Liputan dan Dokumentasi Upacara Api Homa Pemberkahan Padmakumara Putih 16 Juni 2011

Temen – temen,
berikut ini adalah dokumentasi Upacara Api Homa Pemberkahan Padmakumara Putih 16 Juni 2011

Liputannya adalah sebagai berikut

Kamis, 16 Juni 2011 pukul 19.00 WIB Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan Upacara Api Homa Pemberkahan Padmakumara (南摩大白蓮花童子息災祈福護摩火供大法會). Upacara ini dipimpin oleh Vajra Acarya Lian Yuan dan di damping oleh para Bhikkhu Lhama.

Dalam rangka memperingati HUT Mahaguru yang jatuh pada hari Minggu tanggal 19 Juni 2011(bulan 5 tanggal 18 imlek) Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan dua buah Upacara yaitu Upacara Api homa Pemberkahan Padmakumara Putih yang dilaksanakan pada hari ini, serta Upacara Pertobatan Satya Buddha yang akan dilaksanakan tepat pada Hari Ulang Tahun Mahaguru. Kedua upacara ini dilaksanakan untuk mendoakan Mahaguru agar senantiasa sehat, dan menetap di dunia untuk memutar roda dharma.

Upacara Dimulai dengan mempersilahkan Vajra Acarya Lian Yuan untuk mempersembahkan dupa hingga memohon kehadiran Padmakumara untuk memberkati serta melafalkan mantra Padmakumara. Semua berjalan sesuai dengan tata ritual Upacara Api Homa Pemberkahan Padmakumara dan berlangsung dengan khidmat. Vajra Acarya memperagakan mudra dengan diiringi mantra Padmakumara.

Setelah Upacara selesai, Vajra Acarya menyampaikan ceramah dharma. Inti dari ceramah Beliau adalah :

Vajra Acarya memberikan sedikit info mengenai gerhana bulan yang terjadi pada tanggal 15 Juni 2011 kemarin. Jika pada saat gerhana matahari atau gerhana bulan itu adalah waktu yang paling bagus untuk melakukan sadhana. Vajra Acarya pernah mendengar dharmadesana Mahaguru yang mengatakan “Keluarkan Vajra Kila dari Kalacakra yang kamu punya dari altar saat gerhana matahari hadapkan ke matahari, saat matahari sangat hitam kamu visualisasikan Vajra Kila memancarkan cahaya dan berwujud seperti hidup memohon kepada Vajra Kila itu apa yang dicita – citakan segera terkabul, tapi tidak boleh untuk mencelakakan orang lain.”

Vajra Acarya menjelaskan barang persembahan untuk puja api homa. Kita mempersembahkan wijen hitam adalah untuk di persembahkan kepada dewa api (火天神) karena Dewa Api (火天神) paling suka sekali dengan wijen, kita memohon kepada dewa api untuk menyampaikan persembahan kita ini kepada Buddha Bodhisattva. Dewa api sebagai perantara karena kita mengunakan puja api homa, untuk merubah persembahan kita untuk di persembahkan kepada Yidam kita.

Kita mempersembahan wijen putih, wijen putih maksudnya memohon kepada para Dakini untuk membantu kita. Semoga apa yang kita cita – citakan dapat cepat dikabulkannya. Kemudian mempersembahkan Lima jenis kacang – kacangan (kacang putih, kacang merah, kacang kuning, kacang hitam, dan kacang hijau) yang melambangkan lima Buddha, melambangkan lima unsur, dan juga melambangkan bibit. Kacang – kacangan ini diharapkan semoga benih – benih yang baik dari lima penjuru segera berhasil atau berbuah dan di persembahkan kepada Panca Buddha, semoga Panca Buddha juga memberkati kita.

Mempersembahkan bunga, yang identik dengan kecantikan, selain itu juga agar menambah semua pahala atau rezeki. Kemudian persembahan dupa, untuk membersihkan karma buruk kita. Karena ketika di bakar, dupa akan terbakar habis, jadi semoga karma buruk kita juga seperti dupa yang menjadi abu.

Persembahan pelita, untuk menerangi pikiran kita, rezeki kita, bintang kita, jalan kita, dan semuanya menjadi terang. Persembahan Teh, jia kita minum teh, kita merasakan sebuah rasa teh, jadi sama saja dengan kita mendapatkan rasa Dharma, pencerahan Dharma.

Persembahan buah – buahan, semoga apa yang kita cita – citakan cepat berbuah, dan selamat. Kemudian persembahan makanan (biskuit, dll) semoga hasil atau pangan kita berlimpah. Persembahan Obat – obatan, semoga segala penyakit jauh dari kita, semoga semua makhluk itu sehat selalu, semua orang sehat, dan semua penyakit dapat di sembuhkan.

Setelah itu ada juga lima macam unsur lagi, kimcan yang melambangkan unsur emas. Putih melambangkan unsur kayu, jamur kuping. So-un melambangkan unsur air. Kulit tahu melambangkan api. Jamur batu, melambangkan tanah. Jahe melambangkan akar – akaran, garam melambangkan unsur dari laut. jika dari satu sampai delapan ini kita totalkan dalam ilmu Tao itu melambangkan 72 + 36 =108 melambangkan 108 macam persembahan. Penyusunannya harus demikian, tidak boleh terbalik.

Persembahan arak adalah untuk para jendral atau para Vajrasattva agar tubuhnya jadi kuat. Persembahan susu untuk membersihkan semua karma buruk kita, dan juga kita persembahkan susu ini kepada raja naga. Parfum untuk para dakini, memohon agar segera menghantarkan berita kita ini sampai ke tujuan yaitu kepada para Buddha atau kepada Yidam kita.

Vajra Acarya juga menjelaskan bahwa penghormatan kepada guru itu sangat penting, di dalam Tantrayana Zhenfo Zong, penghormatan pertama yaitu kepada Guru. Ketika pelimpahan jasa, kita melimpahkan jasa yang pertama kali adalah kepada Guru. Jika kita pelimpahan jasanya kepada Guru, maka para dakini akan mendengar dan langsung mengetahui, karena guru kita adalah Buddha, maka penyaluran jasa dari anda akan langsung terpantul kembali kepada anda. Saat menyalurkan jasa, memohon guru menetap itu juga memiliki pahala yang sangat besar, membuat kita bisa terlahir di alam Tusita. Karena Raja Indra pernah bersumpah, “barang siapa yang melakukan penyaluran jasa memohon Mahagurunya menetap, jika dia tidak dapat masuk ke Sukhavatiloka, maka dia akan saya terima di tempat saya.”

Upacara selesai dengan sukses dan sempurna berkat pancaran cahaya adhistana dari Mahaguru dan para Buddha Bodhisattva serta Dharmapala dan makhluk suci lainnya.

Terima kasih kepada seluruh teman – teman yang telah berpartisipasi dan mendukung suksesnya upacara ini. Semoga kita semua selalu diberkati oleh Mahaguru dan para Buddha Bodhisattva serta mendapat perlindungan dari Dharmapala dan makhluk suci lainnya.

Semoga Mahaguru selalu memutar roda dharma.

Om Mani Padme Hum.

Leave a comment

Your comment