Liputan dan Dokumentasi Upacara Pertobatan Kaisar Liang 11-16 Agustus 2015 di VVBS Palembang
Temen – temen, Amituofo
Berikut ini adalah Video Dokumentasi dari Liputan dan Dokumentasi Upacara Pertobatan Kaisar Liang 11-16 Agustus 2015 di VVBS Palembang :
Liputannya adalah sebagai berikut :
Dalam rangka Bulan Ulambana, Dari Tanggal 11 – 16 Agustus 2015 Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan upacara Pertobatan Kaisar Liang dan Ulkamukhayoga Ksitigarbha.
Upacara ini dipimpin oleh V.A Lian Yuan, didampingi oleh Vajra Acarya Lian Pu, dan Bhikkhu Lhama serta Pandita Lokapalasraya Andi (dari Vihara Vajra Bhumi Silampari).
Upacara ini merupakan agenda tetap dalam kegiatan Dharma dari Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya. Selain Pertobatan Kaisar Liang, Pertobatan 3000 Buddha termasuk salah satu kegiatan Dharma dari Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya.
Sejarah terbentuknya Kitab Pertobatan Kaisar Liang adalah : Kaisar Liang Wu Ti adalah kaisar Dinasti Liang yang memerintah antara tahun 502 – 547. Pada usia 30 tahun Sang permaisuri wafat. Meskipun telah meninggal beberapa bulan, sang Kaisar masih bermuram durja saja baik siang maupun malam. Pada suatu hari, saat sedang di kamar tidur, ia mendengar ada suara berisik di luar. Begitu melihat ada seekor ular besar sedang bertengger di ruang utama. Sambil menyeringai, ular ini mengerdip – ngerdipkan mata kepada sang Kaisar. Kaisar menjadi ketakutan dan mau menyelamatkan diri tapi tidak ada jalan keluar. Akhirnya memberanikan diri berseru kepada ular, “Istana Kaisar dijaga ketat bukan tempat tinggal bagi ular seperti anda. Anda pasti siluman, apakah ingin mencelakai saya?” Si ular menjawab dengan suara manusia, “ Saya adalah permaisuri anda, karena semasa hidup suka iri hati, bersifat kejam, bila marah, baik benda mati maupun hidup tidak luput dari kemarahan saya. Setelah meninggal, karena dosa – dosa ini terlahir sebagai ular. Tiada makan dan minum, tiada lubang tempat berteduh, hidup serba kekurangan, tidak berdaya. Ditambah lagi setiap sisik saya tumbuh banyak ulat sehingga daging, otot digigit bagai diiris sebuah pisau. Karena terlahir sebagai ular besar dan memiliki kemampuan khusus sehingga dapat menerobos penjagaan ketat istana. Karena mengetahui bahwa Kaisar sangat menyayangiku, maka dari itu saya menampakkan diri yang buruk rupa ini dihadapan Kaisar dan memohon agar Kaisar dapat menyelamatkan saya. “ Setelah itu ular besar itupun menghilang………. (baca selengkapnya di sini)
Pertobatan kali ini 10 BAb dibagi menjadi 5 hari, dimana 1 hari dilaksanakan 2 bab, dan ada 1 hari dilaksanakan 3 bab. Upacara ini sangatlah sakral, di setiap bab sutra pertobatan Kaisar Liang ini menceritakan beraneka ragam dharma, khususnya yaitu sebab dan akibat. Setiap memulai pertobatan (setiap bab) selalu melantunkan gatha persembahan, dan persembahannya beraneka ragam dimulai dari dupa, bunga, pelita, air, buah – buahan, batu permata, dsb.
Sebagai penutup dari Upacara Pertobatan Kaisar Liang, tanggal 16 Agustus 2015 Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya mengadakan upacara penyeberangan Ulkamukhayoga Ksitigarbha. Yidam dari upacara penyeberangan Ulkamukhayoga ini adalah Ksitigarbha Bodhisattva. Tujuan utama dari Penyeberangan Ulkamukhayoga, yaitu untuk menolong makhluk – makhluk yang terlahir di alam samsara (alam neraka dan alam preta/setan kelaparan). Inti dari ritual Penyeberangan Ulkamukhayoga adalah kita bervisualisasi menyatu dengan Ksitigarbha Bodhisattva dan kita belajar dari ikrar Ksitigarbha Bodhisattva yaitu menolong semua makhluk agar dapat terbebas dari penderitaan neraka baru menjadi Buddha.
