Liputan dan Dokumentasi Upacara Api Homa Pemberkahan dan Penyeberangan Sangharama Dharmapala 18 Juni 2017 di VVBS Palembang

Temen – temen, Amituofo
Berikut ini adalah Video Dokumentasi dari Liputan dan Dokumentasi Upacara Api Homa Pemberkahan dan Penyeberangan Sangharama Dharmapala 18 Juni 2017:

Dharmadesana beliau selengkapnya:
http://shenlun.org/share/mp3/lian_pu_18jun2017.mp3

Liputannya adalah sebagai berikut :

Minggu, 18 Juni 2017 jam 2 siang, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan Upacara Api Homa Pemberkahan dan Penyeberangan Sangharama Dharmapala atau biasa disebut Guan Di (Guan Gong). Upacara ini dipimpin oleh V.A Lian Pu, didampingi oleh Bhikkhu Lhama.

Pukul 2 siang, antusias dari umat yang hadir memenuhi ruang bhaktisala, upacara pun segera di mulai. Rombongan Muda-mudi mengiringi para Acarya untuk memasuki ruang bhaktisala, lalu V.A Lian Pu mempersembahkan dupa dan diiringi lagu pendupaan yang menjadi salah satu lagu pembuka. setelah itu Acarya dipersilahkan duduk di tempat yang telah disediakan, begitupula dengan para Bhikkhu Lhama.

Sekilas mengenai Sangharama Dharmapala :
Judul : Dewa Sangharama
Sumber : TBSN

Dalam penjelajahan spiritual –

Pergi ke sebuah vihara, melihat 18 Dewa Sangharama lengkap semua, 18 Dewa Sangharama ini antara lain: Meiyin, Fanyin, Tiangu, Tanmiao, Tanmei, Momiao, Leiyin, Shizi, Miaotan, Fanxiang, Renyin, Fonu, Songde, Guangmu, Miaoyan, Cheting, Cheshi, dan Bianshi.

Saya ingat yang arya pelindung Buddha masih ada dua lagi, satu adalah Dharmapala Skanda, satu lagi Dharmapala Sangharama.

Tentu saja, dewa Dharmapala Buddha banyak tak terhitung.

Guan Sheng Di Jun menjadi yang arya Dharmapala Buddha, hanya karena Guan Sheng Di Jun memimpin ribuan prajurit dan jenderal akhirat, tangan memegang Golok Naga Hijau, menunggang Kuda Merah, datang dalam kepulan angin, juga datang mendukung Buddhadharma. Vihara China menghormatinya sebagai Yang Arya Sangharama.

Judul : Raga dan Hati Menghadap Buddha Menyempurnakan Bekal Baru Dapat Terbebaskan dan Terang Meningkat
Sumber : TBSN

…………..Guan Gong di dalam Agama Buddha adalah Dewa Dharmapala, disebut Sangharama. Selain itu, Guan Gong juga dianggap oleh Taoisme pada umumnya sebagai Yu Huang Da Di, yaitu Xuan Ling Gao Shang Di. Taoisme ada sebuah aliran menyembah Guan Gong sebagai Yu Huang Da Di, disembah sebagai Xuan Ling Gao Shang Di. Ada sebagian orang tidak mengakui, hanya mengakui Xuan Qiong Gao Shang Di. Sangharama ini sangat berwarna, Orang Kanton tahu, Orang Kanton menyembah adinata ini, semua toko, menyembah adinata ini, Orang Kanton mengira Ia adalah dewa rejeki. Adinata ini adalah dewa rejeki, juga Dharmapala. Oleh karena itu, minggu depan, kalian tidak menjadi donatur utama, mau konsultasi rejeki, jangan konsultasi pada saya, cukup konsultasi dengan Guan Gong. Ia adalah dewa rejeki dan boleh melindungi rumah, juga boleh dijadikan Dharmapala Agama Buddha. Mengapa Ia bisa menjadi Dharmapala Agama Buddha? Karena Mahaguru Zhizhe dari Gunung Tiantai. Mahaguru Zhizhe suatu kali saat sedang meditasi, melihat Guan Yun Zhang membawa tentara dan jenderal akhirat, banyak sekali, bertarung di medan perang, saat itu, Mahaguru Zhizhe menyampaikan Buddhadharma kepada Guan Yun Zhang, Guan Yun Zhang pun bersarana pada Agama Buddha, menjadi Dewa Sangharama Agama Buddha. Dewa Sangharama adalah dewa vihara. Siapa dewa vihara Rainbow Temple? Yaitu Sangharama. Sangharama adalah dewa vihara. Orang Kanton menyembah-Nya sebagai dewa rejeki, juga melindungi keluarga. Mari kita semua menjadi donatur utama! Banyak Orang Kanton di sini, minggu depan pasti banyak donatur utama!………….

