Tiga Unsur Dalam Karman Tantrayana

Majalah dharma talk edisi April 2011 telah terbit dalam versi electronic dan dapat di baca dan download selengkapnya di : https://www.shenlun.org/dharma-talk/2011/april/
Berikut ini salah satu artikel yang berjudul Tiga Unsur Dalam Karman Tantrayana dari Majalah dharma talk edisi April 2011

Hari ini saya akan membahas tentang 3 unsur dalam Karman Yoga Tantrayana.

Secara umum, Tantrayana dapat dibagi menjadi Dharma Duniawi dan Dharma Non-Duniawi. Dharma Non-Duniawi bertujuan menghentikan lingkaran tumimbal lahir. Sedangkan, Dharma Duniawi (yang juga disebut Karman Yoga) bertujuan untuk menolak malapetaka, menambah rejeki, mendapat kerukunan, dan menundukkan kejahatan.

Tiga unsur dalam Karman Yoga adalah :

  • 1. Yidam
  • 2. Sadhaka (Pelaksana Sadhana)
  • 3. Penerima Hasil Sadhana

  • Supaya ritual yang dilakukan berlangsung sukses, ketiga unsur diatas harus hadir dalam ritual.

    Saya sudah katakan beberapa hari yang lalu bahwa supaya ritual apapun menjadi efektif maka Yidam harus turun untuk memancarkan sinar. Kalau tidak, ritual itu hanya akan seperti acara musik opera, acara tanpa hasil. Sangat jelas dicantumkan dalam ajaran Tantrayana bahwa supaya segala jenis yoga bisa berhasil-para Buddha dan Bodhisattva yang tak terlihat harus memancarkan sinar untuk memberkati mereka yang berpartisipasi dalam ritual. Ini adalah hal penting yang harus dicamkan.

    Untuk mengundang Yidam (makhluk suci), kita dapat menggunakan banyak teknik.

    Pertama, Guru-guru leluhur telah mengajarkan kita untuk jelas dan terperinci dalam proses visualisasi. Misalnya, bila kita ingin mengundang Avalokitesvara Bodhisattva (Kwan Im), kita harus membayangkan kemunculannya di angkasa. Kemudian, kita membayangkan gaun suci yang dipakainya bergerak-gerak. Sewaktu beliau datang mendekat pada kita, kita dapat melihat gerakan bajunya, mendengar suara anting yang dipakainya. Kita harus berkonsentrasi pada visualisasi, mempunyai pikiran yang jelas, terutama sekali berdoa dengan tulus memohon kehadirannya. “Terperinci” dalam visualisasi dan gerakan gaun sucinya dapat dianggap sebagai ajaran tradisi yang paling sering diajarkan untuk proses pengundangan. Ingatlah untuk membayangkan gerakan kakinya sewaktu ia datang mendekati kita. Gerakannya tidaklah kaku.

    Saya akan memberitahu kalian sebuah cara rahasia lain yang saya gunakan.

    Sebelum memercikan air suci atau mengubah air menjadi makanan persembahan, saya selalu memvisualisasikan tangan kiri Avalokitesvara Bodhisattva memegang sebuah vas (botol) yang bersih, sedangkan tangan kanan-Nya memegang sebatang yang-liu. Sewaktu Ia menuangkan botol-Nya, air mengalir ke bawah ke botol yang saya pegang. Ini adalah cara saya bervisualisasi.

    Setiap pagi sewaktu saya melakukan ritual pemurnian dan persembahan amerta, saya melakukan proses visualisasi yang sama sebelum saya memercikan air dari botol saya.

    Supaya Avalokitesvara menjawab pengundangan saya, penting untuk bervisualisasi dengan jelas dan berkonsentrasi penuh.

    Juga, sewaktu pengundangan, kita harus tahu bagaimana menggunakan mudra Kait. Sewaktu Avalokitesvara muncul, ia berada di atas awan. Kita harus memvisualisasikan sebuah kaitan yang kita bentuk mulai membesar dan memanjang dan akhirnya mencapai awan. Kita kemudian memvisualisasikan kaitan ini menghentikan gerakan awan sehingga Avalokitesvara tak dapat pergi ke arah lain kecuali turun.

    Ada seorang siswa menyarankan supaya kita menggunakan kaitan itu untuk menarik awan dengan keras sehingga Avalokitesvara terjatuh dari awan. Saya rasa ini agak keterlaluan. Menghentikan gerakan awan sudah cukup. Adalah penting bagi kita untuk memvisualisasikan Yidam itu memancarkan sinar untuk memberkati kita.