Di dalam tantrayana zhenfo zong, upacara ulkamukhayoga ini sangatlah khusus, karena Mahaguru pernah mendapatkan bendera suci dari Ksitigarbha yaitu bendera 7 bintang. Apabila para arwah yang terkena pancaran cahaya dari Bendera 7 Bintang Ksitigarbha ini, maka para arwah tersebut dapat terlahir di tanah suci Buddha.
Dalam upacara pertobatan maupun upacara penyeberangan, banyak umat yang mendaftarkan nama – nama leluhur, arwah penagih hutang, arwah penjerat, arwah janin serta arwah penunggu rumah di formulir pendaftaran dan di ling pai (panel arwah). Selain itu juga umat ada memberikan persembahan 7 jenis kertas mulia (Ji Fo Jin) yang diajarkan oleh Mahaguru, teratai maupun kertas sembayang lainnya dan juga tidak ketinggalan kotak leluhur yang isinya kertas sembayang, baju dan sepatu untuk arwah, uang arwah, ji fo jin, dll.
Selain itu juga ada juga umat yang mempersembahkan kapal yang dihiasi dengan bijaksara dan mantra, yang berfungsi sebagai bahtera untuk membawa arwah – arwah yang didaftarkan maupun yang tidak terdaftar agar bisa terseberangkan ke tanah suci Buddha.
Setiap selesai upacara, Vajra Acarya menyampaikan ceramah Dharma intinya adalah : dalam kitab Pertobatan Bab pertama intinya adalah berlindung kepada BUddha, membangkitkan Bodhicitta, mewakili orang tua yang telah meninggal atau yang masih hidup untuk bersarana agar tidak terjerumus ke alam neraka, apabila bersarana kepada para Buddha akan mendapat pemberkahan dari para BUddha Bodhisattva, iman menjadi kuat, akan mendapat benih ke-Buddha-an. Dalam Bab pertama juga mengatakan kita bertobat apabila menghalangi orang untuk mengambil sila, melatih iman, berbuat amal baik dan juga menghalangi orang untuk mencapai ke-Buddha-an, menghindar dari 8 jalan utama, mendekat ke hal yang jelek, memfitnah, meremehkan atau memandang rendah terhadap sesama, dan lain sebagainya.
Dalam Bab kedua tertulis, orang yang berbuat amal tidak sungguh – sungguh hanya sekedar / tidak mau beramal artinya seperti petani yang membajak sawah tetapi tidak menabur bibit. Bagaimana bisa tumbuh. Pahala / Gong De tidak bisa diukur tidak bisa di timbang, kekuatannya tidak adapt dikatakan dengan bahasa. Bodhicitta pahala dengan satu hati memenuhi sepuluh penjuru Buddha. Bodhicitta membangkitkan keikhlasan hati, ketenangan hati, kegembiraan hati, membuat orang – orang tergugah, membantu segala terlindungi. Bodhicitta sama dengan hati Buddha. Bodhicitta tidak untuk diri sendiri tetapi untuk orang banyak, ini adalah Bodhicitta yang tidak terhingga. Ini akan mencapai Buddha. Dan masih banyak lagi yang ada di Bab kedua ini.
Bab ketiga menceritakan sebab akibat. Semua makhluk yang mempunyai tubuh maupun yang tidak mempunyai tubuh akan merasakan penderitaan terus menerus tiada berhenti seperti alam arupa, rupa, hewan, alam setan kelaparan. Alam manusia merupakan alam yang sangat tinggi derajatnya dibandingkan dengan alam yang tadi. Orang yang sering berbuat baik, akan mempunyai umur yang panjang dan menambah rezeki. Orang yang sering berbuat jahat, akan mempunyai umur yang pendek, sering mengalami kesusahan, dan meninggal akan masuk neraka setan kelaparan, setelah itu akan terlahir menjadi hewan. Penderitaan yang tidak tertahankan dan tiada batas. Jangan meremehkan perbuatan kebajikan yang sedikit tidak akan mendapatkan pahala, diumpamakan seperti setitik air bisa menjadi lautan yang luas apabila dikumpulkan. Jika tidak melakukan perbuatan kebajikan mulai dari sekarang sedikit demi sedikit, maka tidak akan menjadi banyak. Demikian juga jangan menganggap remeh perbuatan jahat yang kecil tidak akan berdosa, dari sedikit dikumpulkan menjadi banyak akan merusak tubuh. Jika tidak ada perbuatan maka pasti tidak ada akibatnya. Lakukanlah perbuatan baik semampu kita mulai dari sekarang, karena jika tidak kita lakukan, setelah meninggal kita pasti akan menyesalinya. Berbuat amal jangan melihat orang lain, menunggu orang lain atau mempunyai perasaan berbeda. Contoh : dia tidak beramal maka kita tidak beramal juga, dia tidak berbuat maka kita juga tidak berbuat. Perbuatan tersebut berdasarkan dari emosi dan kesombongan belaka. Menjelekan orang banyak seharusnya sadar dan bertobat. Perbuatan kebajikan apa yang dapat dilakukan oleh Semua makhluk agar dapat melepaskan kesusahan atau penderitaan? pertama pastilah kita harus berbakti kepada orang tua, memberi makan orang tua, kemudian menghormati atasan, bersarana kepada Buddha, beramal, tidak ada perbedaan terhadap sesama makhluk. Aborsi dan meracuni orang atau memberi racun kepada orang, contoh : narkoba akibatnya pada kehidupan berikutnya tidak akan mempunyai kaki atau tangan, cacat mata, cacat telinga, cacat hidung.