Judul : Tiada Jati Diri Tiada Wujud Tiada Ikrar
Sumber : TBSN

………………Hari ini, kita mengadakan homa Sangharama, arti dari Sangharama adalah vihara, dengan kata lain, vihara ini dilindungi oleh-Nya. Dulu, saat Mahaguru Zhizhe sedang bermeditasi, melihat Guan Gong memimpin 500 tentara akhirat berkelana ke mana-mana, seperti berperang di medan pasir, sehingga Mahaguru Zhizhe mengundang-Nya untuk menjadi penguasa vihara, menjadi Dharmapala di dalam vihara. Oleh karena itu, Sangharama setara dengan dewa di dalam vihara. Sebenarnya, Ia adalah Guan Sheng Di Jun. Dari seluruh China, Buddha memiliki dua Dharmapala yang sangat agung, satu adalah Skanda, satu lagi adalah Sangharama. Karena Sangharama adalah Dharmapala, mengapa Mahaguru berpakaian merah? Karena, saat Guan Sheng Di Jun lahir, seperti Hong Sun’er, seluruh wajah merah, seluruh tubuh merah, ini adalah ciri khas dari Guan Sheng Di Jun, merah terang, bukan darah tinggi, melainkan Guan Gong berwajah merah. Saat kecil, kita sering menyebut, “Hong Guan Gong, Bai Liu Bei, Hei Zhang Fei, Zou Qu Bi” (Bahasa Taiwan), yaitu semacam roti yang dimakan Orang Taiwan, dalamnya terdapat wijen hitam atau benda yang berwarna hitam, di atas dioles warna merah, melambangkan kegembiraan, kita sebut “Hong Guan Gong”, tepung roti di tepinya berwarna putih, yaitu Bai Liu Bei, Hei Zhang Fei adalah wijen hitam. Guan Gong, Liu Bei, Zhang Fei, ketiganya adalah tokoh utama trio Taoyuan. Karena seluruh tubuh Guan Gong berwarna merah, sehingga Mahaguru berpakaian merah. Mudra Sangharama juga Mudra Vajra Anjali, bijaksara juga aksara HUM, mantra hati adalah, “Om. Qielan. Xidi. Hum.” Yaitu menyebut-Nya sebagai dewa pelindung vihara…………… selengkapnya baca di sini

Judul : Lencana Emas Paduka Guan
Sumber : TBSN

Saya sering merasa prihatin, dunia ini sejak ribuan tahun yang dulu senantiasa penuh gejolak. Orang yang sadar berjumlah sedikit, orang yang sesat berjumlah banyak sekali. Susah sekali menemukan orang yang berhasil memperoleh pencerahan di dunia, sebaliknya, yang tidak berkarma baik ada di mana-mana, sungguh menyesalkan.

Saya teringat sebait syair:
Kemakmuran dan reputasi sungguh menyesatkan
Manusia di dunia terperangkap dalam keduniawian
Hanya tahu kesenangan duniawi yang serba untung-untungan
Tak pernah terpikir karma bahwa vipaka diam-diam menjerat

Pencerahan saya, terus terang, sangatlah alamiah, tidak terbentuk dan tak terungkapkan. Orang-orang merasa ragu pada saya, para sadhaka juga merasa ragu. Ini memang wajar, karena hal pencerahan tak dapat dilihat, tak dapat didengar, tidak berwujud, juga tidak terungkapkan. Sekalipun ditulis dengan menggunakan Gunung Semeru sebagai pena dan air empat samudera sebagai tinta, tetap sulit untuk dituliskan………………selengkapnya : baca di sini

Judul : Dewa Kuan Ti / Guan gong / Sangharama Dharmapala
Sumber : website Shenlun

