Liputan dan Dokumentasi Upacara Api Homa Pemberkahan Maha Cundi Bodhisattva 17 April 2011

Temen – temen,
berikut ini adalah dokumentasi Upacara Api Homa Pemberkahan Maha Cundi Bodhisattva 17 April 2011

Liputannya adalah sebagai berikut

Minggu, 17 April 2011 pukul 16.00 WIB, dalam rangka memperingati Hari suci Maha Cundi Bodhisattva, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan Upacara Api Homa Pemberkahan Maha Cundi Bodhisattva. Upacara ini dipimpin oleh V.A Lian Yuan (釋蓮元金剛上師主壇), di dampingi oleh para Bhikkhu Lhama dan Pandita Lokapalasraya.

Upacara dimulai dengan melantunkan lagu pendupaan di saat V.A Lian Yuan mempersembahkan dupa. Tata ritual homa dilaksanakan, diawali dengan Membaca mantra persembahan hingga memohon pemberkatan silsilah dari Maha Mulacarya Lian Sheng. Memasuki tahap inti dimulai dari membentuk mudra Maha Cundi “Kedua jari kelingking dan jari manis saling mengepal di dalam. Jari tengah berdiri tegak. Kedua jari telunjuk menekan punggung jari tengah, rapatkan kedua ibu jari. (Letakkan di depan dada).” Kemudian bervisualisasi “Di atas samudera, langit cerah tak berawan, cakra chandra terbit dari permukaan samudera, di tengah cakra chandra terdapat bijaksara ZHUN berwarna putih, memancarkan cahaya kuning muda.Bijaksara ZHUN yang berada di tengah cakra chandra berputar, berubah menjadi Cundi Bhagawati yang berwarna kuning muda, Beliau adalah sesosok Maha Bhagawati yang bermata tiga dan berlengan delapan belas, mengenakan mahkota ratna yang bertahtakan sesosok nirmanakaya Buddha. Lengan Bhagawati mengenakan barang berharga, jubah surgawi berwarna putih. Delapan belas lengan-Nya memegang beragam Dharmayudam, dari sebelah kanan gambar ke bawah searah jarum jam adalah RATNA-KETU, PADMA, KENDI, TALI, CAKRA, KEONG, RATNA-KUNDIKA, KOTAK PRAJNA, RATNA-MALA, MUDRA AKAR, VAJRA, KAIL, KAPAK, BUAH SURGAWI, JAPAMALA, PEDANG PRAJNA, MUDRA ABHAYA, Mudra Akar dibentuk dengan kedua tangan-Nya, jumlah keseluruhan adalah 18 tangan. Tubuh Cundi Bhagawati berwarna kuning muda, bermata 3 dan berlengan 18, mengenakan mahkota ratna yang bertahtakan nirmanakaya Buddha, muncul dan menetap dengan anggun di angkasa di hadapan sadhaka.Bervisualisasi dari mata langit Cundi Bhagawati memancarkan seberkas cahaya putih yang amat tajam mengabhiseka ubun-ubun kepala sadhaka, sehingga sekujur tubuh sadhaka menjadi putih bersih dan murni.Kembali bervisualisasi dengan berulang-ulang, bahwa dari mata ketiga Maha Cundi memancarkan seberkas cahaya yang amat tajam pada kening tepat di bagian mata ketiga sadhaka. (Bagi yang hendak memperoleh mata ketiga, visualisasilah hingga kening sampai terasa kaku).” melafalkan mantra Maha Cundi 嗡。者禮主禮。準提。梭哈。(Om. zhe li. zhu li. zhun ti suo ha (108x).

Puja Homa dimulai, V.A Lian Yuan memberkati kayu homa dan sarana puja serta memberikan simabhandana di tungku homa. V.A Lian Yuan menyalakan api di tungku homa, semua sarana persembahan di persembahkan dan juga V.A Lian Yuan memperagakan mudra Tolak Bala dan pemberkahan. Selesai Puja homa dan samadhi, melantunkan pujian Maha Cundi yaitu

  • 大聖準提尊,哀愍於世間,成就諸悉地,我今恭敬禮。
    Da sheng zhun ti zun, Ai min yü shi jian, Cheng jiu zhu xi di, Wo jin gong jing li
  • 大慈準提尊,我今為本尊,福持功德海,我今恭敬禮。
    Da ci zhun ti zun, Wo jin wei ben zun, Fu chi gong de hai, Wo jin gong jing li
  • 大力準提尊,善哉明持王,降伏諸魔難,我今恭敬禮。
    Da li zhun ti zun, Shan zai ming chi wang, xiang fu zhu mo nan, Wo jin gong jing li
  • 大福準提尊,如意無等等,真如有摩尼,我今恭敬禮。
    Da fu zhun ti zun, Ru yi wu deng deng, Zhen ru you mo ni, Wo jin gong jing li
  • yang artinya Maha Mulia Maha Cundi, mengasihi duka dunia,Mencapai berbagai siddhim berkenan kita sujudi. Maha maitri Maha Cundi, sudi dijadikan yidam, Memberkahi lautan pahala, berkenan kita sujudi. Maha sakti Maha Cundi, Vidyaraja yang sungguh bijak, Menakluk berbagai mara, berkenan kita sujudi. Maha berkah Maha Cundi, leluasa tiada tara, Teguh sejati memiliki ratna mani, berkenan kita sujudi.
    Upacara selesai dengan sempurna.

