Hevajra Adalah Vajra Mahakaruna Sunya dan Prajna

Majalah dharma talk edisi Maret 2013 telah terbit dalam versi electronic dan dapat di baca dan download selengkapnya di : https://www.shenlun.org/dharma-talk/2013/maret/. Berikut ini salah satu artikel yang berjudul Hevajra Adalah Vajra Mahakaruna Sunya dan Prajna dari Majalah dharma talk edisi Maret 2013

Hevajra Adalah Vajra Mahakaruna Sunya dan Prajna

Sembah sujud pada Bhiksu Liaoming, Guru Sakya Dezhung, Gyalwa Karmapa ke-16, Guru Thubten Dhargye, sembah sujud adinata homa Vajra Tantraraja Mahakaruna Sunya dan Prajna, sembah sujud pada Triratna Mandala. Gurudhara, Para Acarya, Para Dharmacarya, Lama, ketua vihara, dan para umat se-Dharma, selamat siang semuanya.

Hari ini kita mengadakan homa Hevajra. Hari ini lanjut mengulas Hevajra, sudah sampai DIKTAT HEVAJRA halaman 15. Saya pribadi merasa, Hevajra muncul dalam wujud demikian, orang biasa sulit memahami. Seperti kita memang berkaki 2, bertangan 2, rupang pada umumnya bertangan 2, berkaki 2. Sampai akhirnya, Tantra pada periode belakangan, penyatuan dan penjelmaan dari Dewa Vajra Heruka menjadi bertangan banyak, berkaki banyak, bahkan berwajah banyak. Mengapa bisa demikian, orang biasa sulit memahami. Saya pribadi beranggapan demikian, setiap tangan, setiap kaki, dan setiap wajah dari Dewa Vajra memiliki arti simbolis, melambangkan Dharmabala-Nya.

Seperti kemunculan Hevajra, Ia berkaki 4, keempat kakinya menginjak 4 Mara, dua di antaranya adalah Mara Kematian dan Mara Kerisauan yang sangat penting, ini artinya, setelah Anda menekuni Hevajra, Mara Kematian pun ditaklukkan oleh Anda, Anda bisa terhindar dari kematian, kematian bisa diatasi. Anda menginjak Mara Kerisauan, artinya menyingkirkan Mara Kerisauan.

Keenambelas tangan Hevajra masing-masing memiliki Dharmabala-Nya, setiap tangan memegang tengkorak kepala, semua memiliki Dharmabala-Nya, juga bisa berarti penaklukan, bahkan berarti kekuatan untuk mengendalikan. Ketika kita menekuni homa, kita menaruh Facai, mengapa harus taruh Facai? Artinya Dharmabala Hevajra, Anda mau menguatkan Dharmabala Anda, Facai melambangkan Dharmabala. Hevajra memiliki 16 tangan, Ia menguasai Surya, Candra, dengan kata lain, Ia mampu memerintahkan matahari dan bulan. Depan- Nya mengendalikan Jambhala Kuning, dengan kata lain, Ia mampu memberikan kekayaan kepada kita semua. Jadi, saya berharap kali ini kita mengatakan homa Hevajra, atas pemberkatan dari Jambhala Kuning, semua permohonan kita dapat terkabulkan.

Boleh dikatakan Heruka adalah semacam “penyatuan” dan “penjelmaan”, juga boleh dikatakan Ia sendiri adalah peningkatan kekuatan. Seperti Bodhisattva Sahasrabhujanetra Avalokitesvara, Ia memiliki seribu mata dan seribu tangan, sehingga Dharmabala-Nya sangat besar, dapat memperhatikan seluruh insan; dapat membantu semua insan dengan tangan-Nya, dapat melihat penderitaan insan, inilah Bodhisattva Sahasrabhujanetra Avalokitesvara. Penampilan wujud Heruka yang seperti ini memiliki arti di dalamnya. Sebagian besar Dewa Vajra mengutamakan penaklukan, setiap kali kita mempersembahkan arak, ketika arak ini kita angkat, kita pun mengatakan, “Mohon Vajra Dharmapala, menyukseskan seluruh usaha penaklukan.” Mengapa mempersembahkan arak kepada Dewa Vajra?Karena arak itu sendiri memiliki kekuatan yang luar biasa, melambangkan kekuatan-Nya sedang meningkat, kekuatan terus-menerus berkembang.

