Liputan dan Dokumentasi Upacara Mandi Rupang 17 Mei 2011

Temen – temen,
berikut ini adalah dokumentasi Upacara Mandi Rupang 17 Mei 2011

Liputannya adalah sebagai berikut

Selasa 17 Mei 2011, bertepatan dengan hari Trisuci Waisak, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan Upacara Mandi Rupang sekaligus menyambut detik – detik Waisak. Upacara ini dipimpin oleh Vajra Acarya Lian Yuan dan di damping oleh para Bhikkhu Lhama.

Detik waisak tahun ini jatuh pada pukul 18.08 WIB, maka upacara ini di mulai pada pukul 17.00 WIB. Ratusan umat telah memadati ruangan. Upacara ini dihadiri oleh Penasehat Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya Bapak Hermanto Wijaya, Ketua WALUBI Sumatera Selatan Bapak Kianto Halim beserta pengurus WALUBI lainnya, dan beberapa reporter serta wartawan dari media cetak dan media elektronik juga hadir untuk meliput upacara ini.

Lagu “Pendupaan” mengiringi Vajra Acarya Lian Yuan saat mempersembahkan dupa kepada para Buddha Bodhisattva, Dharmapala serta makhluk suci lainnya. Upacara dimulai dengan pelafalan mantra pembersihan hingga mantra Padmakumara untuk memohon silsilah kepada Mahaguru. Kemudian bervisualisasi Sakyamuni Buddha dan melafalkan mantra Sakyamuni Buddha yang panjang yaitu “南無囉旦那室詰尼。旦他哦多也。阿囉喝帝。三藐訖。三沒馱也。旦寧他。嗡。囉旦尼。囉旦尼。蘇囉旦尼。囉旦奴那。婆味摩賀。囉旦那。枳囉尼。囉旦那。三婆味。梭哈。Na mo la dan na shi ji ni. Dan ta e duo ye. A la he di. San miao qi. san mo tuo ye. Dan ning ta. om. La dan ni. La dan ni. su la dan ni. La dan nu na. po wei mo he. la dan na. Ji La ni. la dan na. San po wei. Suo ha. “

Saat tepat pukul 18.08 WIB, langsung memasuki Samadhi. Kemudian bersama – sama melantunkan lagu “Malam Suci Waisak” dan “Kelahiran Buddha Gautama”.

Setelah upacara selesai, Vajra Acarya menyampaikan ceramah dharma secara singkat. Inti dari ceramah beliau adalah Bodhisattva Qing Jing Hui memohon kepada Buddha “Bagaimana cara untuk mendapatkan tubuh dan pikiran yang bersih?” Sang Buddha mengatakan bahwa pikiran yang bersih ada berbagai jenis, yang paling mudah yaitu dengan melakukan persembahan. Tetapi melakukan persembahan itu tidak seperti apa yang disebut seperti kita, melakukan persembahan itu harus dengan dasar yaitu dasar dari akar bodhicitta kita, dengan setulus hati tanpa ada pemikiran untuk mendapatkan sesuatu, tanpa mengharapkan kembalinya sesuatu yang kita lakukan. Itu adalah persembahan yang paling besar dan membersihkan tubuh yang paling besar. Semua makhluk akan mendapatkan pahala yang tidak terhingga dengan dasar dan akal dari Bodhicitta yaitu dengan membersihkan pikiran atau jasmani dengan membaca sutra, meditasi dan bernamaskara. Ini adalah sutra yang disebutkan oleh Sang Buddha ketika Sang Buddha masih hidup dan di sampaikan kepada Bodhisattva Qing Jing Hui. Semua perbuatan yang di lakukan tadi harus dilakukan dengan gembira, senang hati, ikhlas, dan tidak ada pikiran yang bermacam – macam.

Setelah itu Bodhisattva Qing Jing Hui bertanya lagi kepada Sang Buddha, “Persembahan apa yang paling baik?” Dijawab lah oleh Sang Buddha, “bunga, musik, lagu, atau persembahan payung, aksesoris, persembahan garu, minyak wangi, sabun, serta memuja nama Sang Buddha.”Kemudian Bodhisattva Qing Jing Hui bertanya kembali, “Sekarang Sang Buddha masih ada, tapi jika Guru telah tiada bagaimana?” Sang Buddha menjawab ketika Sang Buddha telah tiada, maka persembahan sarira lah yang paling besar. Memuja, mempersembahkan sarira. Bodhisattva Qing Jing Hui bertanya kembali “Mengapa demikian?” Sang Buddha menjawab, “Dharma adalah suatu jodoh, sedangkan bertemu dengan dharma adalah sebab. Jadi dharma adalah suatu akibat, dan mendengarkan dharma adalah sebab. Ada sebab baru ada akibat. Jadi anda ada mempunyai sebab jodoh bertemu dengan Buddha, maka akibatnya anda akan mendapatkan dharmanya Buddha.”

Setelah menyampaikan ceramah, kita semua bersama – sama melakukan prosesi Mandi Rupang dengan diiringi lantunan lagu

我今灌沐諸如來、淨智莊嚴功德海

wo jin guan mu zhu ru lai, jing zhi zhuang yan gong de hai

五濁眾生離塵垢、同證如來淨法身.

Wu zhuo zhong sheng li cen gou, tong zheng ru lai jing fa shen

Sambil menyanyikan lagu tersebut, Saat Memandikan Pratima Buddha, membaca Mantra Tri Aksara Vajra (Om Ah Hum), bervisualisasi air yang disiramkan ke Pratima Buddha itu membasuh diri sendiri, menyucikan segala Karmawarana.

Semoga segala sesuatu bisa berjalan dengan lancar, karma buruk terkirkis, selalu sehat, dll.

Upacara selesai dengan sukses dan sempurna berkat pancaran cahaya adhistana dari Mahaguru dan para Buddha Bodhisattva serta Dharmapala dan makhluk suci lainnya.

Terima kasih kepada seluruh teman – teman yang telah berpartisipasi dan mendukung suksesnya upacara ini. Semoga kita semua selalu diberkati oleh Mahaguru dan para Buddha Bodhisattva serta mendapat perlindungan dari Dharmapala dan makhluk suci lainnya.

Semoga Mahaguru selalu memutar roda dharma.

Om Mani Padme Hum.

Leave a comment

Your comment