Peraturan Sila Dari Satya Buddhagama

Peraturan Sila Dari Satya Buddhagama

Bagi para pengikut Satya Buddhagama, setelah menerima Abhiseka harus mentaati peraturan sila yang tertera dalam kertas doa, dengan demikian di dalam latihannya akan memperoleh perlindungan dari Dewa Naga dan Maha Mula Vajra Acharya serta memperoleh dukungan kekuatan.

Seandainya melanggar peraturan Sila dan melakukan karma buruk, maka akan ditinggalkan oleh para Buddha dan Bodhisattva, dengan demikian segala macam latihan tidak akan bermanfaat serta akan terjatuh ke dalam jalan yang sesat.

Seperti yang tertera dalam surat pendiksaan Catur Sarana : “Berdasarkan petunjuk dari para Buddha dengan sepenuh hati berlindung pada Buddha, mengenali guru yang bijaksana dan berlindung pada Maha Mula Vajra Acharya Lu Sheng Yen hingga akhir hidup untuk melaksanakan kebaikan serta sepanjang kehidupan mentaati Sila. Sepanjang hidup patuh pada negara, berbakti kepada kedua orang tua, menghormati guru dan para senior, selamanya taat melaksanakan. Semoga para Buddha dan Bodhisattva dapat membimbingnya.

Yang dimaksud dengan sepanjang kehidupan (selama hayat dikandung badan), selamanya melaksanakan Dharma dan mentaati Panca-Sila, berarti:
1. Tidak membunuh makhluk hidup
Dengan penuh welas asih tidak membunuh makhluk hidup serta aktif melepaskan satwa.
2. Tidak bermabuk – mabukkan
Tidak meminum bir (arak) sehingga mabuk, tidak karena minuman – minuman keras, sehingga merusak kepribadian.
3. Tidak berzinah
Selain hubungan suami istri, semua hubungan diluar ini digolongkan berzinah.
4. Tidak berbicara yang tidak benar.
Tidak berbohong, tidak memfinah dan tidak menyerang orang lain.
5. Tidak mencuri
Tidak mengambil yang bukan milik sendiri.

Baca kelanjutannya dan download di situs Vihara

Sumber:

  • Pokok – Pokok Ajaran Tantrayana Satya Buddha Indonesia, diterbitkan Majelis Agama Buddha Tantrayana Satya Buddha Indonesia.
  • Compilled by: VVBS web team

    Leave a comment

    Your comment