Liputan dan Dokumentasi Rangkaian Kegiatan dan Upacara Menyambut hari Trisuci Waisak 2557 BE Mei 2013
Temen – temen, Amituofo
Berikut ini adalah Video Dokumentasi dari Liputan dan Dokumentasi Rangkaian Kegiatan Menyambut hari Trisuci Waisak 2557 BE Mei 2013 :
Liputannya adalah sebagai berikut :
Waisak atau Waisaka merupakan hari suci agama Buddha. Dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu :
- * Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini
- * Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodhgaya) pada usia 35 tahun
- * Buddha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun
Tiga peristiwa ini dinamakan “Trisuci Waisak”.
Pada tahun 2013, waisak jatuh pada tanggal 25 Mei 2013, dimana detik waisaknya pukul 11.24:39. Setiap umat Buddha pasti akan merayakannya.
Tahun 2013 ini, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya (VVBS) menyelenggarakan beberapa kegiatan dan Upacara untuk menyambut hari Trisuci Waisak 2557 BE. Antara lain Upacara Api Homa Pemberkahan Sakyamuni Buddha, prosesi mandi Rupang, puja bakti menjelang detik waisak dan pemasangan pelita suci.
Jumat, 17 Mei 2013 pukul 7 malam diadakan Upacara Api Homa Pemberkahan Sakyamuni Buddha (bertepatan dengan Hari Suci Sakyamuni Buddha). Upacara ini dipimpin oleh V.A Lian Yuan. Upacara ini dihadiri oleh kurang lebih 250 umat.
Visualisasi Sakyamuni Buddha adalah : Bervisualisasi di atas samudera, langit cerah tanpa awan, Cakra Chandra muncul dari permukaan Samudera, ditengah Cakra Chandra terdapat bijaksara Bhah (Phu) berwarna putih, memancarkan Maha Cahaya Putih yang terang benderang. Bijaksara Bhah yangberada ditengah Cakra Chandra berputar searah jarum jam, berubah menjadi Sakyamuni Buddha dengan wujud yang Sempurna. Bervisualisasi Cakra Kening Sakyamuni Buddha memancarkan cahaya putih menyinari dahi kita. Cakra Tenggorokan Sakyamuni Buddha memancarkan seutas sinar merah menyinari tenggorokan kita, dan Cakra Hati Sakyamuni Buddha memancarkan sinar biru menyinari cakra hati kita, demikianlah Tri Cahaya melebur di dalam Lahir Batin kita. Mengundang Adinata Sakyamuni Buddha ‘Memasuki Diriku’. ZHA, HUM, BAN, HUO. Diri sendiri dan Adinata Sakyamuni Buddha menjadi satu yang tiada berbeda. (Pada saat ini, terlepas dari Visualisasi yang kita lakukan jelas atau tidak, yang terpenting adalah kita sudah berusaha bervisualisasi sejelas mungkin dan di dalam diri kita ada Motivasi “Saya adalah Sakyamuni Buddha”). Untuk mantra dari Sakyamuni Buddha 南摩。三滿多。母陀南。縛 (Namo San man duo Mu tuo nan pho). Download di sini.
Selesai upacara, V.A Lian Yuan menyampaikan ceramah Dharma Beliau. Hari ini diadakan puja api homa Sakyamuni Buddha di bulan 4 imlek dimana merupakan Bulan Suci Waisak. Agama Buddha setelah keluar dari India dibagi menjadi dua yaitu selatan dan utara. Di China (utara), penetapan dari utara bahwa hari suci waisak di bulan 4 imlek tanggal 1 sampai akhir bulan (pilih salah satu hari) untuk merayakan waisak. Hari suci Sakyamuni Buddha bertepatan dengan tanggal 8 bulan 4 imlek. Di indonesia digunakan penetapan aliran selatan dimana ditetapkan bahwa hari Trisuci Waisak bertepatan dengan bulan purnama (kurang lebih jatuh di tanggal 15 bulan 4 imlek). Mahaguru mengatakan penetapan dari kedua aliran ini semuanya benar dikarenakan ditetapkan oleh umat manusia. Di dalam kitab suci tertulis hari Waisak merupakan Trisuci Waisak yaitu Sakyamuni Buddha lahir, mencapai penerangan dan parinibhana di satu hari yang sama kurang lebih tanggal 15. Dalam film cerita Sakyamuni Buddha biasanya dikatakan malam purnama artinya bulan dalam kondisi bulat penuh di malam hari. Tetapi sekarang dihitung dengan teknologi terkadang tanggal 15 bulan tidak membentuk bulat penuh. Kadang – kadang juga bulan dalam bentuk bulat penuh di siang hari. Identik manusia beranggapan bahwa bulan terlihat pada malam hari. Seperti tahun ini, detik waisak jatuh pada jam 11.24:39. Dalam kondisi jam tersebut kita tidak bisa melihat bulan. Detik waisak tersebut telah dihitung, setiap tahun tidak jatuh pada jam yang sama.
