Liputan dan Dokumentasi Upacara Api Homa Pemberkahan Sakyamuni Buddha 15 Mei 2011
Temen – temen,
berikut ini adalah dokumentasi Upacara Api Homa Pemberkahan Sakyamuni Buddha 15 Mei 2011
Liputannya adalah sebagai berikut
Minggu 15 Mei 2011, Dalam rangka memperingati hari Trisuci Waisak, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan Upacara Api Homa Pemberkahan Sakyamuni Buddha. Upacara ini dilangsungkan pukul 16.00 wib, dipimpin oleh Vajra Acarya Lian Yuan dan di dampingi oleh para Bhikkhu Lhama.
Pukul 15.30 Wib Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya telah dipadati oleh ratusan umat yang hadir untuk berpartisipasi dalam upacara tersebut. Sebagian ada yang sedang menulis kayu homa, sebagian ada yang membeli persembahan, dll.
Upacara dimulai pada pukul 16.00 WIB. Lantunan Lagu Pendupaan mengiringi Vajra Acarya yang mempersembahkan dupa sebagai awal upacara. Tata ritual Upacara Api Homa Pemberkahan Sakyamuni Buddha dilaksanakan hingga pelafalan mantra Padmakumara sebagai permohonan abhiseka silsilah dari Maha Mulacarya Lian Sheng yang merupakan Guru sekaligus perintis Tantrayana Zhenfo zong. Memasuki tahap inti visualisasi Sakyamuni Buddha yaitu
“觀想大海上面,萬里無雲晴空,月輪從海上昇起虛空,月輪中有白色種子字「縛」字,放大白光。月輪中「縛」字旋轉,化為釋迦牟尼佛。觀想釋迦牟尼佛天心部位放出一道白光,直照自己天心。釋迦牟尼佛喉部放出一道紅光,直照自己喉部。釋迦牟尼佛心輪放出一道藍光,直照自己心輪,白、紅、藍 三光溶入自己身心。迎請主尊釋迦牟尼佛入我。雜、吽、班、霍。成一體”
Bervisualisasi di atas samudera, langit cerah tanpa awan, Cakra Chandra muncul dari permukaan Samudera, ditengah Cakra Chandra terdapat bijaksara Bhah (Phu) berwarna putih, memancarkan Maha Cahaya Putih yang terang benderang. Bijaksara Bhah yangberada ditengah Cakra Chandra berputar searah jarum jam, berubah menjadi Sakyamuni Buddha dengan wujud yang Sempurna. Bervisualisasi Cakra Kening Sakyamuni Buddha memancarkan cahaya putih menyinari dahi kita. Cakra Tenggorokan Sakyamuni Buddha memancarkan seutas sinar merah menyinari tenggorokan kita, dan Cakra Hati Sakyamuni Buddha memancarkan sinar biru menyinari cakra hati kita, demikianlah Tri Cahaya melebur di dalam Lahir Batin kita.
Mengundang Adinata Sakyamuni Buddha ‘Memasuki Diriku’. ZHA, HUM, BAN, HUO. Diri sendiri dan Adinata Sakyamuni Buddha menjadi satu yang tiada berbeda. (Pada saat ini, terlepas dari Visualisasi yang kita lakukan jelas atau tidak, yang terpenting adalah kita sudah berusaha bervisualisasi sejelas mungkin dan di dalam diri kita ada Motivasi “Saya adalah Sakyamuni Buddha”)
Melafalkan mantra Sakyamuni Buddha yaitu “南摩。三滿多。母陀南。縛 Na mo San man duo. Mu tuo nan. Pho (wok)”. Pelafalan mantra ini juga mengiringi Vajra Acarya Lian Yuan melakukan Puja Api Homa yaitu memasuki persembahan ke dalam tungku homa serta memperagakan mudra tolak bala dan pemberkahan.
Selesai Upacara, terlebih dahulu Bhikkhu Lhama Lian Pu menyampaikan ceramah dharma. Inti dari ceramah yang disampaikan oleh bhikkhu adalah Mahaguru mengatakan bahwa kita sebagai makhluk hidup di dunia ini harus mengerti dengan membalas jasa atau budi. Pertama kali kita harus membalas jasa kepada orang tua karena orang tua kita maka kita bisa berada di dunia ini. Dalam bersadhana pada syair penyaluran jasa tertulis ke atas berbakti kepada orang tua, guru, Sang Buddha, dan negara ke bawah membantu mereka yang berada di tiga alam samsara. Sebetulnya setiap orang yang hidup di dunia ini tidak lepas dari bantuan orang lain. Contoh yang kita pakai seperti baju, celana, sandal, dan semua yang kita pakai, ini bukan buatan kita sendiri, melainkan buatan dari orang lain. Makanya kita harus selalu ingat membalas budi, karena tanpa bantuan dari semua makhluk, kita ini tidak ada apa – apanya.