    Kita harus membentuk mudra Yidam yang bersangkutan sewaktu kita meminta tolong kepada-Nya. Lebih baik lagi kalau kita tahu apa yang disebut “hati dari mudra hati” dari sang Yidam. Bila kita dapat menggerakan pikiran-Nya, Ia pasti turun. Itu sebabnya “hati dari mudra hati” dari para Buddha tidak dapat dibuka kepada umum – itu hanya akan diajarkan secara rahasia.

    Ada banyak ajaran lisan dan rahasia dalam Tantrayana. Bila saya membuka rahasia “hati dari mudra hati” kepada umum, para makhluk suci akan menjadi terlalu sibuk berlari kesana sini karena mereka harus turun untuk menjawab doa anda setiap kali anda menggunakan “hati dari mudra hati” Nya. Mereka akan kecewa bila anda mengundang mereka untuk hal-hal sepele seperti “mengapa kucing saya tidak mau makan?”

    Kita harus mengambil jalan tengah dalam hal ini.

    Saya telah menjelaskan kepada anda berbagai hal penting tentang Yidam yang merupakan unsur pertama dalam Karman Yoga Tantrayana.

    Om Mani Padme Hum.

    Dalam majalah dharma talk ini berisi penjelasan mengenai:

    • * Kata-kata bijak zaman dulu berkata, “Seorang pemuda haruslah waspada terhadap pikiran dan tindakannya. Dia harus menyadari untuk tidak terjebak pada jalan yang berlikuliku dan tidak melakukan tindakan tersembunyi. Dia harus menghindari tindakan negative dan tercelah dan tidak hormat pada orang tua. Dengan demikian, kapanpun pikirannya terbangkitkan dan melakukan tindakan apapun, dia akan selalu waspada seolah-olah sedang menghadapi situasi yang berbahaya dan sedang menginjak lapisan es yang tipis. Dia diam tetapi jujur : berhati-hati terhadap hidupnya yang terpencil dan dengan teguh memegang dasar moralitas.”
    • * Makna Rohani dari Topi- “Ketika, ada banyak macam bentuk topi. Ada topi pria, topi wanita, topi profesi. Para pelajar memakai topi pelajar, para prajurit memakai topi prajurit. Pria memakai topi pria, petani memakai topi petani. Yang penting disini adalah gayanya harus lengkap. Kalau gayanya lengkap, maka itu menjadi nyata dan asli. Bila petani memakai topi pelajar dan pelajar memakai topi prajurit, maka akan timbul kebingungan dan kekacauan. Kekacauan itu tidak alamiah dan keindahannya pun hilang. Kebenaran menjadi sirna. Ketika topi yang sesuai dengan ukuran, waktu, dan profesi dipakai, maka kemurnian dan kebenaran menjadi jelas dan nyata. Ini baru normal.”
    • * Berkah dan kegemukan.
    • * Ceramah Dharma Upacara Akbar Homa Bhagavati Prajnaparamita: Anicca, Anatman, Nirvana
    • * Apa itu namaskara? Yaitu sedang mematahkan kesombongan sendiri. Yang namanya “menghormati para Arya” dan “namaskara pada Buddha” berarti menganggap diri sendiri sangat rendah. Namaskara pada yang tertinggi, berarti menaklukkan kesombongan diri sendiri, inilah arti terbesar dari penghormatan — mematahkan kesombongan diri sendiri. Mengapa bisa ada kesombongan? Karena “ada aku”, baru ada kesombongan. Buddha sejati! Adalah “tiada aku”, arti kebenaran Buddha yang sejati adalah “tiada aku”.
    • * Penjelasan Sutra Zhen Fo Jing bagian IV
    • * Hu Juga Merupakan Bagian dari Buddhisme- Bila kita dapat memperoleh kekuatan Dharma dengan cara menjapa mantra atau menyebut nama Buddha, maka menulis nama para Buddha dan Bodhisattva serta makna rahasia mereka di kertas “Hu” juga akan membangkitkan semacam kekuatan Dharma. Hal paling penting yang harus dicamkan adalah bahwa kita harus memohon kehadiran Yidam kita. Untuk dapat menyalurkan semacam kekuatan Dharma ke sepotong kertas biasa, upaya ini harus didukung oleh sinar makhluk suci.
    • * “Di dunia ini, judi adalah satu satu sifat manusia, malah itu adalah sifat dan kebiasaan yang sangat dahsyat, bahkan sering terdengar ada sebagian orang kecanduan judi hingga ludes harta seluruh keluarga. Ada sebagian orang hanyut dalam judi, berjudi siang maupun malam, tidak hanya jiwa dan raga saja yang kelelahan, malah keuntungan yang didapatkan tidak dapat menutupi kerugiannya. Judi bisa mencabut nyawa, harta, dan keluarga. Sebaiknya lebih berhati-hati. Bagi mereka, kerugian apapun tidak penting, paling penting judi. Padahal dari 10 kali judi, kalah 9 kali, makanya jangan sampai kecanduan!”
    • * Dalam melatih dharma tantrayana, selain menggunakan vajra dan dorje masih ada satu yang sangat penting yaitu japamala. Didalam ajaran tantrayana penggunaan japamala sangatlah luar biasa karena harus sesuai dengan tata ritual, harus sesuai dengan dharma yang dilatih, juga masih ada warna japamala serta bahan pembuat japamala itu sendiri, hal ini ada sebabnya karena untuk sesuai dengan tata ritual dan untuk mencapai kontak yoga.
    • * Pikiran tanpa aksi sungguh halus dan sulit dicapai. Ini adalah tahap ke-Buddha-an yang sepenuhnya bebas leluasa dan tak tergoyahkan oleh berbagai peristiwa di sekeliling kita. Didalam Sutra Intan dikatakan “jangan melekat”, yang dimaksud adalah “tanpa pamrih.”
    • * Dalam edisi April 2011 ini ada liputan dharmadesana MahaGuru ketika datang ke Indonesia, di antaranya dharmadesana MahaGuru di Palembang mengenai Sadhana Melukis Mahamayuri; Sadhana Sapta Yoga Maha Dewi Yao Chi di Singkawang; dan Titik berat dalam sadhana Tantra di Semarang.
    • * Di artikel “Pengadilan Malam Dewa Kota” dalam sebuah buku Hati Teduh Seketika, mengisahkan Zheng Ke dihukum Kaisar Giok (Sakranam Dewa Indra) dengan paku langit. Sementara, Mahaguru Lu di dalam buku juga menyebutkan “Begitu titah Buddha turun, paku langit bisa dicabut,” Mahaguru sudah seorang Buddha, mengapa Mahaguru tidak dapat mencabutnya? Jika “Begitu titah Buddha turun, paku langit bisa dicabut!”, “mengapa Mahaguru masih harus bertanya pada Sang Buddha?” teman teman dapat mengetahui jawabannya dalam Majalah DharmaTalk edisi April 2011
    • * Penyeberangan arwah (ulambana) ialah mengandalkan kekuatan Tri Ratna (Buddha, Dharma, Sangha) membantu arwah-arwah menghilangkan karma buruk. Kita mengundang para arwah hadir dalam upacara Ulambana, lalu kita memberikan persembahan yang istimewa, membaca sutra untuk arwah, memohon pancaran sinar Buddha untuk menghilangkan karma buruk arwah tersebut.
    • * Pertobatan dan Aura
    • * Tiga Unsur Dalam Karman Tantrayana