Dalam Bab Ke empat tertulis Pembalasan langsung dari hukum sebab akibat.
Ada seorang yang lewat di depan sebuah vihara, di vihara tersebut terdapat 500 orang Bhikkhu. Ketua Bhikkhu mempersilahkan orang tersebut untuk singgah ke vihara, karena terharu melihat vihara tersebut mempunyai 500 orang Bhikkhu, maka orang tersebut mempersembahkan 500 buah mutiara (permata) yang dititipkan kepada ketua Bhikkhu tersebut agar dibagikan. Ternyata ketua Bhikkhu tersebut mempunyai hati yang tamak, maka mutiara tersebut tidak dibagikan kepada 500 Bhikkhu lainnya. Setelah meninggal, ketua Bhikkhu tersebut masuk ke neraka. Ada seorang Bhikkhu yang pada saat membaca sebuah sutra, Bhikkhu tersebut memarahi Bhikkhu lainnya. Ada juga Bhikkhu yang tidak memberi makan dan tidak memberi gaji kepada Bhikkhu lainnya. Setelah meninggal Bhikkhu tersebut masuk neraka.Sebuah cerita di neraka. Ada orang yang menelan pil besi panas dari mulutnya dan pil tersebut keluar dari bawah (tempat pembuangan kotoran). Hukuman ini disebabkan karena pada masa hidupnya adalah seorang Bhikkhu yang mencuri makanan atau buah – buahan di perkebunan orang lain. Api neraka dimana A = tidak terbatas. Pi = padam. Jadi Api Neraka berarti tidak padam dan tidak tertolong. Bisa juga diartikan A = tidak terbatas, Pi = tidak ada tembok. Jadi Api neraka bisa juga diartikan kobaran besar yang sangat panas sampai masuk ke dalam hati. Selain itu juga dalam Bab 4 ini menceritakan mengenai alam neraka.
Dalam Bab Kelima ini, Semua orang mempunyai orang yang dibenci tetapi tidak mengetahui bahwa jika tidak ada orang tersebut maka tidak akan muncul kebencian. Karena semua makhluk mempunyai hati, hati mencapai ke-Buddha-an tapi banyak orang yang pikirannya berbeda atau terbalik. Ketamakan akan hal duniawi merupakan awal dari kesusahan, jika berlarut – larut akan menjadi sepuluh macam penderitaan dan perbuatan buruk. Semua permusuhan berawal dari persahabatan. Jika tidak ada persahabatan pasti tidak akan terjadi permusuhan. Permusuhan terjadi karena kedua pihak memperebutkan sesuatu (yang satu dapat dan yang lain tidak mendapatkannya). Kita melakukan pertobatan harus dengan hati yang lembut, damai, iklas, senang, gembira, penuh perlindungan, dan hati Buddha. Tidak perduli betul atau salah, semuanya tidak perlu diperdebatkan karena perdebatan adalah benih – benih dari kejahatan atau benih – benih neraka. Apabila ada pengurus tempat ibadah atau seseorang dapat mengerti kesengsaraan hidup (susah dalam menjalankan hidup) lalu ia berikrar bersama – sama melakukan acara pertobatan ini maka perbuatan ini akan mendapat pahala yang berlimpah dan dapat memperindah tanah suci dan mereka tidak akan merasa lelah dan dapat menyelamatkan (menyeberangkan) banyak makhluk (baik manusia maupun roh) bagaikan kapal di samudra mengangkut orang untuk menyeberang. Ini adalah pahala yang dihasilkan dari buah baik dan akan memperpanjang umur orang tersebut, hatinya akan merasa bahagia dan dipastikan tidak akan menyesal.
