Liputan dan Dokumentasi Upacara Pertobatan Raja Liang dan Ulka Mukhayoga Ksitigarbha

Temen – temen,
berikut ini adalah dokumentasi Upacara Pertobatan Raja Liang dan Ulka Mukhayoga Ksitigarbha

Liputannya adalah sebagai berikut

Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan Upacara Pertobatan Kaisar Liang dan Ulka Mukhayoga yang di mulai dari hari Selasa, 7 Desember 2010 pukul 19.00 WIB. Upacara ini dipimpin oleh Vajra Acarya Lian Yuan (釋蓮元金剛上師主壇), di dampingi oleh Dharmacarya (蓮惺教授師), Bhikkhu Lhama (眾法師護壇), Pandita Dharmaduta(慶盛講師), dan Pandita Lokapalasraya(助教).

Semua umat sangat antusias mengikuti Upacara Pertobatan Kaisar Liang dan Ulka Mukhayoga, terbukti dari banyaknya umat yang hadir dari laur kota di antaranya Prabumulih, Lubuk Linggau, Pekan baru, dan Jakarta serta umat Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya yang sangat antusias dalam mengisi formulir pemberkahan dan penyeberangan sebelum upacara dimulai. Mereka menuliskan nama keluarga mereka baik yang masih ada maupun yang telah meninggal untuk didaftarkan di Upacara Pertobatan Kaisar Liang dan Ulka Mukhayoga.

Manfaat mengikuti pertobatan ini selain untuk mengikis karma buruk kita. Kita juga dapat membantu mengikis karma keluarga kita yang telah terdaftar serta leluhur kita. Jadi, alangkah baiknya bila upacara pertobatan seperti Upacara Pertobatan Kaisar Liang dan Ulka Mukhayoga dapat di lakukan tiap saat. Karena, apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari – hari pasti tidak luput dari perbuatan yang tidak baik dan menimbulkan karma yang tidak baik pula.

Untuk melihat Kutipan dari ceramah Maha Guru mengenai mengapa seseorang harus melakukan pertobatan, klik disini

Upacara Pertobatan Kaisar Liang dan Ulka Mukhayoga yang di selenggarakan Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya di mulai dengan penjemputan Vajra Acarya yang dilanjutkan dengan lagu pendupaan. Tata bersadhana di mulai dengan mantra pembersihan, vandana, visualisasi namaskara, maha mandala puja, catur sarana, perlindungan diri, di lanjutkan dengan sutra raja Agung Avalokitesvara dan Sukavati Vyuha Dharani. Terakhir sebelum memulai pertobatan tidak lupa untuk membaca mantra Mahaguru 108 kali. Setelah pertobatan kita melafalkan mantra 8 yidam dan puja Amitabha Buddha. Di lanjutkan dengan menyalurkan jasa. Terakhir untuk menutup semua kekurangan dan kesalahan kita dalam melakukan pertobatan kita membaca mantra Sataksara sebanyak 3 kali.

Setelah upacara selesai, Vajra Acarya menyampaikan dharmadesana kepada umat yang hadir. Beliau memberitahukan garis besar isi dari setiap bab dalam Upacara Pertobatan Kaisar Liang dan Ulka Mukhayoga. Beliau memberitahukan bahwa:

Bab pertama menjelaskan mengenai manfaat bersarana, setiap orang harus membangkitkan Bodhicitta dan Sad Paramitha. Di jelaskan juga bahwa kita mewakili orang tua yang telah meninggal atau yang masih hidup serta keluarga kita untuk bersarana. Serta dalam Bab ini memberitahukan beberapa karma buruk.

Bab ke dua menjelaskan orang yang berbuat amal tidak sungguh – sungguh hanya sekedar / tidak mau beramal artinya seperti petani yang membajak sawah tetapi tidak menabur bibit. Bagaimana bisa tumbuh. Bab ini juga menjelaskan pahala (gong de) tidak bisa diukur dan tidak bisa ditimbang.

