Liputan dan Dokumentasi Upacara Api Homa Usnishavijaya Bhagawati

Temen – temen, berikut ini adalah dokumentasi Upacara Api Homa Usnishavijaya Bhagawati

Kamis, 25 November 2010 Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan Upacara Api Homa Pemberkahan Usnishavijaya Bhagawati (南摩尊勝佛母息災,祈福護摩火供大法會). Upacara ini dipimpin oleh Vajra Acarya Lian Yuan(釋蓮元金剛上師主壇), didampingi oleh Bhikkhu Lhama (眾法師護壇). Semua umat sangat antusias dan hadir mengikuti upacara Api Homa Usnishavijaya walau hujan membasahi kota palembang dari siang hingga upacara akan di mulai. Sebelum upacara dimulai terlihat banyak umat mengisi kayu homa dan menulis nama keluarga mereka untuk didaftarkan di Upacara Api Homa Pemberkahan Usnishavijaya Bhagawati ini.

Sebelum masuk ke cara bervisualisasi kita pertama – tama membentuk mudranya dengan cara : kedua jempol tangan menyentuh telunjuk membentuk lingkaran dan beranjali. Gambar bentuk mudra dapat di lihat bagian kanan bawah.Kemudian cara Bervisualisasi Usnishavijaya Bhagawati “Bervisualisasi di atas lautan yang luas tanpa awan muncul sebuah cakra candra hingga di angkasa, di dalam cakra candra terdapat Benih Aksara Pu Rom (aksara Pu Rom dapat dilihat di gambar di bawah ini, aksara tersebut terletak di tengah) yang memancarkan cahaya putih. Visualisasi benih aksara Pu Rom yang ada di dalam cakra candra berubah menjadi Vajra Doerje berbentuk salib, dan di tengah – tengah Vajra Doerje terdapat benih Aksara Pu Rom.  Dari aksara Pu Rom memancarkan sinar mentinari pelaksana dan di angkasa muncul Usnishavijaya Buddha Locani. Usnishavijaya Buddha Locani memiliki tiga wajah dan delapan lengan, setiap wajah memiliki tiga buah mata. Wajah bagian tengah berwarna putih penuh dengan keanggunan dan ketenagan sebagai Usnishavijaya Buddha Locani, wajah sebelah kanan berwarna kuning keemasan dengan senyum gembira, sebagai manifestasi dari Avalokitesvara Bodhisattva, wajah sebelah kiri berwarna biru dengan penuh murka dan amarah sebagai manifestasi dari Vajra Pani Bodhisattva. Usnishavijaya Buddha Locani tubuhNya bersih berwarna putih bagaikan seseorang gadis duduk di atas cakra candra dengan perhiasan – perhiasan, berjubah Surgawai, bermahkota indah serta penuh dengan kenggunan dan welas asih memancarkan cahaya putih yang terang benderang yang tanpa batas. Usnishavijaya Buddha Locani dengan delapan lengan masing – masing memegang alat sebagai berikut : Tangan kanan pertama memegang Vajra Doerje terletak di depan dada, tangan kedua menopang Amitabha Buddha yang duduk di atas Singgasana, tangan ketiga memegang anak panah, tangan keempat diletakkan di depan kaki kanan. Tangan kiri pertama mengepal memegang pita, tangan kiri kedua membentuk Abaya Mudra, tangan ketiga memegang busur, tangan keempat dengan Mudra Samadhi menopang pot air kehidupan. Kemudian visualisasi di sebelah Timur terdapat Acalanatha, tangan kanan memegang pedang pusaka. Di sebelah Selatan terdapat Raja-raja dengan tangan kanan memegang besi pengail. Di sebelah Barat terdapat Ce Pang Ming Wang, tangan kanan memegang pukulan berwarna biru. Disebelah Utara terdapat Mahabala Vidya Raja, tangan kanan memegang Vajra Doerje. Keempat Vidya Raja tersebut bertubuh biru, tangan kiriNya membentuk kepalan amarah, alis mata berkobaran api, bergigi besar menunjukkan amarah, mengenakkan pakaian berkulit macan dengan mahkota ular duduk diatas cakra surya. Dengan sinar prajna yang menyala, kaki kanan menekuk dan kaki kiri menjulur keluar, melindungi di sekeliling Usnishavijaya Buddha Locani. Pada saat itu bervisualisasi Usnishavijaya Buddha Locani memancarkan sinar memberkati pelaksana, dalam sekejap pelaksana berubah menjadi Usnishavijaya Buddha Locani.” Mantra dari Usnishavijaya Bhagawati (尊勝佛母) yaitu “嗡。普隆。梭哈嗡。阿彌答。阿俞拉。達爹。梭哈”(Om Brum Suo ha. Om A mi ta. A yi la. Ta te. Suo ha)

Setelah upacara selesai, Vajra Acarya menyampaikan dharmadesana kepada umat yang hadir. Beliau menceritakan sejarah dari Usnishavijaya Bhagawati bahwa pagodanya dapat meredam 4 bencana yakni : air, angin, api, dan bumi. Terbukti di taiwan sekitar 10 tahun yang lalu pada tanggal 11 bulan 9 di Lei Zhang Shi, ketika disana terkena gempa bumi, hanya bangunan Lei Zhang Shi yang masih berdiri dengan kokoh. Karena saat itu terjadi ada seorang Bhiksu yang sedang berdoa mengelilingi pagoda itu. Mukjizat dari Usnishavijaya Bhagawati sangat luar biasa. Anda dapat mengelilingi pagoda tersebut sebanyak 7 kali sambil membaca mantranya. Dalam pagoda yang terdapat di Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya ada terdapat kitab suci, abu homa, dan rupang Usnishavijaya Bhagawati. Pagoda ada tulisan sansekerta, dan itu tidak bisa di ubah. Karena pagoda mewakili semua Buddha, maka apabila kita mengelilingi pagoda akan sangat baik. Berawal kisahnya di Tiongkok, 1000 tahun setelah Buddha wafat, Buddha sebelum wafat pernah berpesan bahwa setelah wafat 1000 tahun maka Buddha Dharma pasti akan kacau, kabur, dan tidak tahu lagi dengan Buddha Dharma.

