Liputan dan Dokumentasi Upacara Pertobatan Raja Liang dan Ulkamukhayoga Ksitigarbha 10-15 Juli 2012 di VVBS Palembang

Temen – temen, Amituofo
Berikut ini adalah Video Dokumentasi dari Upacara Pertobatan Raja Liang dan Ulkamukhayoga Ksitigarbha :

Liputannya adalah sebagai berikut :

Tanggal 10 – 15 Juli 2012, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan Upacara Pertobatan Raja Liang (梁皇寶懺大法會) dan Ulkamukhayoga Ksitigarbha (地藏王菩薩瑜伽焰口超度大法會). Upacara ini dipimpin oleh V.A Lian Yuan dan didampingi oleh Bhikkhu Lhama Lian Yu dan Lian Yi dari Taiwan serta para Bhikkhu Lhama lainnya. Pada upacara kali ini, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya kedatangan beberapa tamu kehormatan dari luar kota yang juga ikut partisipasi antara lain dari Sekjen DPP Majelis Tantrayana Zhenfo Zong Kasogatan Indonesia yaitu bapak Yusuf Sumarta, serta pengurus dari Lubuk Linggau. 6 Hari upacara berlangsung, semua umat sangat antusias berpartisipasi dalam Upacara Pertobatan Kaisar Liang, terbukti dari banyaknya umat yang hadir.

Pada hari pertama, sebelum upacara dimulai, tampak umat sedang mengisi formulir pemberkahan dan penyeberangan untuk mendaftarkan keluarga dan leluhur mereka di upacara ini. Manfaat mengikuti pertobatan ini selain mengikis karma buruk kita yang berpartisipasi juga dapat membantu para leluhur, arwah penagih hutang, dan lainnya yang telah kita daftarkan agar dapat terseberangkan. Selain umat dari Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya, temen – temen yang telah berpartisipasi formulir pemberkahan dan penyeberangan melalui internet, semuanya telah diikutsertakan. Terima kasih atas partisipasinya.

Upacara Pertobatan Kaisar Liang dimulai dengan penjemputan rombongan Vajra Acarya, kemudian mempersilahkan Vajra Acarya untuk mempersembahkan dupa. Memasuki Tata Ritual Pertobatan, dimulai dengan mantra Pembersihan hingga melafalkan mantra Padmakumara untuk memohon adhistana silsilah dari Maha Mulacarya Lian Sheng. Memasuki tahap inti pertobatan, sebelumnya bervisualisasi orang tua, keluarga, teman, leluhur, musuh kita untuk hadir berpartisipasi dalam pertobatan.

Upacara Pertobatan Bab pertama selesai. Besok dilanjutkan Bab kedua, ketiga, hingga Bab terakhir yaitu hari Sabtu. Selama upacara Pertobatan ini dilaksanakan, umat yang berpartisipasi tidak sedikit. Walau ada beberapa bab yang diselenggarakan pada siang hari, hal itu tidak menjadi kendala dan juga tidak mengurangi rasa antusias dari para umat sehingga tetap ikut berpartisipasi.

Setiap Bab Pertobatan memiliki persembahan tersendiri. Bab 1 mempersembahkan dupa, bab 2 mempersembahkan bunga, bab 3 mempersembahkan lilin, dll. Setiap Bab, sebelum memasuki tahap ritual pertobatan, V.A Lian Yuan melakukan persembahan diiringi dengan lantunan nyanyian persembahan.

Selesai upacara Pertobatan, Vajra Acarya menjelaskan inti dari isi sutra yang terdapat dalam pertobatan, mulai dari BAB 1 hingga BAB 10. Inti dari ceramah Beliau per Bab adalah

