Vajra Sarasvati Bodhisattva

Majalah dharma talk edisi Desember 2011 telah terbit dalam versi electronic dan dapat di baca dan download selengkapnya di : https://www.shenlun.org/dharma-talk/2011/desember/. Berikut ini salah satu artikel yang berjudul Vajra Sarasvati Bodhisattva dari Majalah dharma talk edisi Desember 2011

Pada suatu hari, Saya bersiap-siap untuk bermeditasi, ranjang Saya menghadap ke arah barat, di samping ranjang terletak sebuah alat penghitung waktu, Saya menyetel lima puluh menit, begitu sudah lima puluh menit, akan terdengar bunyi ‘ting’, Saya akan keluar dari samadhi setelah mendengar bunyi.

Saya duduk bersila, menegakkan tulang punggung, tidak membusung juga tidak membungkuk. Terlebih dahulu mengatur pernafasan – Konsentrasi.

Saya awali dengan bervisualisasi, ranjang Saya berubah menjadi teratai yang mekar, Saya bervisualisasi diri sendiri menjadi Tathagata, memiliki tiga puluh dua ciri sempurna, duduk di atas bunga teratai. Saat itu diri Saya terdapat cahaya lima ratus warna memancar ke seluruh angkasa dan angkasa berubah menjadi Buddhaloka, cahaya Buddhaloka juga berpadu di dalam diri Saya. Saat itu jiwa dan raga Saya sangat kokoh. Pikiran terfokus dan jernih.

Cakra ajina di antara kedua alis memancarkan cahaya, 1,5 zhang, di sekeliling dengan jarak lima inci, luarnya terdapat delapan wibawa, di tengah poros cahaya tampak kosong, berputar ke kanan, di tengah kening, berkilauan dan bening, membiaskan warna keemasan.

Sampai disini, berangsur-angsur masuk ke alam sunyata. Bagaikan cermin menampakkan bayangan. Bagaikan air menampakkan rembulan. Bagaikan ilusi dan mimpi. Kendati sunya namun nyata. Batin yang timbul, segalanya batin diri, hati tak mengenal batin diri, hati tak melihat batin diri, bila hati berpikir berarti kegelapan batin, tanpa berpikir berarti abadi, batin ada maupun tiada, semuanya berarti ada pikiran, berarti kegelapan batin, tidak menampakkan sifat Dharma. Tidak sama juga tidak berbeda, bukan vertikal juga bukan horizontal, tidak terbayangkan.

Saat itu Saya berada di tengah visualisasi semu, melihat sesosok Bodhisattva, memegang sebuah ketingan, tiba.

Saya bertanya, “Tempat apa ini?”
“Samadhi”. Jawab Bodhisattva.
“Mudahkah datang?”
“Dulu Anda pernah berlatih, sedikit berupaya sudah mendapatkannya”.
“Apa manfaat dari samadhi?”

“Untuk melenyapkan dosa kelahiran dan kematian yang tidak terhingga, terlahir di hadapan para Buddha”.

“Mengandalkan kekuatan apakah untuk mencapai samadhi?”
Bodhisattva menjawab, “Kekuatan wibawa Buddha, kekuatan pahala dan kekuatan samadhi”.
Saya bertanya, “Siapakah nama Bodhisattva?”

“Vajra Sarasvati Bodhisattva”. Vajra Sarasvati Bodhisattva menuntun Saya ke Lima Surga Tak Kembali. Inilah alam jhana keempat dari Rupaloka, merupakan tempat kelahiran para Arya yang telah mencapai Anagami.

Mengapa disebut sebagai Lima Surga Tak Kembali, artinya sekali masuk tidak akan balik lagi.
Surga Avrha — tidak ada lagi kilesa.
Surga Atapa — tidak ada lagi panas.
Surga Sudarsana — dapat menampilkan segala Dharma wijaya.
Surga Sudrsa — dapat melihat segala Dharma wijaya.
Surga Akanistha — tempat yang paling jaya dari Surga Rupaloka.

Saya, tak disangka di Surga Akanistha melihat Sakyamuni Buddha, Sang Buddha sedang ber-Dharmadesana di Surga Akanistha! Sakyamuni Buddha di alam ratna wijaya, halaman emas maha bodhi, naik setinggi tiga angkatan, di bawah berkuntum-kuntum padma emas, dalam cahaya kemilau menunjukkan jalan menuju Buddha Bodhisattva. Buddha melihat Saya datang. Menginginkan Saya menoleh dunia Saha.

