Liputan Upacara Mandi Rupang 21 Mei 2010
Hello temen temen sedharma,
Terima Kasih atas partisipasinya dalam Upacara Mandri Rupang yang di adakan di Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya pada tanggal 21 Mei 2010 lalu
Temukan penjelasan mengenai Mandi Rupang (Yi Fo = 浴佛) di sini
Berikut ini liputan upacara Mandi Rupang 21 mei 2010
Om Mani Padme Hum!
Tanggal 21 Mei 2010 pukul 19.30 WIB, dalam rangka memperingati Hari Suci Sakyamuni Buddha dan Hari Trisuci Waisak, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan Upacara Mandi Rupang. Upacara ini dipimpin oleh V.A Lian Yuan. Didampingi oleh Bhikkhu Lhama Lian Pu, Bhikkhuni Lhama Lian Xia dan pandita Lokapalasraya. Upacara ini dihadiri oleh kurang lebih ada 200 orang umat.
Pukul 7 malam, umat datang ke vihara dengan hati yang gembira, ingin merayakan Hari Suci Sakyamuni Buddha dan Hari Trisuci Waisak. Ada yang datang dengan membawa persembahan sendiri, ada juga yang datang dan membeli persembahan yang disediakan oleh panitia. Persembahannya ada yang berupa bunga, sabun, shampoo, dll.
Tepat pukul 19.30 WIB, Upacara dimulai.
Sadhana yang dilakukan adalah seperti biasa yaitu dari Mantra Pembersihan, sampai membaca Sukhavati Vyuha Dharani .Dilanjutkan dengan Memohon cahaya adhistana dari Maha Guru dengan membaca mantra Mula Acarya sebanyak 108 x. Kemudian dilanjutkan dengan membentuk mudra Sakyamuni Buddha, dan bervisualisasi. Untuk visualisasinya adalah sebagai berikut :
“ Bervisualisasi di atas samudera, langit cerah tak berawan, Cakra Chandra tebit dari laut dan ditengahnya terdapat bijaksara Bhah (Phu) berwarna putih memancarkan cahaya putih yang terang benderang. Bijaksara tersebut berputar dan muncul Sakyamuni Buddha. Dari cakra dahi Sakyamuni Buddha memacarkan cahaya putih menyinari dahi kita. Cakra Tenggorokan Sakyamuni Buddha memancarkan sinar merah menyinari tenggorokan kita, dan Cakra Hati Sakyamuni Buddha memancarkan sinar biru menyinari cakra hati kita. Kemudian ketiga cahaya tersebut melebur menjadi satu di dalam Lahir Batin kita. Diri kita dan Sakyamuni Buddha menjadi satu yang tiada berbeda. “
Setelah bervisualisasi, dilanjutkan dengan membaca mantra hati Sakyamuni Buddha sebanyak 108x : 南摩。三滿多。母陀南。縛 Na mo San man duo Mu tuo nan Pho
Selesai memanjatkan mantra hati Sakyamuni Buddha, dilanjutkan dengan Mantra Maha Asthadinata sampai Mantra Paripurna.
Setelah selesai, V.A Lian Yuan memberikan ceramah dharma kepada umat. Inti dari ceramah Acarya Lian Yuan adalah :
Banyak masyarakat menganggap mandi rupang itu adalah sebuah upacara yang biasa – biasa saja. Dalam kitab suci Yu Fo Gong De Jing yang berasal dari aliran Mahayana, tertulis bahwa ada seorang bodhisattva qing jing hui pu sa (jelmaan dari guan shi yin pus a dan wen shu she li pu sa) bertanya kepada sang Buddha bahwa ketika sang Buddha Parinibbana, bagaimana caranya agar kita bisa selalu mengenang sang Buddha. Kemudian Sang Buddha menjawab banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah membuat rupang kemudian rupang tersebut dimandikan (melakukan prosesi permandian rupang) dengan menggunakan air yang wangi atau air sabun. Hal ini mengartikan bahwa menyucikan diri sendiri (menyucikan pikiran, jasmani, dan rohani).