Dewa Kuan Ti, yang juga dinamai Dewa Yu, adalah seorang penduduk dari wilayah Shai yang hidup di Zaman Tiga kerajaan. Nama beliau yang lainnya adalah Yun Chang. Beliau adalah seorang Jenderal yang sangat gagah berani, yang mampu berperang melawan sepuluh ribu musuh. Sang Dewa ini sangat setia, taat dan teguh di dalam menjalankan kebenaran; oleh karena itu beliau dikenal dan namanya masyhur di dalam sejarah Tiongkok. Selama pemerintahan Kaisar Shong Chung dari Dinasti Ming, Sang Jenderal di anugerahi Title “ Kaisar Kuan Yang dihormati oleh penghuni Surga” karena beliau mampu mengalahkan Sang Mara Rajanya Hantu dan Penggoda orang-orang yang berlatih Dharma, di ketiga alam. Oleh Karena itu, rakyat menamai Dewa ini sebagai Kaisar Kuan…………selengkapnya baca di sini

Upacara dimulai berdasarkan tata ritual dari membaca mantra pembersihan dan dilanjutkan dengan mantra pengundang, setelah seluruh prosesi tata ritual dilakukan, selanjutnya membentuk mudra Sangharama Dharmapala, bervisualisasi “Di atas samudera, langit cerah tak berawan, cakra candra terbit dari permukaan samudera, di tengah cakra candra ada aksara HUM berwarna biru yang memancarkan cahaya biru. Aksara HUM di tengah cakra candra berputar, berubah menjadi Sangharama, berwibawa, mengenakan baju jirah, menunggang kuda merah (atau berdiri tanpa berkuda), tangan memegang pedang Guan (pedang bulan naga hijau); atau duduk membaca Kitab Musim Semi dan Musim Gugur (tangan tidak memegang pedang Guan). Kening Sangharama memancarkan seberkas sinar putih, langsung menyinari kening kita; tenggorokan memancarkan seberkas sinar merah, langsung menyinari tenggorokan kita; cakra hati memancarkan seberkas sinar biru, langsung menyinari cakra hati kita. Ketiga sinar dari putih, merah, biru melebur di dalam jiwa dan raga kita.”

Setelah itu membaca mantra Sangharama Dharmapala :“嗡。迦藍。悉地。吽。(Om. qie lan. xi di. hum)”.

Mempersilahkan V.A Lian Pu memberkati sarana puja dan kayu homa, dan melakukan simabandhana pada tungku homa, kemudian satu persatu persembahan di masukkan ke dalam tungku di lanjutkan dengan memperagakan berbagai mudra.

Setelah itu memasuki samadhi dan membaca gatha usai samandhi :

忠義節操貫日月 威靈顯赫除障難 Zhōng yì jié cāo guàn rì yuè wēi líng xiǎn hè chú zhàng nán,
伽藍尊者護佛法 梵剎家門皆吉祥 Qié lán zūn zhě hù fó fǎ fàn chà ji āmén jiē jí xiáng

Dilanjutkan mantra 8 yidam dan penyaluran jasa, puja Amitabha, mantra sataksara, namaskara dan diakhiri dengan mantra paripurna.

Kemudian Vajra Acarya menyampaikan ceramah Dharma yang bisa temen – temen dengar secara langsung di atas.

Selesai menyampaikan ceramah dharma, Vajra Acarya mewakili Mahaguru untuk memberikan abhiseka sarana dan memberikan abhiseka pemberkahan Sangharama Dharmapala

Upacara telah berjalan dengan sukses dan sempurna, berkat pancaran cahaya adhistana dari Mahaguru, para Buddha Bodhisattva, Yidam, Dharmapala, serta makhluk suci lainnya.

Terima kasih kepada teman – teman yang telah berpartisipasi dan mendukung seluruh kegiatan ini.
Semoga anda semua selalu diberkati oleh Mahaguru dan para Buddha Bodhisattva, yidam, para Dharmapala serta Makhluk Suci lainnya.

Om Mani Padme Hum

Informasi terkait :

Untuk download Mantra Sangharama Dharmapala beserta bulatan penjapaan, silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/mantra/mantra-sangharama-dharmapala//

Untuk download Artikel Sangharama Dharmapala, silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/artikel-lain/artikel-sangharama-dharmapala/

Informasi menarik lainnya :
https://www.shenlun.org
http://blog.shenlun.org

Om Mani Padme Hum.

Leave a comment

Your comment