Saya melihat :
Pria dan wanita, tua dan muda…lahir dan mati… bertengkar dan bertengkar…nama dan harta… uang dan kekuasaan… nafsu… makan dan tidur… Barisan yang panjang, berduyun-duyun, terus menyanyikan lagu sedih yang sama, lahir juga demikian, mati juga demikian, cepat sekali, segalanya lenyap dari pikiran, tidak peduli tawa atau tangis.

Beratnya keluhan, banyaknya kesedihan, banyaknya sakit hati, banyaknya desahan, banyaknya wajah pucat, banyaknya karma penyakit, penuh warna kelabu. Saya paham bahwa Saya sendiri berkelana di bumi, hidup tidak berada di dalam genggaman kita, hanya tergantung pada setarik nafas, begitu nafas tak lagi menyambung, segera menjadi sesosok mayat.

Manusia sama seperti serigala saling memangsa. Banyak orang mencelakakan banyak orang. Tidak ada banyak alasan, juga tidak ada kebenaran, kehilangan semua sifat keadilan.

Orang banyak menderu, diri sendiri pun di dalam sandiwara…. Itulah mimpi! Itulah ilusi! Itulah kosong melompong! Itulah lautan dukha! Tak ada pantai, tak bertepi, setiap orang terombang-ambing di tengah lautan dukha. Yang lahir, yang tua, yang sakit, yang mati.

Seribu satu kisah senada, setiap kehidupan adalah sebuah roda, sebuah tumimbal lahir, sebuah sandiwara. Dunia itu hitam kelabu, penuh dengan kebingungan, titik awal dan titik akhir sama, fakta justru bukan fakta, syarat akan keuntungan dan kepentingan pribadi, hubungan sesama manusia, orang baik, orang jahat, yang tidak baik, yang tidak jahat, semuanya berdesakan….Saya tak tega melihatnya….Sang Buddha bertanya pada Saya, “Apakah Anda menetap di Lima Surga Tak Kembali?”
“Saya lelah!” Jawab Saya.

“Nyaris saja!”
“Nyaris apa?” Tanya Saya.
“Masih ada sekilas pikiran welas asih”.
“Saya pun bisa menetap disini”. Saya berkata, “Kali ini sungguh”.
“Anda ini memang cuma bicara saja!”

Sang Buddha menolehkan kepala memberitahu Vajra Sarasvati Bodhisattva, meminta Bodhisattva menuntun Saya keluar dari samadhi. Saya berkata, “Saya punya alat penghitung waktu”. Sang Buddha tertawa, “Alat penghitung waktu Anda sudah rusak!” Saya bernamaskara pada Sakyamuni Buddha. Terdengar suara, “Ting!” Alat ketingan Vajra Sarasvati Bodhisattva dibunyikan, Saya mendengar bunyi ‘ting!’, berangsur-angsur keluar dari samadhi.

Begitu Saya melihat alat penghitung waktu, tergeletak di sisi, ternyata sudah rusak, Saya melihat jam, ternyata telah duduk tiga jam.

Meditasi kali ini, jelas sekali, bahwa jika tak ada Vajra Sarasvati Bodhisattva, sekali Saya masuk ke alam jhana keempat, tidak keluar dari samadhi, maka akan tinggal di Surga Tak Kembali, berarti benar-benar menghilang, tidak akan kembali lagi ke dunia Saha, pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.

Saya tentu tidak akan masuk ke dalam pergolakan yang hiruk-pikuk. Saya sudah tidak terbiasa lagi dengan kehidupan manusia. Sungguh bosan dan hambar.

Banyak tempat yang dapat Saya kunjungi, sekarang ini, sudah saatnya Saya memilih suatu tempat, waktu sudah hampir tiba!

Dalam majalah dharma talk ini berisi penjelasan mengenai:

    • * Aspek Feng Shui Kuburan: Seorang Tua dari Orchad – Kakek tua ini menanam pohon-pohon pepaya di gunung itu. Ketika pohon-pohon pepaya itu tumbuh, daerah disekitar makam itu menjadi rimbun dengan pohon-pohon. Sebagian akar pohon-pohon itu mendesak masuk ke makam itu dan membelit peti mati serta mayat yang didalamnya. Orang yang meninggal itu mati karena sakit perut.
    • * Alam Neraka – Saya sudah pernah menyebutkan bahwa manifestasi neraka adalah manifestasi pikiran. Ini sama sekali tidak berkontradiksi. Dilakukannya perbuatan baik atau perbuatan jahat menentukan apakah seseorang naik ke surga atau turun ke neraka, berdasarkan hukum karma. Penghakiman ini bukan dilakukan oleh Buddha, dewa, ataupun sesosok “Maha dewa”.
    • * Arsip Kerisauan – Kita tahu, keserakahan menyebabkan kerisauan, kemarahan menyebabkan kerisauan, kebodohan menyebabkan kerisauan, kesombongan menyebabkan kerisauan, kecurigaan menyebabkan kerisauan, pandangan jahat menyebabkan kerisauan. Pandangan diri, pandangan tepian, pandangan sesat, pandangan yang dipetik dari pandangan, pandangan berpantang, semua menyebabkan kerisauan!
    • * Pertemuan dan Perpisahan Dipasrahkan pada Jodoh dan Jangan Melekat – Sang Buddha Sakyamuni juga pernah mengatakan, jangan mengira tubuh Anda sangat kuat, suatu hari rupakaya Anda akan melemah; jangan mengira Anda dan istri Anda selamanya akan langgeng, selamanya serukun itu, dengan sahabat selamanya akan langgeng, yang berkumpul akan berpisah, ada pertemuan maka ada perpisahan, yang sehat akan menjadi lemah.
    • * Setahun Telah Berlalu Lagi
    • * Vajra Sarasvati Bodhisattva – Vajra Sarasvati Bodhisattva menuntun Saya ke Lima Surga Tak Kembali. Inilah alam jhana keempat dari Rupaloka, merupakan tempat kelahiran para Arya yang telah mencapai Anagami.
    • * Ganesha – Ganesa adalah salah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu dan umat Buddha khususnya Umat Buddha aliran Tantrayana. Ganesa memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa Rejeki, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Lukisan dan patungnya banyak ditemukan di berbagai penjuru India; termasuk Nepal, Tibet dan Asia Tenggara. Dalam relief, patung dan lukisan, ia sering digambarkan berkepala gajah, berlengan empat dan berbadan gemuk. Ia dikenal pula dengan nama Ganapati, Vinayaka dan Pilleyar.
    • * Tiga Kali Bertanya, Tiga Kali Dipukul
    • * Sifat Buddha itu Otentik, Sifat Zen itu Tidak Menetap – “Sifat Zen tidak menetap” – sifat asal Zen, pada dasarnya tidak menetap, tidak ada satu titik yang tetap, itulah tidak menetap, bisa digunakan sesuai jodoh! Itulah “tidak menetap”.
    • * 蓮生活佛講心經 -“【無苦集滅道】--無苦”

Terima Kasih atas dukungan dan doanya.
=======================================================================================================

Bagi temen temen sedharma yang ingin mendapatkan hard copy majalah dharma talk dapat mengisi formulir berlangganan majalah dharma talk yang dapat di https://www.shenlun.org/dharma-talk

Bagi temen temen sedharma yang berminat menjadi donatur dharma talk , dapat  mengisi formulir donatur dharma talk yang dapat di peroleh di sini dan mengirimkan kembali ke redaksi Dharma Talk melalui email, post atau fax vihara.

Majalah Dharma talk juga menerima :

      • * Pemasangan kolum sutra atau mantra -Untuk informasi lebih lanjut mengenai setting, ukuran, tipe kolom mantra dan sutra dapat menghubungi redaksi melalui email di [email protected] atau [email protected] untuk keterangan lebih lanjut
      • * Pemasangan iklan. Iklan yang terpasang di dalam Majalah Talk akan di baca dan di lihat hampir semua umat zhen fo zong dan orang yang berjodoh di seluruh Indonesia, karena majalah ini di bagi bagikan ke berbagai wilayah indonesia dan beberapa kota di negara Malaysia.

Selain dari beberapa cara yang telah di jelaskan di atas, Majalah dharma talk juga membuka cara lain bagi temen temen yang berminat untuk membantu upaya redaksi melakukan penyampaian dharma dengan:

      • * Berpartisipasi dalam tim Dharma Talk
      • * Mengirimkan cerita pengalaman kontak batin yang di alami
      • * Mengirimkan cerita yang mengandung Dharma yang berkesan
      • * Mengirimkan Foto/Gambar unik yang berhubungan dengan Budha Dharma

Redaksi Majalah Dharma Talk
Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya (聖輪雷藏寺)
Jalan sayangan Lrg. Rumah Kuning Lama No. 619 Palembang
Telp. (0711) 350 798 Fax. (0711) 320 124
Email: [email protected]
Website: https://www.shenlun.org
Blog : http://blog.shenlun.org
Facebook: http://www.facebook.com/ViharaVajraBhumiSriwijaya
Youtube: http://www.youtube.com/j1ngen

Leave a comment

Your comment