    Sebelum V.A Lian Yuan menyampaikan ceramah dharma, Bhikkhu Lhama Lian Pu menyampaikan ceramah dharma terlebih dahulu. Inti ceramah dharma yang disampaikan adalah di toko – toko buku banyak menjual buku – buku Buddhist untuk mempelajari ajaran Tantrayana, tetapi sebelum kita mempelajari ajaran Tantrayana mana saja, kita terlebih dahulu harus mempunyai guru pembimbing. Contohnya Tantrayana Zhenfozong, jika kita ingin mempelajari atau melatih diri kita dengan metode yang terdapat di Tantrayana Zhenfozong, kita seharusnya mengangkat guru pembimbing (bersarana kepada guru) yaitu Maha Mulacarya Lian Sheng. Begitu juga dengan Tantrayana lainnya, juga harus bersarana atau mengangkat guru pembimbing dari Tantrayana yang akan kita pelajari metodenya. Maha guru pernah bercerita bahwa Ada seseorang yang mempelajari ajaran agama Buddha, orang tersebut mempunyai hobby mempelajari bermacam – macam dharma seperti Hinayana, Mahayana, dan Tantrayana. Suatu hari orang tersebut pergi ke sebuah toko buku, di toko buku ini menjual berbagai jenis buku buddhist salah satunya yang menarik perhatiannya adalah buku yang berjudul Maha Sadhana Cundi Bhagawati. Di dalam buku tersebut tertulis bahwa “Jika anda tidak memiliki guru atau tidak berguru pada seorang Mulacarya, jangan pernah mencoba untuk mempelajari dharma ini.” Tetapi karena orang ini ingin mempelajari dharma, maka ia membeli buku tersebut. Dalam buku tersebut di jelaskan asal mula Maha Cundi, bagaimana mantranya, bagaimana bentuk mudranya, delapan belas lengan Maha Cundi ada simbol apa, delapan belas fa qi (alat dharma) itu ada manfaatnya.

    Setelah ia belajar kurang lebih beberapa tahun kemudian, ia merasa aneh, “Mengapa yang saya pelajari ini, tidak mendapat kontak batin atau suatu pertanda yang baik dari yang dipelajarinya dari ajaran Maha Cundi ini.” Akhirnya ia membuka lagi buku tersebut dan membaca mengenai sadhana Maha Cundi tersebut. Kemudian ia melihat disana tertulis kalimat “Jika anda tidak memiliki guru atau tidak berguru pada seorang mula acarya, jangan coba – coba anda mempelajari dharma ini.”

    Akhirnya ia berpikir mungkin ini masalahnya, akhirnya ia tidak melanjutkan untuk mempelajari dharma ini. Suatu hari Maha Cundi datang ke dalam mimpinya dan mengatakan “kamu telah melanggar satu aturan. Di dalam buku jelas tertulis bahwa tidak boleh mempelajari sadhana ini tanpa bimbingan dari seorang guru, tetapi kamu masih saja mempelajarinya. Maka dari itu kamu tidak bisa mendapatkan hasil. Jika kamu mau mempelajarinya, kamu harus berguru kepada satu orang. Bergurulah kepada Master Sheng-yen Lu.” Kemudian orang tersebut menjawab, “bukannya Master Sheng-yen Lu, dikatakan sebagai orang sesat.” Maha Cundi menjawab, “itu berita di luar, tapi bila anda ingin mempelajari dharma ini, anda harus cepat berguru kepada Beliau.” kemudian orang tersebut datang kepada Mahaguru untuk berguru.

    Maha Guru selalu menekankan bahwa anda boleh mengikuti sadhana Tantrayana. Tetapi jika anda benar – benar ingin mempelajari sadhana tersebut lebih mendalam harus berguru terlebih dahulu. Mengapa berguru itu penting ? untuk menjalin suatu kontak yaitu yang disebut sebagai kekuatan silsilah. Selama anda tidak berguru, walaupun anda membaca mantranya tidak akan ada efek apapun. Karena mantra itu diterangkan oleh guru kepada murid. Maka dari itu silsilah sangat penting.

    Di luar banyak buku mengenai Tantrayana seperti mantra, mudra, dan lain – lain. Setiap ajaran Tantra itu tidak sama, contohnya di Zhen Fo Zong, mudranya berbeda dengan sebagian Tantra. Kenapa mantra dan mudranya berbeda, antara mantra yang disebut oleh Mahaguru dan mantra yang disebut oleh aliran lain tidak sama. Kenapa berbeda? Inilah yang dinamakan silsilah. Mantra itu berbeda – beda karena harus di baca oleh guru turun ke murid, itu yang disebut silsilah.