Saat zaman dinasti Thang agama Buddha sangat terkenal, dan saat itu ada satu orang asal india yang sangat saleh, dan taat dengan agama Buddha dan selalu sembanyang, karena tahu di India Buddha Dharma sudah tidak ada, orang india itu pergi ke Tiongkok dengan berjalan kaki selama tiga setengah tahun untuk sampai di bawah gunung wu tai san yang terdapat di Tiongkok. Setelah itu orang India yang kita kenal dengan nama Buddha Pali ini bersujud dan menangis menyatakan pertobatan dan berkata “Namo Usnishavijaya Bhagawati saya sangat menyesal lahir di zaman Buddha Dharma telah hancur. Kisahnya mirip dengan orang brahma yang meramal Sakyamuni saat lahir yang berkata sambil menangis “kelak anak ini akan menjadi Buddha atau raja yang hebat, tapi sayang saat itu terjadi saya tidak berada di sini lagi.”

Karena Usnishavijaya Bhagawati mendengarnya, Usnishavijaya Bhagawati menjelma menjadi orang tua dan bertemu dengannya sambil berkata kepada Buddha Pali, “hai anak muda, bila engkau berkesempatan bertemu dengan Usnishavijaya Bhagawati, apa yang akan kau persembahkan kepada Usnishavijaya Bhagawati nanti?” karena Buddha Pali tidak tahu dan menanyakan kepada orang tua itu apa yang pantas ia berikan maka Usnishavijaya Bhagawati yang menjelma menjadi orang tua tadi berkata “sebaiknya kau pulang ke India dan datang lagi ke Tiongkok dengan membawa 1 kitab suci. Maka saya akan memberitahu dimana Usnishavijaya Bhagawati berada. Sekarang di Tiongkok Buddha Dharma sudah hancur, maka kamu membawa buku itu dan sebarkan kepada orang banyak. Maka itulah persembahan terbesar.” Maka orang India itu pulang ke India dan 7 tahun kemudian baru sampai lagi di Tiongkok.

Akhirnya ia bertemu Raja Tiongkok dan menceritakan kepada Raja untuk di di bawa ke Tiongkok karena Tiongkok Buddha Dharma sudah pudar. Karena saat itu ada peraturan bahwa semua kitab suci yang masuk ke Tiongkok harus di terjemahkan ke dalam bahasa Mandarin. Dan yang boleh menterjemahkannya hanyalah orang istana. Ketika orang istana memeriksanya, ternyata kitab suci ini sangat lah bagus. Maka raja mempersembahkan kepada Buddha Pali 250 meter kain sutra. Kenapa meminta Buddha Pali untuk membawanya? Karena dulu saat India membabarkan ajaran agama Buddha, mereka masih menyimpan banyak rahasia dan tidak mau membawa kitab tersebut ke Tiongkok sebab takut Tiongkok jadi hebat. Ternyata memang benar Tiongkok menjadi hebat dan India tidak ada lagi Buddha Dharma. Setelah 3 tahun dan sudah di terjemahkan ke dalam bahasa mandarin, raja tidak menyebarkannya. Maka Buddha Pali kembali lagi dan meminta Raja untuk menyebarkannya, tapi raja menjawab tidak mau. Karena ini adalah Fa yang sangat besar dan rahasia dan tidak boleh di persembahkan.

Kemudian Buddha Pali menangis dan bersujud di depan sang raja. Raja berkata “sudahlah jangan bersujud, saya kembalikan lagi kitab ini.” Setelah itu Buddha Pali berkelilingke Tiongkok meminta orang untuk menterjemahkannya, tapi tidak ada yang bisa. Suatu hari ia bertemu dengan Bhiksu Tong Sang Cong, ketika Tong Sang Cong membaca kitab ini dan mempelajarinya Tong Sang Cong mengambil sebuah keputusan, bahwa semua yang terjemahkan dalam Bahasa Mandarin tidak tepat.

Maka dari itu tidak di terjemahkan dalam bahasa mandain dan tetap menggunakan bahasa sansekerta. Arti kitab suci itu adalah semua bersih. Maka dari itu bila membacanya kita dapat menghilangkan penyakit, mendatangkan rezeki, menghilangkan bencana apa saja. Pagodanya memiliki delapan dewa, para naga, dan semuanya. Di atas pagoda melambangkan 5 unsur, ada lambang sakyamuni, di bawahnya ada tataghata usnisha. Vajra Acara juga menceritakan secara sekilas tentang wujud Usnishavijaya Bhagawati. Yang berlengan delapan dan memiliki 3 muka.

Selesai menyampaikan ceramah-Nya, Vajra Acarya Lian Yuan mewakili Maha Guru untuk memberikan Abhiseka Pemberkahan Usnishavijaya Bhagawati. Upacara Api Homa Pemberkahan Usnishavijaya Bhagawati berjalan dengan sukses dan sempurna berkat pancaran Cahaya Adhistana dari Maha Guru dan Para Buddha Bodhisattva.

Terima kasih kepada seluruh umat yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam upacara ini. Semoga Maha Guru selalu sehat dan memutar roda dharma.
Om Mani Padme Hum.

Comments (1)

Vihara Vajra Bhumi SriwijayaDecember 6th, 2010 at 2:31 pm

@ all : terima kasih sudah like link ini _/_

Leave a comment

Your comment