Dari kitab tersebutlah sampai sekarang prosesi permandian rupang dilakukan bertepatan dengan hari Trisuci Waisak.
Sebagai umat Buddha, haruslah merayakan hari Trisuci waisak (Sakyamuni Buddha lahir, mencapai penerangan sempurna, dan Parinibbana). Tanpa Sakyamuni Buddha lahir di dunia, kita tidak mengenal dengan namanya agama Buddha dan dharma Buddha.
Di dalam kitab tersebut, qing jing hui pu sa juga bertanya kepada Sang Buddh. Bagaimana mendapatkan sebuah tubuh yang bersih dan sempurna. Maksud dari bersih itu adalah tidak ada karma (bersih dari karma) dan tidak rintangan. Sang Buddha menjawab berbagai cara untuk membersihkan semua tersebut. Salah satunya yaitu dengan cara berbuat pahala. Untuk berbuat pahala juga banyak berbagai cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan persembahan. Melakukan persembahan apa saja yang kita pikir.
Kita mempersembahkan sesuatu bukan hanya dengan uang saja, tetapi dengan pikiran, tenaga, dll, semua itu termasuk persembahan. Semua yang bisa dilakukan oleh tubuh kita ini termasuk persembahan. Dengan melakukan persembahan, bisa menambah pahala kita tetapi harus dilakukan berdasarkan dengan Bodhicitta.
Semua makhluk akan mendapatkan pahala yang tak terhingga dengan akar dasar dari Bodhicitta. semua pahala berdasarkan dari Bodhicitta. Keluarkan Bodhicitta anda untuk melakukan persembahan.
Melakukan persembahan dengan berdasarkan Bodhicitta itu contohnya : pertama, melantunkan sutra. Kedua, bernamaskara dengan menunjukkan rasa hormat kita bersujud kepada para Buddha Bodhisattva. Ketiga, beranjali. Melihat keanggunan dari para Buddha Bodhisattva kita beranjali dengan hati yang tulus kepada mereka. Keempat, meditasi. Dan lain – lain.
Semua perbuatan tersebut harus dilakukan dengan senang hati, gembira dan ikhlas. Jangan berpikir perbuatan itu dilakukan untuk apa atau akan mendapatkan apa. Keikhlasan itu lah yang disebut Bodhicitta. Dengan cara seperti ini lah bisa membuat pahala.
Hari ini ada beberapa umat yang membeli bunga untuk dipersembahkan kepada para Buddha Bodhisattva, hal itu jg termasuk mengembangkan Bodhicitta dengan persembahan. Bahkan kita menancapkan satu batang dupa untuk dipersembahkan di altar, hal itu jg termasuk mempersembahkan dengan Bodhicitta.
Selain bunga, hari ini jg ada beberapa yang mempersembahkan parfum dengan sebagai symbol mengharumkan ruangan. Ada juga yang mempersembahkan sabun melambangkan membersihkan diri kita sendiri. Saat kita melakukan upacara mandi rupang, mempersembahkan sabun dan parfum ini sangatlah bagus.
Saat ini Maha Guru masih menetap di dunia, mempersembahkan sesuatu kepada Maha Guru itu adalah adalah pahala yang sangat luar biasa sekali karena sama dengan kita mempersembahkan kepada seorang Buddha. Maka dari itu selama Maha Guru masih menetap di dunia dan memutar roda Dharma jangan menunda lagi untuk melakukan persembahan kepada Beliau.
Setelah V.A Lian Yuan memberikan ceramah dharma, dilanjutkan dengan prosesi permandian rupang. Sebelum dilakukan, Acarya mengatakan bahwa sebelum kita memandikan rupang, terlebih dahulu kita memohon kepada Maha Guru dan para Buddha Bodhisattva. Setelah itu kita harus melakukannya dengan ikhlas dan gembira karena hal ini juga termasuk dengan melakukan persembahan berdasarkan Bodhicitta.
Prosesi permandian rupang selesai dengan sempurna berkat pancaran cahaya Adhistana dari Maha Guru dan para Buddha Bodhisattva.
Semoga semua makhluk berbahagia.
Om Mani Padme Hum!