Saat detik waisak tiba, biasanya ritual di Borobudur melakukan meditasi, karena saat detik tersebut paling bagus melakukan meditasi. Karena bulan, matahari dan bumi berada di satu garis yang lurus sehingga menimbulkan energi yang kuat. Saat V.A Lian Yuan berkunjung ke pontianak kota sintang di bulan Mei, bukan saat purnama Siddhi. Disana terdapat tugu Khatulistiwa, saat itu kita berdiri di sana, bayangan kita tidak ada dan saat itu udara berubah menjadi panas, dan apabila kita melakukan meditasi, energi yang terpancarkan kuat sekali.
Apabila kita tidak partisipasi dalam detik waisak sungguh sayang sekali. Karena pada saat itu kita berkonsentrasi, dan pikiran kita terpusat, maka bisa mencapai kontak batin saat itu.
Vajra Acarya juga menyampaikan, ada yang bertanya kepada Beliau, mengapa kita menjadi donatur tidak mendapatkan apa – apa? (tidak mendapatkan apa – apa dalam arti tidak mendapatkan barang, dll). Vajra Acarya mengatakan, anda sendiri yang mengatakan tidak mendapatkan apa – apa maka pasti tidak akan mendapatkan apa – apa. Justru kita tidak mendapatkan barang maka kita mendapatkan pahala yang tidak terhingga (Anumodana) dari berdana tersebut. Artinya kita berdana dengan tidak mendapatkan barang atau balasan. Jangan berpikir bahwa kita menginginkan barang tersebut maka menjadi donatur, maka pahala anda hanya sebanyak barang yang telah diberikan kepada anda sebagai balasan menjadi donatur. Jadi intinya kita janganlah berpikir ingin menjadi donatur karena ingin mendapatkan balasan atau tanda terima kasih telah menjadi donatur, tetapi kita harus berpikir bahwa kita setulus hati berdana kepada vihara, itu lah Anumodana (pahala yang tak terhingga).
Dalam kesempatan ini Vajra Acarya Lian Yuan juga menjelaskan sekilas mengenai Pindapata. Di aliran Theravada pada saat Waisak, dilaksanakan Pindapata dimana kita berdana kepada para Bhikkhu saat hari waisak. Ada yang berdana uang, dan juga ada yang berdana keperluan sehari – hari atau obat – obatan. Ini juga merupakan sebuah pahala yang tak terhingga. Berdana kepada para Bhikkhu seperti berdana kepada Sakyamuni Buddha.
Minggu, 19 Mei 2013 jam 2 siang, Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya mengadakan prosesi Mandi Rupang. Umat yang hadir kira – kira ada 300 orang. Upacara dimulai, Lagu “Pendupaan” mengiringi Vajra Acarya Lian Yuan saat mempersembahkan dupa kepada para Buddha Bodhisattva, Dharmapala serta makhluk suci lainnya. Upacara dimulai dengan pelafalan mantra pembersihan hingga mantra Padmakumara untuk memohon silsilah kepada Mahaguru. Kemudian melafalkan mantra Sakyamuni Buddha dan juga melafalkan sutra yi fo gong de jing hingga mantra Paripurna.
Sebelum prosesi mandi rupang dilaksanakan, Vajra Acarya menyampaikan ceramah Dharma. Intinya adalah Vajra Acarya sekali lagi menjelaskan mengenai Pindapata. Dalam Tantrayana Satya Buddha jarang mengadakan Pindapata, di aliran lain setiap waisak menyelenggarakan Pidapata dimana mempersembahkan persembahan (obat, pakaian, kebutuhan sehari-hari,dll) kepada Bhikkhu. Dulu dalam Tantrayana Satya Buddha yang ingin menjadi Bhikkhu itu sedikit, sedangkan di aliran lain itu banyak bahkan ada bhikkhu sementara (Samanera / Samaneri), dimana mereka berlatih menjadi Bhikkhu. Tetapi di dalam Tantrayana tidak ada pelatihan menjadi Bhikkhu. Di negara Thailand, anak kecil apabila sudah berumur 17 tahun maka orang tua mereka mengharuskan anaknya untuk ke vihara berlatih menjadi Bhikkhu selama 3 bulan. Setelah selesai pelatihan, boleh kembali menjadi umat biasa.
Di Indonesia cara Pindapata yaitu, setelah melakukan puja bakti semua bhikkhu keluar membawa pata (seperti mangkuk) kemudian berkeliling di sekitarnya untuk menerima persembahan. Di Taiwan cara Pindapata yaitu umat beramai – ramai memberi persembahan dengan menjamu para Bhikkhu dan memberikan persembahan lain berupa barang atau lainnya dalam sebuah perjamuan perayaan waisak. Di dalam taiwan, umat Buddha sangat suka melakukan Pindapata, dikarenakan pada saat itu lah semua Bhikkhu berkumpul kemudian umat tersebut bisa langsung mempersembahkan persembahan kepada para Bhikkhu tersebut. Jadi apabila ada 1000 Bhikkhu, mereka bisa mempersembahkan kepada 1000 Bhikkhu tersebut.