Pada Bab pertama, di dalam sutra tertulis berbagai manfaat dari bersarana. Bersarana, akan mendapat kekuatan Buddha Bodhisattva, iman menjadi kuat, tidak tergoyahkan, tidak akan masuk neraka beribu – ribu kalpa, tidak akan Sesat, jauh dari kesusahan atau kebingungan, akan mendapat perlindungan dari Buddha Bodhisattva serta para Dharmapala, akan mendapat benih ke-Buddha-an, kekuatan luar (mara) atau yang tidak baik akan jauh, dll. Selain itu juga dijelaskan kita menyatakan pertobatan atas kesalahan kita baik yang diketahui maupun yang tidak ketahui antara lain tidak kenal Buddha Dharma, dan atas kesalahan kita tidak mempercayai Buddha dharma, menghalangi orang percaya dharma, menghalangi orang untuk percaya akan dharma, menghalangi orang berbuat baik, menghalangi orang yang ingin menjadi donatur, dll. Dalam Bab satu ini kita menyatakan pertobatan atas karma – karma tersebut. Selain itu juga kita mewakili orang tua yang telah meninggal atau yang masih hidup (Ibu atau Bapak) anak dan keluarga serta family untuk bersarana agar tidak masuk neraka. Di dalam sutra juga menyebutkan, bila kita melafalkan sutra tersebut dengan khyusuk dan konsentrasi penuh hingga memasuki meditasi artinya tidak ada pikiran yang lain, dengan konsentrasi penuh menyebut nama para Buddha Bodhisattva serta sutra yang ada di dalamnya, maka karma buruk bisa terkikis. Selain itu juga kita melakukan pertobatan untuk perbuatan kita yang pernah membalikkan Fakta, memandang orang rendah / meremehkan orang / sinis terhadap sesama, menghalangi orang untuk mengambil sila, menghalangi orang untuk melatih iman, menghalangi orang untuk melatih prajna, menghalangi orang untuk membuat amal baik, dll, maka dalam pertobatan ini semoga semua karma buruk tersebut bisa terkikis demi sedikit. Penyaluran jasa dalam pertobatan ini adalah Dengan kekuatan sepuluh penjuru Buddha semoga doa kita dalam pertobatan bab ini tanpa dapat terpenuhi, tanpa terkecuali.

Selain penjelasan sutra Bab 1, V.A Lian Yuan juga menjelaskan sedikit mengenai Donatur upacara, sebelumnya ada seorang umat yang bertanya kepada Vajra Acarya, apa itu donatur? Donatur adalah orang yang berdonasi atau menjadi sponsor untuk kelangsungan sebuah upacara. Mengapa donatur ada beberapa jenis? Sebenarnya kita berniat berdonasi berapa saja, bila mampu dan ingin partisipasi yang besar, silahkan saja, tetapi bila kurang mampu dan ingin partisipasi yang kecil juga silahkan. Setiap orang mempunyai rezeki yang berbeda. Suatu upacara diselenggarakan memerlukan biaya yang cukup besar, contohnya upacara Pertobatan Kaisar Liang, setiap hari persembahan di altar diganti yang baru hingga akhir upacara nanti. Selain itu juga upacara Pertobatan ini sungguh jarang diselenggarakan, dan bila partisipasi dalam upacara ini sungguh luar biasa pahala untuk anda dan juga leluhurnya.

Di dalam bab dua, tertulis, bila kita ingin berbuat amal harus tulus dan ikhlas. Orang yang berbuat amal tidak sungguh – sungguh hanya sekedar / tidak mau beramal artinya seperti petani yang membajak sawah tetapi tidak menabur bibit. Bagaimana bibit tersebut bisa tumbuh. Pahala / Gong De tidak bisa diukur, tidak bisa di timbang, kekuatannya tidak dapat diukur dengan kata – kata. Bodhicitta bila dilakukan tidak untuk diri sendiri tetapi untuk orang banyak, ini adalah Bodhicitta yang tidak terhingga.

Di dalam bab ketiga tertulis, Orang yang sering berbuat baik, akan mempunyai umur yang panjang dan menambah rezeki. Orang yang sering berbuat jahat, akan mempunyai umur yang pendek, sering mengalami kesusahan, dan meninggal akan masuk neraka setan kelaparan, setelah itu akan terlahir menjadi hewan. Penderitaan yang tidak tertahankan dan tiada batas. Jangan meremehkan perbuatan kebajikan yang sedikit dan mengatakan bahwa tidak akan mendapatkan pahala, diumpamakan seperti setitik air bisa menjadi lautan yang luas apabila dikumpulkan. Jika tidak melakukan perbuatan kebajikan mulai dari sekarang sedikit demi sedikit, maka tidak akan menjadi banyak. Demikian juga jangan menganggap remeh perbuatan jahat yang kecil tidak akan berdosa, dari sedikit dikumpulkan menjadi banyak akan merusak tubuh. Jika tidak ada perbuatan maka pasti tidak ada akibatnya. Lakukanlah perbuatan baik semampu kita mulai dari sekarang, karena jika tidak kita lakukan, setelah meninggal kita pasti akan menyesalinya. Perbuatan kebajikan apa yang dapat dilakukan oleh Semua makhluk agar dapat melepaskan kesusahan atau penderitaan? pertama pastilah kita harus berbakti kepada orang tua, memberi makan orang tua, kemudian menghormati atasan, bersarana kepada Buddha, beramal, tidak ada perbedaan terhadap sesama makhluk, dll.