Bab keenam ini tertulis Adanya sang “aku” maka lahirlah penderitaan dan tidak ada sang “aku” maka lenyaplah penderitaan. Ada ke-aku-an maka dia yang membuat penderitaan sendiri. Kita hanya tahu bahwa saya berbuat saya yang senang. Tidak memperdulikan bahwa perbuatan kita itu menyebabkan orang lain menderita. Ini membuat orang lain menjadi dendam dan menderita sakit hati. Kita harus menjaga pemikiran kita bagaikan tembok kota yang tidak dapat dihancurkan (tegas). Mejaga mulut kita seperti vas bunga dimana jika tersenggol akan pecah. Kita harus ingat dua belas macam penderitaan yang pernah dikatakan oleh Sang Buddha. Setelah sadar dari dendam bahwa tidak ada manfaatnya, maka kita bersama – sama menyatakan pertobatan serta berikrar semoga kita kelak akan mencapai kesucian dan kesempurnaan. Bersama – sama kita melepaskan dari kebelengguan serta mendapatkan Prajna Paramitha dan semoga selalu bertemu dengan pada Dharmapala atau dhakini yang membantu kita. Semoga selalu dapat bertemu dengan 32 wujud dari sang Buddha. Dan selalu bertemu dengan 80 macam benih – benih kebajikan. Dan semoga kita bertemu dengan cahaya Ke-buddha-an.
Dalam bab ketujuh tertulis Keberuntungan dapat melaksanakan acara pertobatan ini di alam manusia maka sebagai makhluk kita merasa sangat beruntung sekali. Sebagai manusia kita memiliki 8 macam keberuntungan yang kita dapatkan dari melaksanakan pertobatan ini yaitu :
- 1. kita tidak lahir di alam neraka
- 2. tidak lahir di alam kelaparan
- 3. tidak dilahirkan di alam hewan
- 4. tidak dilahirkan di tepian neraka
- 5. tidak dilahirkan di alam dewa yang umur panjang
- 6. tidak dilahirkan di alam manusia (tuli, cacat, penuh penderitaan)
- 7. tidak dilahirkan di negara yang kacau (sering timbul peperangan), dan keluarga yang kacau (perselisihan antar saudara)
- 8. tidak dilahirkan di masa Dharma belum ada dan Dharma telah sirna.
Umat Buddha yang lahir sebelum dharma ada dan setelah dharma sirna (lenyap) atau lahir pada waktu Buddha hidup(menitis ke dunia) atau tidak pernah berjodoh dengan Sang Buddha atau para Buddha (contohnya seperti Maha Guru kita) maka ini sangatlah disayangkan sekali karena tidak dapat memahami Dharma Buddha. Jika kita memahami Tri Ratna (Buddha) bagaikan kita membangun Metta Karuna dan persamaan derajat. Dhamma Pitaka mengatakan bahwa kita bisa dilahirkan sebagai manusia sangatlah sulit sekali karena melalui banyak proses kelahiran terlebih dahulu baru bisa terlahir menjadi manusia. Dharma yang sulit di dapat kini kita telah berjodoh dan mendapatkannya, seharusnya iman kita harus lebih kuat. Para donator berterima kasih kepada semua orang yang telah bersama – sama mendoakan dengan iman yang berBodhicitta tidak berhenti gembira yang sangat mendalam sekali, semoga kehidupan yang akan dating bertemu kembali dengan keadaan yang sama seperti ini, tidak terpisah, tidak pernah menyesal, selalu mendengar dharma Buddha, semoga pahala berlimpah, berpendirian yang tegas dan ikhlas, selamanya mendapat apa yang dicita – citakan. Semua raja langit, semua pemimpin langit, semua dewa, semua orang pintar, semua para raja, semua raja naga, ashura, para jendral dewa, semua orang atau makhluk sepuluh penjuru, para Bhikkhu dan Bhikkhuni, serta penghuni neraka sampai 18 tingkat, semua makhluk alam kelaparan, semua makhluk hewan dan sebagainya dengan kekuatan dari semua kekuatan Buddha Bodhisattva, kekuatan diri kita sendiri, kekuatan Prajna Paramitha semoga semua makhluk yang ada di neraka, di alam kelaparan, alam hewan, mendapatkan penyeberangan dan cita – cita yang baik dari mereka dapat terkabulkan. Dalam bab ketujuh ini juga kita mewakili dewa langit, dewa bhumi, alam bhrama untuk bernamaskara memberi hormat kepada para Buddha.