Usai Bhikkhu Lhama menyampaikan ceramah dharma, Vajra Acarya Lian Yuan juga menyampaikan ceramah dharma. Inti dari ceramah Beliau adalah untuk membalas jasa atau budi dari orang tua, bukan hanya ketika lahir saja, tetapi sampai orang tua kita meninggal pun kita harus tetap menyalurkan jasa dan berterima kasih serta membalas jasa mereka. Selain itu kita juga harus membalas jasa kepada tempat dimana kita dibesarkan. kemudian kita juga harus membalas budi / jasa kepada orang yang telah memberikan kita pengetahuan yaitu guru, para sesepuh, atau orang yang lebih tua dari kita. Kenapa demikian? Karena mereka lah yang memberitahukan kepada kita semua. Dan juga kita harus membalas budi jasa kepada semua makhluk yang telah membantu kita. Contohnya ketika makan ayam, kita harus mendoakan untuk ayam tersebut agar di kelahiran mendatang tidak terlahir lagi menjadi ayam. Selain itu juga, untuk membalas budi, kita harus tahu menyayangi barang, atau makanan. Misalnya, jika kita tidak dapat menghabiskan makanan yang kita ambil, maka dari awal seharusnya kita tidak mengambil makanan tersebut dalam jumlah yang banyak. Karena kita juga harus mengingat bahwa selain kita masih ada orang yang belum makan. Dengan demikian ini merupakan salah satu dari balas jasa juga. Jika kita tidak menyayangi makanan maka setelah kita besar atau di kehidupan mendatang, dalam masalah keuangan akan sulit mendapatkan uang, dan tidak ada yang membantu kita, ini disebabkan oleh diri kita sendiri yang telah mensia – siakan makanan dan pahala kita. Kita dapat terlahir di dunia ini juga karena kita memiliki pahala, apabila kita tidak memiliki pahala hari ini, maka hari ini kita tidak dapat menikmati, contohnya tidak semua orang memiliki motor dan mobil. Kenapa orang tersebut memiliki motor atau mobil? Karena itu sesuai dengan pahala orang tersebut. Apabila kita mempunyai motor berarti pahala kita sesuai dengan motor. Apabila kita memiliki mobil, berarti pahala kita sesuai mobil. Jika kita memiliki rumah beton berlantai 7, maka pahala kita sama dengan rumah beton yang berlanati 7. tapi kalau kita tidak memiliki pahala, maka pahala kita sama dengan rumah atap. Mencari uang juga mencari pahala, kenapa? Karena dengan pahala anda dapat berbuat apa saja. Ketika kita akan meninggal maka tidak dapat membelinya dengan uang. Salah satu contohnya lagi yaitu kesehatan, orang yang sedang sakit, itu tidak dapat membeli kesehatannya dengan uang, seperti penyakit kurang darah, mungkin orang tersebut dapat membeli darahnya dengan uang tetapi darah tersebut di dapat dari orang yang mau mendonorkan darah, ini adalah pahalanya, dan darah ini kemudian kita beli. Saya ceritakan sebuah kisah, ada seorang yang kaya raya, meninggal karena kurang darah, karena orang tersebut tidak memiliki darah yang cocok dengan dirinya karena orang kaya ini memiliki kelainan di dalam darahnya, akhirnya meninggal, ini dinamakan tidak ada pahala. Maka dari itu, kita sebagai manusia, kita harus berbuat banyak amal, karena dengan berbuat banyak amal itu membuat kita panjang umur serta banyak rezeki.
hari ini mengadakan upacara api homa Sakyamuni Buddha juga merupakan salah satu bentuk rasa terima kasih kepada Sakyamuni yang telah membabarkan dharma-Nya, sehingga hari ini kita dapat mengenal Buddha Dharma. Dalam Tantrayana atau di Tibet, jika hari waisak mereka membuat homa tetapi tidak sama dengan kita, mereka mengeluarkan thanka yang besarnya 10m x 25m di pikul keluar setahun sekali oleh para Bhikkhu Lhama keluar dari vihara tetapi sebelum di bawa keluar, para bhikkhu membaca mantra terlebih dahulu, setelah selesai upacaranya para Bhikkhu Lhama membawa keluar thanka tersebut, umat yang ada di samping thanka tersebut melempar hatta ke thanka. Mereka melempar hatta sampai ke bukit. Setelah sampai di bukit, thanka yang bergambar Sakyamuni di buka, setelah di buka kepala mereka semua di kenakkan ke thanka tersebut. Kita di Palembang, mengadakan secara sederhana saja yaitu jatuh pada hari selasa 17 Mei 2011 kita akan membuat upacara mandi rupang, yang bertujuan untuk menghilangkan karma. Mandi rupang asalnya dari mana? Kalau thanka itu berasal dari Tantrayana Tibet, sedangkan mandi rupang berasal dari China. Hal mengenai mandi rupang akan dijelaskan pada waktunya yaitu pada tanggal 17 mei 2011.
Upacara Api homa Pemberkahan Sakyamuni Buddha telah selesai dengan sempurna berkat pancaran Cahaya Adhistana dari Mahaguru dan para Buddha Bodhisattva Dharmapala serta makhluk suci lainnya. Terima kasih kepada semua teman – teman sedharma yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam upacara api homa ini.semoga Maha Guru dan para Buddha Bodhisattva selalu memberkati anda dan keluarga.
Semoga Maha Guru selalu memutar roda dharma.
Om Mani Padme Hum