    • Terima Kasih atas dukungan dan doanya.
      =====================================================================================================================

      Bagi temen temen sedharma yang ingin mendapatkan hard copy majalah dharma talk dapat mengisi formulir berlangganan majalah dharma talk yang dapat di https://www.shenlun.org/dharma-talk

      Bagi temen temen sedharma yang berminat menjadi donatur dharma talk , dapat  mengisi formulir donatur dharma talk yang dapat di peroleh di sini dan mengirimkan kembali ke redaksi Dharma Talk melalui email, post atau fax vihara.

      Majalah Dharma talk juga menerima :

      • Pemasangan kolum sutra atau mantra -Untuk informasi lebih lanjut mengenai setting, ukuran, tipe kolom mantra dan sutra dapat menghubungi redaksi melalui email di [email protected] atau [email protected] untuk keterangan lebih lanjut
      • Pemasangan iklan. Iklan yang terpasang di dalam Majalah Talk akan di baca dan di lihat hampir semua umat zhen fo zong dan orang yang berjodoh di seluruh Indonesia, karena majalah ini di bagi bagikan ke berbagai wilayah indonesia dan beberapa kota di negara Malaysia.

      Selain dari beberapa cara yang telah di jelaskan di atas, Majalah dharma talk juga membuka cara lain bagi temen temen yang berminat untuk membantu upaya redaksi melakukan penyampaian dharma dengan:

      • Berpartisipasi dalam tim Dharma Talk
      • Mengirimkan cerita pengalaman kontak batin yang di alami
      • Mengirimkan cerita yang mengandung Dharma yang berkesan
      • Mengirimkan Foto/Gambar unik yang berhubungan dengan Budha Dharma

      Redaksi Majalah Dharma Talk
      Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya (聖輪雷藏寺)
      Jalan sayangan Lrg. Rumah Kuning Lama No. 619 Palembang
      Telp. (0711) 350 798 Fax. (0711) 320 124
      Email: [email protected]
      Website: https://www.shenlun.org
      Blog : http://blog.shenlun.org
      Facebook: www.facebook.com/VVBS.Palembang
      Youtube: http://www.youtube.com/j1ngen

    Leave a comment

    Your comment