Liputan dan Dokumentasi Upacara Pertobatan Raja Liang dan Ulka Mukhayoga Ksitigarbha

Temen – temen,
berikut ini adalah dokumentasi Upacara Pertobatan Raja Liang dan Ulka Mukhayoga Ksitigarbha

Liputannya adalah sebagai berikut

Tanggal 18 – 22 Agustus 2010, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya menyelenggarakan dua buah upacara besar dalam rangka bulan 7 imlek (chio ko/ phu tu). Upacara tersebut adalah Upacara Pertobatan Kaisar Liang dan Ulka Mukhayoga Ksitigarbha Bodhisattva. Upacara ini dipimpin oleh Vajra Acarya Lian Yuan dari, di dampingi oleh Dharmacarya (Taiwan), para Bhikkhu Lhama, Pandita Dharmaduta dan para Pandita Lokapalasraya. Upacara ini dihadiri oleh beberapa umat dari Medan, Cilacap, Linggau, Jakarta dan Palembang sekitarnya.

Rabu, tanggal 18 Agustus 2010, Pembukaan upacara Pertobatan Kaisar Liang di mulai pada pukul 19.30 WIB. Pada hari itu, Vajra Acarya baru saja pulang dari pembabaran dharma di Lubuk Linggau. Walaupun baru pulang, Vajra Acarya tetap saja kelihatan tidak capek dan tetap bisa memimpin Upacara. Semua umat sibuk mendaftarkan keluarga mereka baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal. Pada bulan 7 imlek ini, sangatlah baik jika kita mendaftarkan arwah penagih hutang, leluhur kita pada upacara yang ada penyeberangannya. Karena pada bulan 7 imlek ini, semua roh – roh diberi kesempatan untuk mengunjungi keluarganya yang berada di dunia. Banyak yang bilang bahwa bulan ke 7 imlek ini adalah bulan hantu, atau pada bulan ini pintu neraka dibuka sehingga para hantu berkeliaran, dll. Walaupun begitu, sungguh kesempatan ini kita tidak boleh lewatkan untuk mendaftarkan leluhur kita, karena hanya kita yang masih berada di dunia ini yang mampu membantu mereka membuat pahala atau menyeberangkan mereka.

Upacara di awali dengan prosesi penyambutan Vajra Acarya di iringi dengan pelantunan Mantra Hati Padmakumara. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu pendupaan. Setelah itu perkenalan Vajra Acarya dan para tamu dari luar kota, kemudian puja bakti dimulai dari mantra pembersihan hingga menjapa mantra Padmakumara putih “Om. Gu lu. Lian Sheng. Xi Di. Hum”. Setelah melafalkan mantra, mempersilahkan Vajra Acarya untuk mewakili umat mempersembahkan barang persembahan. Pada Bab 1 ini persembahannya adalah dupa.

Upacara Pembukaan Pertobatan Kaisar Liang (BAB 1) selesai dengan sempurna pada pukul 22.00 WIB. Semua umat rata – rata terlihat agak capek, walaupun begitu, umat tetap antusias mengikuti upacara pertobatan hingga akhir.

Kamis, 19 Agustus 2010, upacara pertobatan BAB 2 di mulai pada pukul 14.00 WIB. Pada hari ini pertobatan yang dilakukan di mulai dari BAB 2 sampai BAB 4. Persembahannya adalah Bab 2 mempersembahkan bunga, Bab 3 mempersembahkan lilin, dan Bab 4 mempersembahkan air.

Jumat, 20 Agustus 2010, upacara pertobatan BAB 5 di mulai pada pukul 14.00 WIB. Pada hari ini pertobatan yang dilakukan di mulai dari BAB 5 sampai BAB 7. Persembahannya adalah Bab 5 mempersembahkan buah, Bab 6 mempersembahkan makanan kering seperti roti, biskuit, dll, dan Bab 7 mempersembahkan sayur – sayuran.

Sabtu, 22 Agustus 2010, upacara pertobatan BAB 8 di mulai pada pukul 14.00 WIB. Pada hari ini pertobatan yang dilakukan di mulai dari BAB 8 sampai BAB 10 sebagai penutup. Upacara selesai pada pukul 21.00 WIB. Persembahannya adalah Bab 8 mempersembahkan batu permata, Bab 9 mempersembahkan kitab suci, dan Bab 10 mempersembahkan kain seperti pakaian, kain, dll. Upacara bab 10 merupakan penutupan dari Upacara Pertobatan Kaisar Liang yang ditutup dengan prosesi meninggalkan Bhaktisala.