Setelah Dewa Vajra minum arak, melakukan apapun tidak takut lagi, tidak seperti di dunia manusia, suami istri bertengkar. Suami istri bertengkar adalah kondisi yang sering terjadi, tidak ada pasutri yang tidak bertengkar, suami istri pasti bertengkar, dulu saya pernah dengar ada sepasang pasutri teladan, tidak pernah bertengkar, mereka sangat teladan. Sampai akhirnya, berdasarkan hasil pengamatan yang seksama, ternyata pertengkaran mereka lebih hebat daripada suami istri biasa. (Mahaguru tertawa) Hanya saja, umumnya yang mengalah adalah pihak laki-laki. Belum tentu benar! Namun, saya menjadikan diri saya sendiri sebagai contoh.

Mengapa pihak laki-laki bisa mengalah? Karena dua orang bertengkar, istri berkata, “Ada dua solusi mengatasi pertengkaran kita.” Pihak laki-laki bertanya, “Apa saja solusinya?” “Solusi pertama adalah kamu mengaku salah, pertengkaran ini pun teratasi.” Sang istri mengutarakan solusi kedua, “Yaitu kamu mengakui saya benar, maka selesai.”

Tentu saja, pemikiran kita adalah, bertengkar itu merusak prana dan hati menjadi panas, hati akan rusak, prana juga akan terkuras, sekali bertengkar, darah muncrat ke atas, juga akan menyebabkan tekanan darah tinggi, tidak bermanfaat sama sekali. Lagipula, dua orang bertengkar, mimik wajah akan jelek sekali, haripun sulit dilalui. Saya membaca di True Buddha News tertulis cara terbaik mengatasi pertengkaran, yakni “menghentikan pertengkaran” (menenangkan diri), “Menghentikan pertengkaran” masalah tetap tidak berhenti, hanya menuruti dua solusi yang diajukan sang istri, sudahlah. Ada alasan sekalipun, sudahlah, jangan katakan lagi, satu kata pun tidak boleh diucapkan. Apapun alasan Anda, berjuta-juta alasan, jelas-jelas pasangan Anda yang salah, pasangan Anda yang tidak benar, pasangan Anda yang mengada-ada, pasangan Anda mencari garagara, pasangan Anda omong-kosong, jelas-jelas alasannya tidak masuk akal, sudahlah, Anda mengaku salah saja.

Seperti Dewa Vajra, Ia khusus menaklukkan lawan Anda. Kita bersadhana dan melatih diri, menekuni Sadhana Vajra, terdapat kekuatan menaklukkan, namun, jangan menaklukkan kerabat sendiri, taklukkan musuh sendiri, menaklukkan yang tidak baik, bahkan menaklukkan hati sendiri, menaklukkan nafsu sendiri, menaklukkan pikiran sendiri, ini yang terpenting.

Wujud Hevajra seperti ini, penjelasan yang sebenarnya adalah, pertama Ia adalah Vajra. Nama lain Hevajra adalah Vajra Mahakaruna Sunya dan Prajna, Sutra-Nya adalah Sutra Mahatantraraja Vajra Mahakaruna Sunya Prajna. Arti dari Mahakaruna adalah “kegembiraan”. Walaupun dari luar, Ia menampilkan wujud angkara murka, sebenarnya hati-Nya sangat welas asih. “Saya memperlihatkan welas asih saya lewat angkara murka saya”, ini adalah wujud Dewa Vajra.

Arti dari Vajra, tidak akan rusak, awet. Yang dimaksud “tidak akan rusak”, yaitu kebenaran tidak akan rusak. Heruka adalah manifestasi Tathata, yang tidak akan rusak, Ia adalah Vajra yang tidak akan rusak, merupakan Raja Mahabala. Karena Hevajra bertangan banyak, berkaki banyak, kekuatan-Nya sangat besar, Dharmabala sangat luar biasa, sehingga disebut Raja Mahabala. Ia juga seperti matahari, sangat kuat; seperti bulan, sangat kuat.