Bab kedelapan tertulis kita mewakili alam asura, dewa yang berbudi baik, raja naga, raja mara, raja dan manusia, orang tua yang masih hidup, orang tua yang telah meninggal, guru, Bhikkhu Bhikkhuni yang masih hidup, Bhikkhu Bhikkhuni yang telah meninggal, semuanya untuk bernamaskara memberi hormat kepada para Buddha.
Bab kesembilan, kita mewakili penghuni yang ada di neraka api, neraka kota api jala besi, neraka gelap gulita, neraka dingin, neraka panas, neraka pisau putar, hutan pedang, neraka kereta api, nereka makan kotoran, neraka masak di kuali, neraka sungai abu, neraka minum tembaga bara, neraka hutan duri, neraka bola, neraka pasir hitam, neraka paku badan, neraka sumur, dan masih banyak lagi. Selain itu juga mewakili enam alam berikrar para dewa langit, dewa gunung, naga delapan macam. Dan juga dalam bab kesembilan ini tertulis Dengan kekuatan pertobatan, semoga semua penderitaan dapat terlepaskan, semoga semua karma buruk dapat putus, dan setelah keluar dari penjara neraka dapat memasuki rasa damainya dharma, umur bertambah, pikiran jernih, badan bahagia. Semoga semua yang berada di penjara dapat mengingat Buddha dharma, merubah sifat menjadi baik, melaksanakan jalan Bodhisattva, kembali melepaskan dan menyeberangkan semua umat, bersama – sama mencapai penerangan. Penyaluran jasa. Marilah kita semua bersama – sama berbodhicitta melaksanakan apa yang perlu kita lakukan dan kerjakan. Dengan kekuatan pahala masa lalu kita boleh lakukan perbuatan untuk semua orang yang tidak bisa terlepas dari belenggu karma sebab akibat, apabila orang tersebut masih ada sedikit rezeki, sedikit benih kebaikan dan punya niat menyalurkan jasa, maka bersama kita semua melakukan penyalurkan jasa. Semua perbuatan dapat sempurna, mulai sekarang berbodhicitta melaksanakan ikrar Bodhisattva, tidak pernah luntur, yaitu menyeberangkan makhluk terlebih dahulu, setelah itu baru mencapai kesempurnaan. Dimana saja pikiran ucapan dan jasmani selamanya bersih, berikrar hati yang lembut, hari yang seimbang, hati yang tidak curiga, hati yang tidak kacau, hati yang tidak tamak, dan berbesar hati dan mewakili umat menyalurkan jasa juga mewakili para dewa di langit, para donator, para naga, para raja, para makhluk 6 alam, para bhikkhu, para bhikkhuni, sami samini, para makhluk di langit dan bumi.
Dan Bab yang terakhir, yaitu bab kesepuluh, di sini tertulis Saya melatih diri menambah kebajikan dan menambah kebajikan untuk semua makhluk, semoga semua mahkluk bersih setelah melakukan pertobatan ini, jauh dari neraka yang begitu mengerikan, setan kelaparan, dan segala siksaan. Menyalurkan jasa untuk semua makhluk tanpa terkecuali memasuki dunia samaropa, tidak ada musuh, selalu dalam pandangana kasih. Dengan hati sangat dalam ikhlas dan hati yang gembira, hati berkata mulut berucap, pahala yang saya salurkan, semoga semua makhluk bersih, suci dan lahir di tanah suci, serta pahala berlimpah. Semoga selalu bertemu para Buddha, selalu mendengarkan dharma yang benar. Semoga para orang suci dengan cinta kasihnya dapat membantu orang meninggalkan 3 alam samsara, meninggalkan kesusahan, kelahiran, penderitaan, dan kematian. Selain itu juga Berikrar penglihatan, semoga mata ini tidak melihat yang tidak baik, yang jumlah 96 macam pandangan amoral, semoga semua makhluk serta sepuluh penjuru mulai sekarang bertemu pandangan sepuluh penjuru dharma kaya, selalu melihat, bertemu 32 rupa bodhisattva, selalu melihat 80 jenis kebajikan, selalu bertemu dengan orang yang membabarkan dharma, selalu bertemu dengan anda semua yang berbahagia, selalu bertemu dengan orang yang suka berdana dan menjalankan sila, selalu bertemu dengan dharma serta bermandikan dharma. Berikrar dalam pendengaran, mulai sekarang tidak selalu mendengar orang yang merintih, tidak mendengar mereka yang susah, tidak mendengar perpisahan