Kemudian, jempol kaki kanan Jambala membengkak dan amat sakit. Sadhaka memanjatkan mantra “Om A Hum Suo Ha” (3x) untk memohon kehadiran Panca Dhyana Buddha. Bervisualisasi Panca Dhyana Buddha berada di atas Jambala dan masing – masing memancarkan lima berkas cahaya memberi adhistana kepada Jambala. Sementara sadhaka membacakan mantra Abiseka “Om Hum Zhen Sha Ya” (3x). Berkat adhistana dari Panca Dhyana Buddha, maka rasa sakit yang di derita Jambala segera meredan dan jambala pun menampakkan senyum. Dan melalui mulut Ratna Prawarsa Mana Nakula, Jambala berkenan melimpahkan berkah sesuai kehendak sadhaka.
    Mantranya yaitu “嗡。 針巴拉。查冷查那耶。梭哈” (Om. zhen ba la. cha leng cha na ye. suo ha.)

    Setelah upacara selesai, Acarya menyampaikan dharmadesana. Inti dari ceramah beliau adalah, Beliau bercerita tentang pengalaman beliau waktu mengikuti Upacara Maha Guru yang di selenggarakan di Amerika Serikat bulan September 2010.

    Beliau juga mengatakan bahwa ketika melaksanakan puja api homa, api di dalam tungku homa harus tetap di jaga agar tetap menyala, selain itu Maha Guru pernah mengatakan bahwa Api tidak boleh tercampur dengan asap, baik asap hitam maupun putih. Api juga harus dijaga agar tetap besar dan tidak kecil. Karena itu melambangkan hal yang tidak baik.

    Acarya juga menjelaskan bahwa Jambala Kuning sebenarnya adalah perwujudan dari Maha raja Vaisravana “北方多聞天王” (bei fang duo wen tian wang). Dan Maha raja Vaisravana sendiri adalah salah satu dari “Catur Lokapala Maha Raja” yang berada di langit bagian utara memiliki nama lain sebagai Maha Raja Bahu-sruta yang juga adalah Prabha Vidya Dharmapala dan juga seorang Maha Dewata penuh welas-kasih yang selalu memberikan perlindungan dan berkah kesejahteraan kepada para makhluk hidup dengan Yaksa dan Raksasa sebagai pelayannya. Pada umumnya Maha raja Vaisravana tampil dalam wujud tangan kiri yang menopang sebuah Ratna Setupa yang di dalamnya terdapat berbagai macam benda – benda mustika berharga dikarenakan karena Jambala Kuning adalah salah satu perwujudan dari Maha Raja Bahu-sruta, maka di tradisi Tantra Tibet, Ratna Stupa itu berwujud Tikus Sakti yang dapat memuntahkan berbagai macam benda-benda mustika berharga. Akan tetapi semua ini hanyalah simbol-simbol perwujudan saja. Orang yang melakukan sadhana Jambala Kuning tersebut cepat mencapai Yoga dan mendapat berkah keuntungan, cita – cita tercapaikan.

    Untuk melakukan sadhana Jambala Kuning, terlebih dahulu harus mengangkat (bersarana) Maha Guru Lian Sheng sebagai guru. Jika tidak, sadhana ini tidak akan berhasil, karena di dalam aliran Tantrayana, untuk melakukan sadhana apapun harus memiliki guru Spiritual.
    Bila kita melatih dan melaksanakan ajaran-ajaran Zhen Fo Zong sesuai dengan yang diajarkan oleh Maha Guru, maka kita bukan saja akan memperoleh berkah harta kekayaan yang berlimpah, tetapi juga akan membawa kita hidup sejahtera dan beramal tinggi.

    Selesai menyampaikan ceramah-Nya, Vajra Acarya Lian Yuan mewakili Maha Guru untuk memberikan Abhiseka Pemberkahan Jambala Kuning Bodhisattva.
    Upacara Api Homa Pemberkahan Jambala Kuning Bodhisattva berjalan dengan sukses dan sempurna berkat pancaran Cahaya Adhistana dari Maha Guru dan Para Buddha Bodhisattva.

    Terima kasih kepada seluruh umat yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam upacara ini.

    Semoga Maha Guru selalu sehat dan memutar roda dharma.

    Om Mani Padme Hum.

    Leave a comment

    Your comment