Ketiga adalah raja keberhasilan duniawi. Kita menekuni Homa Hevajra, Ia mampu menyukseskan segala hal duniawi, yang namanya “tolak bala, kemakmuran, keharmonisan, dan penaklukan”, “tolak bala” adalah mampu menyingkirkan bencana; “kemakmuran” dapat meningkatkan berkah, meningkatkan kebijaksanaan; “keharmonisan” yaitu dapat meningkatkan kekuatan cinta kasih; “penaklukan” artinya menaklukkan segala hal negatif. Jadi, Ia merupakan Raja Keberhasilan duniawi. Kita belajar sadhana-Nya, menekuni sadhana-Nya, bisa menyukseskan semua cita-cita.

Kelima, “mahaloba” dari Hevajra. Mengapa “mahaloba”? Karena “tolak bala, kemakmuran, keharmonisan, dan penaklukan” tergolong “loba”. Setiap orang berpikiran, saya paling baik bebas dari bencana, ini adalah nafsu manusia, itulah “loba.” “Keharmonisan” — setiap wanita berharap “suamiku mencintaiku”. Dulu ada seorang murid menulis sepucuk surat, berharap Mahaguru memberikannya selembar Fu, suaminya hanya boleh memandangnya, tidak boleh memandang orang lain. Ini adalah memohon “cinta kasih”, ini adalah semacam “loba”. Hati manusia kebetulan bertolak belakang, pria berharap “semua wanita di seluruh dunia mencintaiku.” Ada wanita yang berharap semua pria bersujud di bawah roknya. Ini adalah “loba”, yakni memohon “cinta kasih”.

Seperti hari ini, Mahaguru tampil dengan berjubah Lama dan bertopi, setiap orang memperhatikan saya. Semua Acarya juga berpakaian seperti ini, semua orang memperhatikan acarya lain, tidak memperhatikan saya, ini adalah semacam “loba”.

Namun, untuk mengajak orang awam menekuni sadhana ini, tentu harus dimulai dari “loba”, jika dikatakan hari ini kita menekuni Sadhana Hevajra, Hevajra sendiri tidak dapat tolak bala, juga tidak dapat meningkatkan keuntungan, juga tidak dapat meningkatkan cinta kasih, juga tidak dapat menaklukkan lawan, lantas, buat apa Anda menekuni Hevajra, semua orang pun berkata, “Saya tidak datang, sedikit manfaat pun tidak ada.” Justru karena ada manfaat, ada “loba” semacam ini, sehingga menyuruh Anda menekuni Hevajra, merupakan semacam kemudahan, merupakan semacam kebahagiaan, ini adalah poin kelima.

Keenam, hakikat angkara murka Hevajra adalah semacam Mahakaruna, dari luar kelihatan sangat murka, menaklukkan, sebenarnya hati-Nya sangat welas asih. Sama seperti Mahaguru, walaupun di rumah saya adalah kepala keluarga, sebenarnya karena “Mahakaruna”, kepala keluarga ini pun ganti orang. Sebabnya adalah, dari luar adalah kepala keluarga, di dalam hati sebenarnya welas asih. “Mudita dan upeksa” dari Hevajra adalah Buddhata dari kemudahan dan bijaksana. Hevajra itu sendiri tentu saja memiliki “maitri, karuna, mudita, dan upeksa”, ia membantu insan, menyeberangkan insan seoptimal mungkin dengan sangat gembira, sangat welas asih. Sebenarnya, kekuatan semacam ini adalah Buddhata dari “kemudahan” dan “kebijaksanaan”. Ia memberikan insan “kemudahan”, juga memberikan insan “kebijaksanaan”, seperti mencapai pencerahan, justru memiliki kebijaksanaan sempurna lah sehingga mampu mencapai pencerahan. Sedangkan “tolak bala, kemakmuran, keharmonisan, dan penaklukan” adalah semacam “kemudahan”. Hevajra sangat senang menolong dan menyeberangkan insan dengan seoptimal mungkin, ini adalah “mudita dan upeksa”.