Pada bab 3 menjelaskan tentang sebab akibat. Semua makhluk baik yang memiliki tubuh maupun tidak mempunyai tubuh akan merasakan penderitaan terus menerus tiada berhenti seperti alam arupa, rupa, hewan, alam setan kelaparan. Alam manusia merupakan alam yang sangat tinggi derajatnya dibandingkan dengan alam yang tadi. Orang yang sering berbuat baik, akan mempunyai umur yang panjang dan menambah rezeki. Orang yang sering berbuat jahat, akan mempunyai umur yang pendek, sering mengalami kesusahan, dan ketika meninggal akan masuk neraka setan kelaparan, setelah itu akan terlahir menjadi hewan. Penderitaan yang tidak tertahankan dan tiada batas.

Bab 4 menjelaskan tentang pembalasan langsung dari hukum sebab akibat. Dalam bab ini banyak mengisahkan pembalasan langsung dari hukum karma sebab akibat berupa contoh. Selain itu dalam bab 4 ini juga menceritakan keadaan neraka, dan memberitahukan nama – nama neraka. Bab ini menyuruh kita agar sadar dan menyalurkan jasa pahala.

Bab 5 menjelaskan tentang melepaskan belenggu kebencian. Semua orang mempunyai orang yang dibenci tetapi tidak mengetahui bahwa jika tidak ada orang tersebut maka tidak akan muncul kebencian. Karena semua makhluk mempunyai hati, hati mencapai ke-Buddha-an tapi banyak orang yang pikirannya berbeda atau terbalik. Ketamakan akan hal duniawi merupakan awal dari kesusahan, jika berlarut – larut akan menjadi sepuluh macam penderitaan dan perbuataan buruk. Dalam bab ini memberitahukan permusuhan timbul karena ketamakan hati yang tidak terhingga.

Pada bab 6 menjelaskan tentang melepaskan dendam dari sang ke-Aku-an. Adanya sang “aku” maka lahirlah penderitaan dan tidak ada sang “aku” maka lenyaplah penderitaan. Ada ke-aku-an maka dia yang membuat penderitaan sendiri. Kita hanya tahu bahwa saya berbuat saya yang akan senang. Tidak memperdulikan bahwa perbuatan kita itu menyebabkan orang lain menderita. Ini membuat orang lain menjadi dendam dan menderita sakit hati. Dendam tidak akan muncul apabila kita melupakan dan sadar jika dendam itu membuat penderitaan serta tidak damai di hati.

Bab 7 menjelaskan manfaat keberuntungan kita sendiri. Keberuntungan dapat melaksanakan acara pertobatan ini di alam manusia maka sebagai makhluk kita merasa sangat beruntung sekali. Sebagai manusia kita memiliki 8 macam keberuntungan yang kita dapatkan dari melaksanakan pertobatan ini.

Bab 8 menjelaskan pertobatan mewakili asura dan dewa – dewa yang berbudi baik, mewakili atasan, guru, dan bhikkhu bhikkhuni untuk bernama skara kepada Buddha.

Bab 9 menjelaskan pertobatan mewakili orang – orang yang ada ada di dalam neraka, mewakili 6 alam, mewakili para penghuni penjara dan sejenisnya.

Dan pada bab terakhir (bab 10) kita melakukan penyaluran jasa untuk semua makhluk tanpa terkecuali.

Selesai menyampaikan ceramah-Nya, Vajra Acarya Lian Yuan mewakili Maha Guru untuk memberikan Abhiseka Pemberkahan.

Upacara Pertobatan Kaisar Liang dan Ulka Mukhayoga berjalan dengan sukses dan sempurna berkat pancaran Cahaya Adhistana dari Maha Guru dan Para Buddha Bodhisattva.

Terima kasih kepada seluruh umat yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam upacara ini.

Semoga Maha Guru selalu sehat dan memutar roda dharma.

Om Mani Padme Hum.

Leave a comment

Your comment