yang menyedihkan, 8 jenis kesusahan, tidak mendengar 404 jenis penyakit yang berjangkit. Mulai sekarang selalu mendengarkan para Buddha membabarkan dharma, 8 jenis keagungan, selalu mendengar 84000 prajna paramitha. Ikrar penciuman (hidung). Mulai sekarang hidup tidak selalu mencium bau pembunuhan yang anyir (amis)m tidak mencium bau hangus, tidak mencium 36 macam bau yang menyen gat. Mulai sekarang selalu mencium 10 penjuru harumnya dharma, cendana, wangi – wangian gaharu, selalu mencium harumnya kehadiran Boddhisatva, selalu mencium 37 tingkat sukhaloka. Ikrar perasa (lidah). Lidah tidak selalu membuat orang merasa tidak enak, tidak mau membuat orang membunuh, tidak membuar orang mengeluarkan darah. Mulai sekarang membuat orang merasa menikmati air amrta, merasakan masakan dharma surgawi, menikmati makanan para Buddha, selalu menikmati enaknya pahala. Ikrar badan jasmani, badan tidak merasakan panasnya kobar api neraka, tidak merasakan setan kelapatan yang ti siksa, tidak merasakan penyakit yang berjumlah 404 jenis yang memusingkan. Mulai sekarang merasakan enaknya berpakaian surgawi, selalu menikmati hujan surgawi, tidak ada penyakit, selalu merasakan kekuatan badan yang sehat. Ikrar pikiran, mulai sekarang pikiran tidak berpikir negative, pikiran bohong, tidak merusak persaudaraan sedharma, tidak mefitnah Buddha dharma, tidak percaya sebab akibat karma, tidak berpikiran belajar (berguru) kepada orang yang mengajarkan ilmu sesat sebanyak 96 jenis. Ikrar mulut, mulai sekarang mulut tidak selalu mencela Triratna, tidak memfitnah para pembabar dharma, tidak selalu ebrkata yang buruk, tidak mau berkata yang beramal, gosipin orang, tidak mentertawakan kekurangan orang. Mulai sekarang selalu memuni orang membabarkan dharma, selalu menceritakan dharma, selalu menyuruh orang berbakti kepada orang tua, selalu hormat kepada guru dan atasan, selalu menyuruh orang bersarana, selalu membaca sutra – mantra, selalu mengajak orang bersembayang. Ikrar Bodhicitta, mulai sekarang semuanya berbodhicitta dan ingat selalu, harus percaya Triratna, menghormati dharma, tidak mencurigai dharma, iman kuat, putus hubungan dengan kejahatan, selalu bertobat, tidak berpikiran kotor, melindungi dharma.
Upacara Pertobatan Raja Liang dan Ulkamukhayoga Ksitigarbha berjalan dengan sukses dan sempurna.
Seluruh kegiatan dan upacara telah selesai dengan sukses dan sempurna berkat pancaran cahaya adhistana dari Mahaguru dan para Buddha Bodhisattva. Terima kasih kepada teman – teman yang telah berpartisipasi dan mendukung seluruh kegiatan ini.
Semoga anda semua selalu diberkati oleh Mahaguru dan para Buddha Bodhisattva, para Dharmapala serta Makhluk Suci lainnya.
Om Mani Padme Hum
Informasi terkait :
Untuk download Tata ritual sadhana Ksitigarbha Bodhisattva silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/liturgi/tata-ritual-sadhana-ksitigarbha-bodhisattva/
Untuk download Sutra Ksitigarbha bab awal sampai bab akhir beserta bulatan penjapaan, silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/lainnya/download/sutra/
Untuk download Penyalinan Sutra Ksitigarbha bab awal sampai bab akhir, silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/lainnya/download/penyalinan-sutra/
Untuk download Mantra Ksitigarbha beserta bulatan penjapaan, silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/mantra/mantra-ksitigarbha/
Untuk download Mudra Ksitigarbha, silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/lainnya/download/mudra/
Untuk download Screen Saver Ksitigarbha, silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/multimedia/gratis-screen-saver-ksitigarbha/
Untuk download music mantra dan lagu Buddhist silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/gallery/musik/
Informasi lainnya :
https://www.shenlun.org
http://blog.shenlun.org
Om Mani Padme Hum.