Oleh karena itu, ketujuh poin ini, poin pertama adalah Vajra tidak rusak; poin kedua adalah mahabala; poin ketiga adalah keberhasilan; poin keempat adalah raja pembebasan non duniawi. Anda menekuni Hevajra juga bisa mencapai pencerahan, dapat terbebaskan dari duniawi, dapat “mencapai kebuddhaan dalam tubuh sekarang”. Ia adalah raja pembebasan, Ia tidak hanya “tolak bala, kemakmuran, keharmonisan, dan penaklukan” saja, Ia mampu membuat kita meningkatkan kebijaksanaan, memperoleh sunyata, menjadi raja pembebasan non duniawi. Ini tergolong kebijaksanaan. Poin kelima, “mahaloba” Hevajra adalah “kemudahan dan mahasukha”; poin keenam, hakikat angkara murka “Hevajra” adalah “Mahakaruna”; poin ketujuh, “mudita dan upeksa” Hevajra adalah “kemudahan”, “Buddhata” dari kebijaksanaan.

Dulu, saya menekuni Hevajra, kebanyakan pada sore hari, kadang-kadang saya tekuni pada pagi hari. Karena di dalam Sutra menyebutkan, menekuni Sadhana Vajra Hevajra, kebanyakan pada bulan hitam, bulan putih. Yang namanya bulan putih dan bulan hitam, yakni bulan ini tergolong bulan putih, bulan itu tergolong bulan hitam. Selain itu, ada satu hal lagi, umumnya pada kegelapan, pada sore hari menekuni Sadhana Hevajra.

Saya pribadi memakai jam tangan, namun, tidak pakai jam tangan pun, saya bisa tahu waktu. Setelah saya menekuni Hevajra dalam satu kurun waktu, ada sebuah gejala yang sangat aneh, asalkan saya mengatakan pada Dharmapala saya, “Mohon Hevajra bangunkan saya pada jam sekian”, saya pasti bangun pada jam tersebut. Anda katakan pada-Nya, “Saya mau bangun pukul setengah 5.” Pada pukul 4:30, Ia membuat bunyi “Tang” di samping telinga Anda, seperti jam weker, Anda pun terbangun. Atau tiba-tiba, Anda sampai pukul setengah 5, “phiak” bangun. Saat kita keluar berwisata, mengejar pesawat, sering terjadi gejala seperti ini. Kita mau ke bandara, jam penerbangan adalah pukul 6, 2 jam sebelumnya harus check in, Anda harus bangun pada pukul 3:30. Anda berada di dalam Hotel, belum tentu ada jam weker, karena saya juga tidak bisa menyetel jam weker, saya agak gaptek, tidak bisa menyetel jam weker. Namun, asalkan saya beranjali, berkata pada Dharmapala saya, “Anda bangunkan saya pada pukul 3.” Pasti pada pukul 3 tepat, terdengar bunyi “Tang”, Anda pun akan bangun, setepat itulah. Jadi, saya ini selalu tepat waktu. Jika saya menyetir sendiri atau saya sendiri pergi memenuhi janji dengan orang lain, pasti tepat waktu.

Orang lain menyetir, saya tidak berdaya, karena waktu berada di bawah kendali orang lain. Seperti saya di Taiwan meminta Acarya Lianji menyetir, saya menumpang mobilnya, always late, always, every time is late, setiap kali ia selalu telat, tidak pernah datang lebih awal. Saya sudah terbiasa. Namun, bagi saya, hati saya sangat sedih, karena saya tepat waktu, ia telat. dulu Acarya Liandi, Zhang Huangming always late. Sifat dan kebiasaan orang ini memang seperti ini, setiap kali pasti telat, Zhang Huangming tidak pernah sekali pun tepat waktu, termasuk mengubur tulang, waktu mengubur tulang yang sudah dijanjikan sudah tiba, orangnya masih belum datang. Mengubur harus melihat waktu, satu detik pun tidak boleh lewat, ia tidak datang. Ia tidak hanya tidak datang pada hari itu, keesokan harinya pun tidak datang, tak disangka, ia mengubur tulang orang lain. Pekerjaannya terlalu banyak. Ia adalah raja telat yang tersohor.