Di dalam bab keempat tertulis, mengenai hukum sebab akibat langsung dibayar (Pembalasan langsung dari hukum sebab akibat). Di sutra tertulis sebuah cerita :Ada seorang saudagar yang lewat di depan sebuah vihara, di vihara tersebut terdapat 500 orang Bhikkhu. Ketua Bhikkhu mempersilahkan orang tersebut untuk singgah ke vihara, karena terharu melihat vihara tersebut mempunyai 500 orang Bhikkhu, maka orang tersebut mempersembahkan 500 buah mutiara (permata) yang dititipkan kepada ketua Bhikkhu tersebut agar dibagikan. Ternyata ketua Bhikkhu tersebut mempunyai hati yang tamak, maka mutiara tersebut tidak dibagikan kepada 500 Bhikkhu lainnya. Setelah meninggal, ketua Bhikkhu tersebut masuk ke neraka. Ada sebuah cerita lagi : Ada seorang Bhikkhu yang pada saat membaca sebuah sutra, Bhikkhu tersebut memarahi Bhikkhu lainnya. Ada juga Bhikkhu yang tidak memberi makan dan tidak memberi gaji kepada Bhikkhu lainnya. Setelah meninggal Bhikkhu tersebut masuk neraka. Di dalam sutra kita juga melihat tulisan A Pi Di Yi (A Pi neraka) dimana A = tidak terbatas, Pi = padam. Jadi Api Neraka berarti tidak padam dan tidak tertolong, bisa juga diartikan A = tidak terbatas, Pi = tidak ada tembok. Jadi Api neraka bisa juga diartikan kobaran besar yang sangat panas sampai masuk ke dalam hati. Di sutra banyak tertulis nama – nama neraka dan keadaannya.

Di dalam bab kelima tertulis, Semua orang mempunyai orang yang dibenci tetapi tidak mengetahui bahwa jika tidak ada orang tersebut maka tidak akan muncul kebencian. Karena semua makhluk mempunyai hati, dan hati tersebut selalu iri. Bila iri maka timbul kebencian. Di sutra ini kita melakukan pertobatan atas keirihatian kita terhadap orang lain. Selain itu juga tertulis ketamakan akan hal duniawi merupakan awal dari kesusahan, jika berlarut – larut akan menjadi sepuluh macam penderitaan dan perbuatan buruk. Di dalam sutra tertulis baik yang betul maupun yang salah, baik yang ringan maupun yang berat, mulai sekarang dan seterusnya bersama – sama kita menyatakan pertobatan ini dengan rasa cinta kasih tidak ada perasaan dendam dalam pemikiran kita.

Di dalam bab keenam tertulis, melepaskan dendam dari sang ke-Aku-an. Adanya sang “aku” maka lahirlah penderitaan dan tidak ada sang “aku” maka lenyaplah penderitaan. Ada ke-aku-an maka dia yang membuat penderitaan sendiri. Kita hanya tahu bahwa saya berbuat saya yang senang. Tidak memperdulikan bahwa perbuatan kita itu menyebabkan orang lain menderita. Ini membuat orang lain menjadi dendam dan menderita sakit hati. Dendam tidak akan muncul apabila kita melupakan dan sadar jika dendam itu membuat penderitaan serta tidak damai di hati. Mulai sekarang kita harus merubah dendam menjadi Bodhicitta dan memasuki Prajna Buddha. Kita harus menjaga pemikiran kita bagaikan tembok kota yang tidak dapat dihancurkan (tegas). Mejaga mulut kita seperti vas bunga dimana jika tersenggol akan pecah. Kita harus ingat dua belas macam penderitaan yang pernah dikatakan oleh Sang Buddha. Setelah sadar dari dendam bahwa tidak ada manfaatnya, maka kita bersama – sama menyatakan pertobatan serta berikrar semoga kita kelak akan mencapai kesucian dan kesempurnaan. Bersama – sama kita melepaskan dari kebelengguan serta mendapatkan Prajna Paramitha dan semoga selalu bertemu dengan pada Dharmapala atau dhakini yang membantu kita. Semoga selalu dapat bertemu dengan 32 wujud dari sang Buddha. Dan selalu bertemu dengan 80 macam benih – benih kebajikan. Dan semoga kita bertemu dengan cahaya Ke-buddha-an.