Minggu, 22 Agustus 2010, Ulka Mukhayoga Ksitigarbha Bodhisattva di mulai pada pukul 13.00 WIB. Umat yang hadir pada upacara ini kurang lebih ada 250 orang. Upacara dimulai dengan prosesi penjemputan Vajra Acarya dan para pendamping upacara (Dharmacarya, rombongan para Bhikkhu Lhama, pandita dharmaduta, dan pandita lokapalasraya). Yidam dari Ulka Mukhayoga ini adalah Ksitigarbha Bodhisattva. Setelah melantunkan mantra Padmakumara sebagai permohonan agar para silsilah Zhen Fo Zong memberkati, dilanjutkan dengan melafalkan mantra hati Ksitgarbha Bodhisattva (嗡。哈哈哈。微三摩耶。梭哈Om Ha Ha Ha Wei San Mo Ye Suo Ha) sebanyak 108 kali. Kemudian memasuki samadhi, bervisualisasi Ksitigarbha Bodhisattva bersatu dengan Sadhaka, lalu memasuki Samadhi.Ksitigarbha Bodhisattva memancarkan cahaya memberkati. Setelah itu dilanjutkan dengan prosesi lainnya.Upacara selesai pada pukul 16.30 WIB. Vajra Acarya mewakili Maha Guru untuk memberi abhiseka pemberkahan Ksitigarbha Bodhisattva.
Selama upacara, inti dari ceramah Vajra Acarya adalah beliau menjelaskan bahwa pertobatan Kaisar Liang merupakan sebuah upacara pertobatan yang terbesar (sejarah terbentuknya upacara Pertobatan Kaisar Liang dapat di lihat di website vihara klik di sini). Kita melakukan pertobatan baik pertobatan Satya Buddha, Pertobatan Avalokitesvara Bodhisattva, Pertobatan Ksitigabrha Bodhisattva, dll semuanya sangat bagus untuk kita karena jika kita melakukan pertobatan dengan hati yang tulus dan sungguh – sungguh melakukan pertobatan dapat mengikis karma buruk kita.

Di dalam kitab pertobatan Kaisar Liang dari Bab 1 sampai Bab 10 dijelaskan bahwa bersarana kepada para Buddha manfaatnya adalah dapat membangkitkan Bodhicitta (Si Wu Liang Xing), membangkitkan Sad Paramitha (Liu Bo Luo Mi), iman kita menjadi kuat, tidak tergoyahkan, akan mendapat perlindungan dari para Buddha Bodhisattva serta para Dharmapala, kekuatan luar (mara) atau yang tidak baik akan jauh, dll. Sebuah Karma datang dari sebab dan akan hilang dari sebab (Perbuatan). Karma yang tidak baik seperti membalikan fakta (membalikkan hasrat, pikiran, bertemu mengatakan tidak bertemu, menjauh dari yang benar, mendekat ke hal yang jelek, menghindar dari 8 jalan utama, menjalankan 8 jalan yang salah, bukan sebuah Dharma tetapi mengatakan Dharma, sebuah Dharma tetapi dikatakan bukan Dharma, memandang orang rendah / meremehkan orang / sinis terhadap sesama, dll) dan Menghalangi orang untuk (mengambil sila, melatih iman, melatih prajna, membuat amal baik, mencapai kebuddhaan / yoga) merupakan karma buruk. Tetapi dengan mengikuti pertobatan dengan kekuatan sepuluh penjuru Buddha, Dharma dan kekuatan ikrar, dapat menyeberangkan umat, melindungi umat, karma buruk tersebut bisa terkikis sedikit demi sedikit.

Pahala / Gong De tidak bisa di ukur, tidak bisa di timbang, kekuatannya tidak dapat diutarakan dengan kata – kata atau bahasa. Bodhicitta melakukan pahala dengan satu hati memenuhi sepuluh penjuru Buddha. Bodhicitta membangkitkan keikhlasan hati, ketenangan hati, kegembiraan hati, membuat orang – orang tergugah, membantu segala terlindungi. Bodhicitta sama dengan hati Buddha. Bodhicitta dapat menggugah hati para Dewa, Arahat, dan Buddha Bodhsiattva.

Jangan meremehkan perbuatan kebajikan yang sedikit, diumpamakan seperti setitik air bisa menjadi lautan yang luas apabila dikumpulkan. Demikian juga jangan menganggap remeh perbuatan jahat yang kecil tidak akan berdosa, dari sedikit dikumpulkan menjadi banyak akan merusak tubuh. Jika tidak ada sebab maka pasti tidak ada akibatnya. Lakukanlah perbuatan baik semampu kita mulai dari sekarang, jika tidak kita lakukan, maka setelah meninggal nanti kita pasti akan menyesalinya.

Berbuat amal jangan melihat orang lain, menunggu orang lain atau mempunyai perasaan berbeda. Contoh : dia tidak beramal maka kita juga tidak beramal, dia tidak berbuat maka kita juga tidak berbuat. Perbuatan tersebut berdasarkan dari emosi dan kesombongan belaka. Masih banyak lagi berbagai penjelasan – penjelasan dari kitab Pertobatan Raja Liang yang tidak dapat disebutkan semuanya.

Upacara Pertobatan Kaisar Liang dan Ulka Mukhayoga berjalan dengan sukses dan sempurna berkat pancaran Cahaya Adhistana dari Maha Guru dan Para Buddha Bodhisattva.

Terima kasih kepada seluruh umat yang telah berpartisipasi dan mendukung suksesnya kedua upacara ini.

Om Mani Padme Hum

Leave a comment

Your comment