Di sini ada sebuah lelucon tentang telat. Ada seseorang memanggil satu unit taksi, supir taksi bertanya padanya, “Mau ke mana?” “Ke bandara.” “Anda mau mengejar pesawat!” “Benar!” “Kalau begitu, jam berapa pesawat Anda?” “Jam 10:30.” Supir taksi berkata, “Anda jangan salah, Anda naik taksi saya, waktu sudah menunjukkan jam 10:40. Anda mau mengejar pesawat jam 10:30, apa Anda tidak salah?” Ia berkata, “Tidak salah! Saya adalah pilot tersebut.” Karena ia bangun kesiangan.

Mahaguru tidak akan telat. Dulu sekali, ketika saya tinggal di pemukiman kumuh, saya pulang kerja pada sore hari, tengah hari saya tidur sebentar, hanya setengah jam. Saya pun berkata pada Dharmapala, “Setengah jam lagi bangunkan saya.” Saya pun tidak peduli lagi, dengan tenang tidur 1/2 jam. Begitu waktunya tiba, Ia pun menarik kaki saya, begitu ditarik sebentar, saya pun terbangun. Juga ada suara “Tang”, saya pun terbangun. Juga pernah mendadak terbangun, yakni tiba-tiba terbangun. Namun, begitu bangun, mutlak pas-pasan.

Keuntungan menekuni Dharmapala, Anda akan tepat waktu, Anda tidak akan bangun kesiangan. Jika Anda bangun kesiangan, sama seperti pilot tersebut. Ia adalah pilot, tak heran pesawat sering delay. Pilot itu memang terbang ke sana ke mari, mengalami jetlag! Mengalami jetlag, sebentar tidur sangat lelap, begitu bangun waktu pesawat untuk lepas landas telah lewat, pihaknya juga sungkan mengatakan alasan pesawat tidak dapat terbang tepat waktu, hanya bisa mengatakan pesawat mengalami sedikit kerusakan, sedang diperbaiki. Sebenarnya, pilotnya bangun kesiangan. Jadi, Anda menekuni Dharmapala, banyak hal, asalkan Anda memberitahu Dharmapala, maka bisa terlaksana. Jika Ia kontak yoga dengan Anda, Anda telah kontak yoga dalam menekuni Dharmapala, masalah yang sangat kecil, Anda katakan pada-Nya, saya mau bangun jam sekian, Anda bangunkan saya, Ia pun bangunkan Anda, pasti tepat waktu.

Oleh karena itu, dari kecil dianggap besar, dari masalah yang sangat kecil ini, kita anggap besar, banyak kesulitan Anda katakan pada-Nya, Ia pasti menyelesaikan untuk Anda, pasti akan membantu Anda. Jadi, asalkan Anda bersadhana hingga kontak yoga dengan satu yidam, Anda jangan katakan Dharmapala! Anda kontak yoga dengan yidam Anda, apa yang Anda katakan pada-Nya, Ia akan bantu Anda.

Jadi, inilah manfaat kita menekuni Tantra, yidam pun menyatu dengan Anda! Kita menekuni Dewa Vajra Hevajra, maka menyatu dengan Hevajra; menekuni Kalacakra, maka menyatu dengan Kalacakra; menekuni yidam apapun, maka menyatu dengan yidam tersebut. Sekali “menyatu”, manfaat tidak ada habishabisnya. Asalkan Anda mengatakan pada-Nya, Ia pasti bantu Anda. Asalkan Anda kontak yoga dengan-Nya, katakan pada-Nya, Ia pun bantu Anda. Karena Ia sangat welas asih, bahkan memiliki kekuatan; welas asih lagi; raja pembebasan lagi; kemudahan lagi; mahakaruna lagi; kebijaksanaan lagi. Sekian untuk hari ini.