Di dalam Bab Ketujuh tertulis, keberuntungan dapat melaksanakan acara pertobatan ini di alam manusia maka sebagai makhluk kita merasa sangat beruntung sekali. Sebagai manusia kita memiliki 8 macam keberuntungan yang kita dapatkan dari melaksanakan pertobatan ini yaitu kita tidak lahir di alam neraka, tidak lahir di alam kelaparan, tidak dilahirkan di alam hewan, tidak dilahirkan di tepian neraka, tidak dilahirkan di alam dewa yang umur panjang, tidak dilahirkan di alam manusia (tuli, cacat, penuh penderitaan), tidak dilahirkan di negara yang kacau (sering timbul peperangan), dan keluarga yang kacau (perselisihan antar saudara), tidak dilahirkan di masa Dharma belum ada dan Dharma telah sirna. Jika kita memahami Tri Ratna (Buddha) bagaikan kita membangun Metta Karuna dan persamaan derajat. Dhamma Pitaka mengatakan bahwa kita bisa dilahirkan sebagai manusia sangatlah sulit sekali karena melalui banyak proses kelahiran terlebih dahulu baru bisa terlahir menjadi manusia. Dharma yang sulit di dapat kini kita telah berjodoh dan mendapatkannya, seharusnya iman kita harus lebih kuat. Melakukan pertobatan adalah memasuki alam Dharma, semoga pada kelahiran kita yang sekarang dan seterusnya kita dapat mendengar Dharma Buddha. Selalu di dalam cahaya Buddha. Di hati kita selalu mendengar Dharma Buddha. Selalu mendapat perlindungan dari Buddha, mencapai penerangan sempurna dan semoga kita selalu ingat Tri Ratna. Selalu memuji Tri Ratna, selalu mempersembahkan kepada Tri Ratna, selalu membangun Vihara (Pratima Buddha) dan selalu mendapatkan kesempatan memperbaiki vihara (Pratima Buddha)

Di dalam bab kedelapan tertulis, kita melakukan pertobatan mewakili asura dan dewa yang berbudi baik untuk bernama skara kepada Buddha, mewakili Raja Naga, Raja Mara, raja, pangeran, manusia, orang tua, ibu dan ayah yang masih hidup atau yang telah meninggal, atasan, guru, Bhikkhu, bhikkhuni yang masih hidup atau yang telah meninggal untuk bernamaskara kepada Buddha.