Setelah itu Vajra Acarya menjelaskan mengenai prosesi mandi rupang. Ada beberapa aliran Buddhis yang tidak melakukan proses Mandi Rupang. Asalnya prosesi Mandi Rupang ini adalah ketika Sang Buddha menjelang Parinibana, semua murid khawatir apa yang harus mereka lakukan setelah Buddha Parinibana. Sebenarnya Sang Buddha Parinibana adalah menunjukkan kepada semua bahwa ketidakkekalan manusia dimana lahir, tua, sakit, menderita dan meninggal. Saat Buddha menjelang Parinibana, walaupun kondisi tubuh Beliau tidak kuat lagi, tetapi Buddha tetap membabarkan Dharma, tetapi sambil berbaring (lihat di gambar). Dalam ceramah Beliau memberitahu bagaimana melakukan persembahan. Zaman dulu persembahannya berupa biji-bijian atau gandum atau wijen, dll. Sampai di Tibet persembahan Biji-bijian atau gandum tersebut dibentuk menjadi Toma dan setiap persembahan terdapat makna-nya.
Selain persembahan makanan atau biji-bijian, juga bisa mempersembahkan minyak wangi atau sejenis tumbuh – tumbuhan yang bisa membersihkan badan. Maksud mempersembahkan sabun adalah membersihkan semua karma buruk di tubuh kita. Selain mempersembahkan, juga bisa menyebut nama Buddha, melakukan mawas diri.
Prosesi mandi rupang ini sangat bagus apalagi untuk yang melatih diri karena selain bisa memohon Buddha memberkati kita agar karma buruk kita hilang dan bisa berhasil dalam melatih diri. Untuk anak kecil agar terhindar dari penyakit dan mendapatkan pemikiran yang cemerlang.
Sabtu, 25 Mei 2013 pukul 10.30 WIB Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya mengadakan puja bakti menyambut detik waisak. Tahun 2013 ini detik waisak jatuh pada pukul 11.24:39. Tahun ini Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya selain mengadakan puja bakti, juga mengadakan pemasangan pelita suci. Temen – temen yang telah berpartisipasi, semuanya telah di proses. Sebelum puja bakti dimulai, satu persatu umat hadir memadati ruang bhaktisala. Terlihat ada umat yang sedang mendaftar pelita, kemudian membeli persembahan, dll. Pukul 10.30 WIB puja bakti dimulai. Dari Mantra pembersihan hingga mantra Padmakumara. Kemudian bervisualisasi Sakyamuni Buddha dan melafalkan mantra Sakyamuni Buddha. Kemudian tepat pukul 11.24 dilakukan meditasi bersama. Setelah meditasi, Bhikkhu Lhama Lian Xia memandu umat untuk mengelilingi vihara sambil melafalkan Nama Sakyamuni Buddha (Na Mo Ben Shi Shi Jia Mou Ni Fo / 南無本師釋迦牟尼佛). Setelah puja bakti selesai, melantunkan puji – pujian waisak.
Minggu, 26 Mei 2013 Muda mudi Vihara Vajra Bhumi Sriwijaya melangsungkan kegiatan lomba dalam rangka memperingati hari Waisak. Lomba tersebut antara lain lomba cepat tepat, lomba pos yaitu lomba tebak gambar, menjawab pertanyaan dan lomba menyusun huruf. Anak – anak yang mengikuti lomba kurang lebih ada 30an orang. Semua senang berpartisipasi lomba tersebut.
Seluruh kegiatan waisak telah selesai dengan sukses dan sempurna berkat pancaran cahaya adhistana dari Mahaguru dan para Buddha Bodhisattva. Terima kasih kepada teman – teman yang telah berpartisipasi dan mendukung seluruh kegiatan waisak ini.
Semoga anda semua selalu diberkati oleh Mahaguru dan para Buddha Bodhisattva, para Dharmapala serta Makhluk Suci lainnya
Om Mani Padme Hum
Informasi terkait :
Untuk download Mantra Sakyamuni Buddha beserta bulatan penjapannya, silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/lainnya/download/mantra/
Untuk download Screen Saver Sakyamuni Buddha beserta bulatan penjapannya, silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/multimedia/gratis-screen-saver-sakyamuni-buddha/
Untuk download music mantra dan lagu Buddhist silahkan ke sini :
https://www.shenlun.org/gallery/musik/
Informasi lainnya :
https://www.shenlun.org
http://blog.shenlun.org
Om Mani Padme Hum.