Om Mani Padme Hum

Dalam majalah dharma talk ini berisi penjelasan mengenai:

    • * Pemfitnah yang Bersarana – Sesungguhnya saya juga tidak merasa sangat gembira, sebab yang memang seharusnya datang, pasti akan datang, dan yang seharusnya pergi, pasti akan pergi, batin saya senantiasa sejuk, dan hanya bertujuan menuliskan Dharma Nan Luhur, surat permohonan pertobatan semacam ini banyaknya bagaikan hamparan salju, sepucuk demi sepucuk terbang kemari bagaikan hujan Dharma yang tercurah.
    • * Memahami Penyatuan Tantra, Mengerti Bagaimana Melatih Diri – Sewaktu kita baru mulai belajar Tantra, kita justru harus belajar memahami, kita harus memahami ajaran Tantra, memahami kesucian perbuatan, ucapan, dan pikiran, kemudian masih harus memahami “prana, nadi, dan bindu”, mengapa dapat mencapai “tubuh maya”, mengapa bisa mencapai “tubuh terang”, mengapa bisa mencapai “tubuh pencerahan”. Bagaimana mencapai “tubuh maya”? Ini justru dicapai dengan melatih “prana, nadi, dan bindu”.
    • * Hevajra Adalah Vajra Mahakaruna Sunya dan Prajna – Nama lain Hevajra adalah Vajra Mahakaruna Sunya dan Prajna, Sutra-Nya adalah Sutra Mahatantraraja Vajra Mahakaruna Sunya Prajna. Arti dari Mahakaruna adalah “kegembiraan”.
    • * Prajna Kebijaksanaan Setara dan Tidak Ada Perbedaan – “Setara dan tidak ada perbedaan”, setara dan tidak ada perbedaan adalah salah satu dari prajna kebijaksanaan.
    • * Niat Meninggalkan Duniawi adalah Ekavyuha-samadhi – Niat meninggalkan duniawi adalah “Ekavyuha-samadhi”, dan tidak menetap pada segala wujud, itulah “Ekalaksana-samadhi”.

Terima Kasih atas dukungan dan doanya.
=======================================================================================================

Bagi temen temen sedharma yang ingin mendapatkan hard copy majalah dharma talk dapat mengisi formulir berlangganan majalah dharma talk yang dapat di https://www.shenlun.org/dharma-talk

Bagi temen temen sedharma yang berminat menjadi donatur dharma talk , dapat  mengisi formulir donatur dharma talk yang dapat di peroleh di sini dan mengirimkan kembali ke redaksi Dharma Talk melalui email, post atau fax vihara.

Majalah Dharma talk juga menerima :

      • * Pemasangan kolum sutra atau mantra -Untuk informasi lebih lanjut mengenai setting, ukuran, tipe kolom mantra dan sutra dapat menghubungi redaksi melalui email di [email protected] atau [email protected] untuk keterangan lebih lanjut
      • * Pemasangan iklan. Iklan yang terpasang di dalam Majalah Talk akan di baca dan di lihat hampir semua umat zhen fo zong dan orang yang berjodoh di seluruh Indonesia, karena majalah ini di bagi bagikan ke berbagai wilayah indonesia dan beberapa kota di negara Malaysia.

Selain dari beberapa cara yang telah di jelaskan di atas, Majalah dharma talk juga membuka cara lain bagi temen temen yang berminat untuk membantu upaya redaksi melakukan penyampaian dharma dengan:

      • * Berpartisipasi dalam tim Dharma Talk
      • * Mengirimkan cerita pengalaman kontak batin yang di alami
      • * Mengirimkan cerita yang mengandung Dharma yang berkesan
      • * Mengirimkan Foto/Gambar unik yang berhubungan dengan Budha Dharma

Redaksi Majalah Dharma Talk
Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya (聖輪雷藏寺)
Jalan sayangan Lrg. Rumah Kuning Lama No. 619 Palembang
Telp. (0711) 350 798 Fax. (0711) 320 124
Email: [email protected]
Website: https://www.shenlun.org
Blog : http://blog.shenlun.org
Facebook: http://www.facebook.com/ViharaVajraBhumiSriwijaya
Youtube: http://www.youtube.com/j1ngen

Leave a comment

Your comment