Di dalam bab kesembilan tertulis, kita melakukan pertobatan mewakili neraka api, kota api jala besi, neraka gelap gulita, 18 tingkat neraka dingin, 18 tingkat neraka panas, 18 tingkat neraka pisau putar, Neraka kereta api, neraka makan kotoran (tai), neraka masak di kuali, neraka sungai abu, neraka minum tembaga bara, neraka sungai bara, api pedang, hutan duri, tembaga tiang, neraka bola, pedang, kapak neraka, neraka pasir hitam, neraka paku badan, neraka sumur, neraka batu, neraka pasir panas, neraka kelaparan, neraka kapak jagal, neraka kota api, pedang gunung, neraka kelaparan, neraka hewan, enam alam berikrar para dewa langit, dewa gunung, naga delapan macam. Dengan kekuatan pertobatan, semoga semua penderitaan dapat terlepaskan, semoga semua karma buruk dapat putus, dan setelah keluar dari penjara neraka dapat memasuki rasa damainya dharma, umur bertambah, pikiran jernih, badan bahagia. Semoga semua yang berada di penjara dapat mengingat Buddha dharma, merubah sifat menjadi baik, melaksanakan jalan Bodhisattva, kembali melepaskan dan menyeberangkan semua umat, bersama – sama mencapai penerangan. Marilah kita semua bersama – sama berbodhicitta melaksanakan apa yang perlu kita lakukan dan kerjakan. Dengan kekuatan pahala masa lalu kita boleh lakukan perbuatan untuk semua orang yang tidak bisa terlepas dari belenggu karma sebab akibat, apabila orang tersebut masih ada sedikit rezeki, sedikit benih kebaikan dan punya niat menyalurkan jasa, maka bersama kita semua melakukan penyalurkan jasa. Semua perbuatan dapat sempurna, mulai sekarang berbodhicitta melaksanakan ikrar Bodhisattva, tidak pernah luntur, yaitu menyeberangkan makhluk terlebih dahulu, setelah itu baru mencapai kesempurnaan. Dimana saja pikiran ucapan dan jasmani selamanya bersih, berikrar hati yang lembut, hari yang seimbang, hati yang tidak curiga, hati yang tidak kacau, hati yang tidak tamak, dan berbesar hati dan mewakili umat menyalurkan jasa juga mewakili para dewa di langit, para donator, para naga, para raja, para makhluk 6 alam, para bhikkhu, para bhikkhuni, sami samini, para makhluk di langit dan bumi.

Di dalam bab kesepuluh tertulis, Saya melatih diri menambah kebajikan dan menambah kebajikan untuk semua makhluk, semoga semua mahkluk bersih setelah melakukan pertobatan ini, jauh dari neraka yang begitu mengerikan, setan kelaparan, dan segala siksaan. Menyalurkan jasa untuk semua makhluk tanpa terkecuali memasuki dunia samaropa, tidak ada musuh, selalu dalam pandangan kasih. Dengan hati sangat dalam ikhlas dan hati yang gembira, hati berkata mulut berucap, pahala yang saya salurkan, semoga semua makhluk bersih, suci dan lahir di tanah suci, serta pahala berlimpah. Semoga selalu bertemu para Buddha, selalu mendengarkan dharma yang benar. Semoga para orang suci dengan cinta kasihnya dapat membantu orang meninggalkan 3 alam samsara, meninggalkan kesusahan, kelahiran, penderitaan, dan kematian.

  • * Berikrar penglihatan, semoga mata ini tidak melihat yang tidak baik, yang jumlah 96 macam pandangan amoral, semoga semua makhluk serta sepuluh penjuru mulai sekarang bertemu pandangan sepuluh penjuru dharma kaya, selalu melihat, bertemu 32 rupa bodhisattva, selalu melihat 80 jenis kebajikan, selalu bertemu dengan orang yang membabarkan dharma, selalu bertemu dengan anda semua yang berbahagia, selalu bertemu dengan orang yang suka berdana dan menjalankan sila, selalu bertemu dengan dharma serta bermandikan dharma. Berikrar dalam pendengaran, mulai sekarang tidak selalu mendengar orang yang merintih, tidak mendengar mereka yang susah, tidak mendengar perpisahan yang menyedihkan, 8 jenis kesusahan, tidak mendengar 404 jenis penyakit yang berjangkit. Mulai sekarang selalu mendengarkan para Buddha membabarkan dharma, 8 jenis keagungan, selalu mendengar 84000 prajna paramitha.

  • * Ikrar penciuman (hidung). Mulai sekarang hidup tidak selalu mencium bau pembunuhan yang anyir (amis) tidak mencium bau hangus, tidak mencium 36 macam bau yang menyen gat. Mulai sekarang selalu mencium 10 penjuru harumnya dharma, cendana, wangi – wangian gaharu, selalu mencium harumnya kehadiran Boddhisatva, selalu mencium 37 tingkat sukhaloka.

  • * Ikrar perasa (lidah). Lidah tidak selalu membuat orang merasa tidak enak, tidak mau membuat orang membunuh, tidak membuar orang mengeluarkan darah. Mulai sekarang membuat orang merasa menikmati air amrta, merasakan masakan dharma surgawi, menikmati makanan para Buddha, selalu menikmati enaknya pahala.