    Setelah selesai menyampaikan dharmadesana, V.A Lian Yuan juga menyampaikan ceramah dharma. Inti dari ceramah Beliau adalah Beliau menjelaskan bahwa sebenarnya Maha Cundi di dalam Tantrayana Zhen Fo Zong ini merupakan satu Bodhisattva yang sangat penting. Merupakan ibu dari Buddha. Fo = Buddha, mu = ibu (mu dari mu qin). Maha Cundi memilki mudra dimana sebenarnya mudra ini adalah dari maha semeru. Maha Cundi memiliki mantra pendek dan mantra panjang. Yang biasa kita baca adalah mantra pendeknya “om zhe li zhu li zhun ti suo ha.” sedangkan mantra panjangnya “namo saptanam samyaksambuddha kotinam tadyatha om cale cule cundi suo ha.”
    untuk download mantra Maha Cundi yang pendek beserta bulatan penjapaannya, bisa download di https://www.shenlun.org/lainnya/download/mantra/

    Sebagian dari Tantrayana lain seperti Tantrayana Tibet yang di katakan oleh Bhikhu Lhama tadi, ketika mereka melihat Tantrayana Zhen Fo Zong mereka akan mengatakan semua yang ada di Zhen Fo Zong itu salah, dari mantra, mudra, dan visualisasinya semua salah. Kenapa bisa demikian? karena ada sebabnya mengapa mudra di Zhen Fo Zong itu berbeda dengan yang lainnya. Hal ini bukanlah dibuat – buat oleh Mahaguru sendiri, tetapi ketika Mahaguru belajar Tantrayana yang diajarkan oleh Shan Shan Jiu Hou (Guru dari Mahaguru, yaitu satu kumpulan dari 12 Buddha dan Bodhisattva yang mengajari Mahaguru mudra) setiap malam Mahaguru diajari oleh Shan Shan Jiu Hou. (Pertemuan antara Maha Guru dan Guru Shan Shan Jiu Hou bisa dibaca di buku Padmakumara, download di https://www.shenlun.org/lainnya/download/lainnya/

    V.A. Lian Yuan juga mengatakan bahwa Mahaguru memiliki Guru di dunia ini yang bisa dilihat dengan mata, yang sering disebut biasa ada 4 orang, tapi sebenarnya Guru dari Mahaguru itu ada banyak sekali baik yang bisa dilihat dengan mata atau pun yang tidak bisa dilihat dengan mata. Empat guru yang biasa disebut adalah 了鳴上師 (Liao ming shang shi / Guru Liao Ming) dari Nyingmapa (Merah), 薩迦證空上師 (Sa jia zheng kong shang shi / Guru Dezhung Rinpoche) dari Sakyapa (Bunga), 十六世大寶法王卡瑪巴 (Shi liu shi da bao fa wang ka ma ba / Guru Karmapa ke – XVI) dari Karmapa (Putih), 吐登達爾吉上師 (Tu deng da er ji shang shi / Guru Thubten Dhargye) dari Gelugpa (Kuning). 了鳴上師 (Liao ming shang shi / Guru Liao Ming) dari Nyingmapa (Merah) yang mengajarkan Mahaguru mengenai Hu dan feng shui.

    V.A. Lian Yuan juga memberi tahu lagi, bahwa Mahaguru memiliki Guru yang banyak mengajarkan kepada Mahaguru. Kenapa Vajra Genta yang Maha Guru mainkan tidak sama dengan yang lain. Jika di tibet cara memainkan Vajra Gentra tersebut berbeda, selain itu cara memegangnya juga berbeda. Karena Mahaguru mendapatkan langsung dari Vajrasattva. V.A. Lian Yuan sedikit memberikan contoh cara menggunakan Vajra Gentha dan manfaatnya.

    V.A. Lian Yuan menjelaskan kembali mengenai Maha Cundi yang mengatakan bila kita membaca mantranya atau menekuni sadhananya maka akan terasa kebal di kening, ini adalah mata batin Maha Cundi. Tapi anda jangan coba – coba bersadhana ini bila anda tidak berguru dengan Mahaguru.

    Banyak orang yang baru berguru atau yang tidak berguru ingin mempelajari sadhana yang hebat – hebat karena ingin menyembuhkan orang, tapi jika sudah salah bersadhana maka yang dapat menyembuhkan anda sendiri adalah hanya Mahaguru.

    Asal anda yakin, baru anda boleh bersadhana, kalau ada sedikit kebal – kebal jangan anda permasalahkan, anda akan mengetahuinya perlahan – lahan dengan sendirinya. Sebenarnya bila kita sudah membaca satu jenis mantra saja itu sudah cukup, karena Mahaguru saja juga pada awalnya hanya membaca satu mantra yaitu Amituofo. Karena apabila kita ingin mempelajari semua mantra, maka apa yang kita dapat itu tidak ada hasilnya.

    Upacara berjalan dengan sukses dan sempurna, berkat pancaran cahaya adhistana dari Maha Guru dan Para Buddha Bodhisattva. Terima kasih kepada semua teman – teman yang telah berpartisipasi dan mendukung suksesnya Upacara ini, semoga Maha Guru dan para Buddha Bodhisattva selalu memberkati anda dan keluarga.
    Semoga Maha Guru selalu memutar roda dharma.

    Om Mani Padme Hum.

    Leave a comment

    Your comment