  • * Ikrar badan jasmani, badan tidak merasakan panasnya kobar api neraka, tidak merasakan setan kelapatan yang ti siksa, tidak merasakan penyakit yang berjumlah 404 jenis yang memusingkan. Mulai sekarang merasakan enaknya berpakaian surgawi, selalu menikmati hujan surgawi, tidak ada penyakit, selalu merasakan kekuatan badan yang sehat.

  • * Ikrar pikiran, mulai sekarang pikiran tidak berpikir negative, pikiran bohong, tidak merusak persaudaraan sedharma, tidak mefitnah Buddha dharma, tidak percaya sebab akibat karma, tidak berpikiran belajar (berguru) kepada orang yang mengajarkan ilmu sesat sebanyak 96 jenis.

  • * Ikrar mulut, mulai sekarang mulut tidak selalu mencela Triratna, tidak memfitnah para pembabar dharma, tidak selalu ebrkata yang buruk, tidak mau berkata yang beramal, gosipin orang, tidak mentertawakan kekurangan orang. Mulai sekarang selalu memuni orang membabarkan dharma, selalu menceritakan dharma, selalu menyuruh orang berbakti kepada orang tua, selalu hormat kepada guru dan atasan, selalu menyuruh orang bersarana, selalu membaca sutra – mantra, selalu mengajak orang bersembayang.

  • * Ikrar Bodhicitta, mulai sekarang semuanya berbodhicitta dan ingat selalu, harus percaya Triratna, menghormati dharma, tidak mencurigai dharma, iman kuat, putus hubungan dengan kejahatan, selalu bertobat, tidak berpikiran kotor, melindungi dharma.

Minggu, 15 Juli 2012 diselenggarakan Upacara Ulkamukhayoga Ksitigarbha. Upacara berlangsung pukul 14.00 WIB. Sebelum upacara dimulai, hujan turun membasahi kota Palembang. Ksitigarbha Bodhisattva telah memberikan pemberkahan terlebih dahulu sebelum upacara dimulai. Barisan penjemputan rombongan Vajra Acarya mengawali upacara. Sebelum memasuki tata ritual upacara, Tamu kehormatan kita yaitu Sekjen DPP Majelis Tantrayana Zhenfo Zong Kasogatan Indonesia Bapak Yusuf Sumarta menyampaikan kata sambutan. Beliau mengatakan sangat senang bisa hadir di Palembang dan juga Beliau mengatakan bahwa selama ini reputasi Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya sudah terdengar dimana – mana dan reputasi tersebut benar adanya. Beliau juga sangat terkesan atas kekompakan dan dedikasi serta kekompakan antar umat di Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya, serta suasana kekeluargaan juga sangat kental yang dirasakan beliau sejak beliau menginjak kakinya di Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya… (Terima kasih kepada Bapak Yusuf Sumarta karena telah meluangkan waktunya untuk hadir berpartisipasi dalam Upacara Pertobatan Raja Liang dan Ulkamukhayoga Ksitigarbha yang diselenggarakan oleh Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya).

Upacara Ulkamukhayoga Ksitgarbha dimulai dari mantra pembersihan hingga melafalkan mantra Padmakumara. Memasuki tahap inti Ulkamukhayoga Ksitigarbha adalah memohon kehadiran Ksitigarbha Bodhisattva dan melafalkan mantra Ksitigarbha Bodhisattva. Dilanjutkan dengan memasuki samadhi, bervisualisasi Ksitigarbha Bodhisattva bersatu dengan Sadhaka, lalu memasuki Samadhi.Ksitigarbha Bodhisattva memancarkan cahaya memberkati. Setelah itu Membentuk mudra membuka pintu neraka, melafalkan mantra membuka pintu neraka, dan lain – lain hingga terakhir mantra paripurna.

Pada upacara ini, V.A Lian Yuan menyampaikan ceramah dharma-Nya. Inti dari ceramah Beliau adalah Ulkamukhayoga merupakan sebuah upacara penyeberangan yang besar, dan biasanya diawali dengan Pertobatan Raja Liang atau pada saat bulan 7 ulambana. Ulkamukhayoga tujuannya adalah menyeberangkan semua makhluk yang ada di neraka. Pada zaman Sakyamuni Buddha, murid-Nya yang bernama Mogalona mengatakan bahwa ibu-Nya masuk neraka. Sang Buddha mengajarkan kepada Mogalona sebuah ritual Penyeberangan Arwah. Maka terjadilah Ulkamukhayoga.

Saat dilaksanakan Upacara Ulkamukhayoga Ksitigarbha, hendaknya kita mendaftarkan nama – nama leluhur dan roh penagih hutang kita. Dan juga mengirimkan uang kertas, kertas mantra, dll untuk para leluhurnya. Bila Leluhur kita senang, maka mereka tidak akan mencari kita dan malah melindungi kita. Bila kita berpartisipasi melalui formulir, jangan lupa melampirkan dana paramitha, bila tidak melampirkan, sama saja dengan kertas kosong selain itu juga leluhur anda, para dewa melihat apa yang anda lakukan.

Vajra Acarya juga menjelaskan makna persembahan hatta kepada Mahaguru atau Vajra Acarya yaitu merupakan penghormatan tertinggi terhadap dharma serta Guru kita, Vajra Acarya merupakan wakil dari Guru kita. Zaman dahulu, persembahan hatta menggunakan kain yang terbuat dari sutra diiringi dengan kepingan emas atau perhiasan sebagai persembahan. Biasanya persembahan ini dipersembahkan kepada Guru yang sangat dijunjung tinggi. Setelah menerimanya, Sang Guru tersebut akan mengembalikan hatta tersebut dimana sebelumnya memohon kepada Para Buddha Bodhisattva untuk memberkati hatta dan orang yang memberikan hatta tersebut sehingga orang tersebut dilindungi oleh para Buddha Bodhisattva. Karena Mahaguru sangat welas asih, maka persembahan emas tersebut diganti dengan yang paling mudah saja yaitu uang. Di Zaman dulu, hatta yang sudah dipersembahkan tidak akan dipakai kembali dan akan di gantung di atas pintu. Semakin banyak hatta tersebut di gantung, maka orang tersebut pasti sangat mengerti Dharma dan sangat menghormati guru-Nya dan juga dia dihormati oleh orang banyak. Biasanya orang tersebut adalah para bangsawan.

Upacara Pertobatan Raja Liang dan Ulkamukhayoga Ksitigarbha telah selesai dengan sukses dan sempurna. Terima kasih kepada seluruh donatur dan umat yang telah partisipasi dalam upacara ini. Semoga anda semua selalu diberkati oleh Mahaguru dan para Buddha Bodhisattva.

Informasi terkait :
* Mantra Ksitigarbha : https://www.shenlun.org/mantra/mantra-ksitigarbha/
*Tata Ritual Sadhana Ksitigarbha : https://www.shenlun.org/liturgi/tata-ritual-sadhana-ksitigarbha-bodhisattva/
* Sutra Ksitigarbha Bodhisattva Bab Awal : https://www.shenlun.org/sutra/sutra-ksitigarbha-bab-awal/
* Sutra Ksitigarbha Bodhisattva Bab Tengah : https://www.shenlun.org/sutra/sutra-ksitigarbha-bab-tengah/
* Sutra Ksitigarbha Bodhisattva Bab Akhir : https://www.shenlun.org/sutra/sutra-ksitigarbha-bab-akhir/
* Penyalinan Sutra Ksitigarbha Bodhisattva Bab Awal : https://www.shenlun.org/salin-sutra/penyalinan-sutra-ksitigarbha-bodhisattva-bab-awal/
* Penyalinan Sutra Ksitigarbha Bodhisattva Bab Tengah : https://www.shenlun.org/salin-sutra/penyalinan-sutra-ksitigarbha-bodhisattva-bab-tengah/
* Penyalinan Sutra Ksitigarbha Bodhisattva Bab Akhir : https://www.shenlun.org/salin-sutra/penyalinan-sutra-ksitigarbha-bodhisattva-bab-akhir/
* Screen Saver Ksitigarbha : https://www.shenlun.org/multimedia/gratis-screen-saver-ksitigarbha/

*Temukan informasi menarik lainnya di https://www.shenlun.org dan http://blog.shenlun.org

Om Mani Padme Hum.

Leave a comment

Your comment